@Choco_late🍫
Chapter 3
_'Sial, Naya baper_****
Selepas pelajaran terakhir selesai. Waktu yang di tunggu tunggu pun tiba. Yaps! Pulang. Satu kata yang dapat membuat para murid heboh karenanya.
Begitu pula dengan dua gadis ini. Siapa lagi jika bukan Naya dan teman 'laknatny terra. Sepanjang perjalanan menuju parkiran tidak henti-hentinya terra membujuk Naya dan meminta maaf padanya. Sedangkan Naya hanya bersikap cuek dan pura pura tidak melihat keberadaan terra.
"Sorry nay, nggak-nggak lagi deh gue ambil barang kesayangannya Lo". Terlihat terra dengan wajah memelasnya. Naya ingin tertawa saat melihat wajah terra, tapi karena ia sedang dalam 'mode ngambek sekarang. Jadi mati-matian Naya berusaha untuk menahan tawanya.
"Nay, maafin gue ya". Bujuk terra
Terra terus saja mengoceh meminta maaf padanya. Segala rayuan dan gombalan', sudah terra keluarkan. Tapi tetap saja Naya seakan marah besar pada terra. Membuat terra merasa semakin merasa bersalah karenanya.
"Nay, Lo beneran nggak mau maafin gue nih". Ujar terra dengan mata berkaca kaca, terra takut Naya akan membencinya dan pergi meninggalkannya. Karena Naya adalah teman sekaligus sahabatnya waktu SMP dahulu.
Naya sebenarnya masih kesal dengan terra. Tapi ia juga tak tega melihat terra yang ingin mengeluarkan air matanya. Naya berbalik menuju terra yang tertinggal di belakangnya. Dan memeluk tubuh sahabatnya itu.
"Gue maafin Lo kok Ter, mana bisa gue diemin sahabat 'terkonyol gue ini". Ujar Naya sembari memeluk tubuh terra.
Dengan wajah yang sudah banjir air mata terra mengangkat kepalanya dan menatap Naya." Beneran Lo udah maafin gue?". Tanya Naya sesegukan.
Naya balas tersenyum." Udah Ter, loh mah nggak percayaan".
"Ikhlas kan, nanti cuman omongan lo doang". Ungkapnya sembari menghapus air matanya.
Naya merasa jengan dengan sikap terra. Ia memutar bola matanya malas. "Ya ikhlas lah 'dodol". Kesal Naya dan memberikan tepukan mautnya pada terra.
Terra meringis menahan sakit, benar benar kekuatan Naya tidak perlu di ragukan. Terra meratapi nasibnya selalu saja ia yang harus merasakan tepukan maut dari Naya. Kasihan!
****Selepas menyelesaikan perkara benda kesayangan Naya tadi. Sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Naya. Memang jalan rumah terra dengan Naya berbeda, hanya saja masih satu arah.
Sesekali candaan terra menimbulkan tawa merdu milik Naya. Sepanjang perjalanan hanya di dominasi oleh suara terra yang selalu saja mengeluarkan tebakan tebakan aneh menurut Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity [On Going]
Teen FictionBRAKK... "Aww..". Ringisnya. Naya yang belum sepenuhnya sadar berada di atas tubuh orang itu, hanya bisa meringis menahan sakit di dahinya karena terbentur dengan hidung orang yang di tindihnya itu. "Aduh, sakit banget dahi gue, lecet nih kayaknya"...