9. Permintaan maaf Naya~

40 7 0
                                    

@Choco_late🍫

Chapter 9.
_Permintaan maaf Naya_

_Permintaan maaf Naya_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Lagi lagi saat Naya ingin mengetikkan sesuatu untuk El. Tiba tiba dari arah luar terdengar suara bunda Ami yang memanggilnya, Yang malah membuat Naya mengurungkan niatnya untuk men--chat El saat ini. Mungkin nanti saja ia mengirim pesan permintaan maafnya kepada El. Saat ini lebih baik Ia  menyelesaikan urusannya yang lain dulu.

"Iya Bun bentar". Ujarnya dan beranjak dari tempat tidur.

Naya membuka pintu kamarnya, dan langsung disuguhkan dengan bunda Ami yang sudah berdiri di depannya, sambil bersedekap dada. "Pulang sekolah bukannya makan!. Bunda udah nungguin dari tadi dibawah". Geram bunda Ami menatap kesal sang anak.

Naya hanya cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, berusaha menghilangkan hawa intimidasi dari bundanya. "Iya Bun, Anna tadi lagi ada tugas buat besok jadi lupa buat sarapan". Bohongnya, nggak mungkin kan Naya mengatakan tentang perkara dirinya dan El saat ini.

"Yaudah ayok turun, sekalian temuin papa". Ucap bunda, fyuh! untung bundanya yang cantik jelita ini, percaya.

"Sip bun, Anna ganti baju dulu". Bergegas Naya menutup pintu kamarnya, dan segera mengganti seragamnya kini dengan baju kaos berwarna 'tosca, dan celana pendek hitam selutut.

Naya harus cepat cepat turun kebawah. Takutnya 'khodam bundanya malah keluar. 'Kan nggak lucu!.

****

Selepas makan bersama tadi, dengan ayah Afdhan dan bunda Ami. Kini Naya sudah kembali berada di kamarnya.

Sebenarnya tadi juga pertemuan terakhir Naya dengan ayahnya. Karena ayah Afdhan akan kembali masuk kerja, tepatnya di bandung. Ya! Ayah Afdhan mempunyai perusahan kecil di bandung, perusahaan yang beberapa bulan terakhir ini menyita waktunya, untuk bertemu keluarga.

Setelah sarapan tadi ayah langsung pamit untuk pergi, tak lupa juga ia meninggalkan beberapa nominal uang, untuk keseharian Naya dan bunda Ami. Walau sebenarnya ia bisa saja mentransfer uang itu ke rekening bunda.

Naya melepas kepergian ayahnya, dengan memeluk tubuh berjasa itu erat. Sebenarnya Naya ingin ayahnya berlama lama disini. Kembali mengukir kenangan bersama, dan suasana yang jarang di rasakan. Tapi ia tidak bisa menolak jika ayahnya selalu menjadikan pekerjaan menjadi alasannya. Jadi dengan berat hati Naya membiarkan ayahnya untuk pergi, toh! Ini juga demi dia, demi dapat membuatnya tidak merasakan kekurangan.

Sekarang Naya disini, dikamarnya yang bernuansa putih ini. Naya duduk di atas kasur masih dengan ponsel di genggamannya. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 17.35, dan Naya masih ragu untuk mengirimi pesan pada El.

Felicity [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang