4. Hukuman dari Bu dewi~

89 6 1
                                    

@Choco_late🍫

Chapter 4.
_Hukuman dari Bu Dewi_

_Hukuman dari Bu Dewi_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

kembali ke rutinitas kehidupan. Kilauan mentari seakan mengusik raga. menyusuri setiap celah celah yang di kenainya.

Suasana pagi dengan hawa sejuk yang menerpa kulit, seakan menghipnotis para khalayak untuk tetap berada dalam kungkungannya.

Pagi ini Naya sudah terlihat rapi dengan seragam SMA Bayangkara yang melekat sempurna di tubuh rampingnya. Dengan gaya rambut yang di kuncir rapi.  Lalu Menambahkan sedikit 'lip blam' pada bibirnya agar tidak terlalu kelihatan pucat. Dan sedikit semprotan farfum, agar terasa segar.

Menuju lantai bawah untuk menemui Ibundanya--'bunda Ami.
Saat ini Naya hanya tinggal berdua, di tambah dengan Art bundanya.  Sang ayah--' Afdhan, sedang pergi keluar kota untuk mengurusi pekerjaannya. Dan kadang hanya pulang lima hari dalam waktu satu bulan, akibat pekerjaan yang menyibukkan dirinya.

Naya tidak masalah, selagi masih memiliki bundanya yang super cerewet, Naya tidak akan merasa kesepian, dan malah terkadang ayahnya sering melakukan vidcall untuk menemaninya tidur.

Setelah Sampai di lantai bawah. Terlihat Ami--ibunda Naya sudah duduk di meja makan dengan sebuah buku di tangannya. Sepertinya ia telah menanti kedatangan Naya sedari tadi.

"Pagi Bun". Sapanya sembari mengecup singkat pipi sang ibunda.

"Pagi juga sayang, udah mau berangkat? Yuk sarapan dulu".

Meraih kursi kosong di samping bundanya. " Iya ini mau berangkat Bun, sekalian sarapan dulu". Ujarnya lalu mengambil sepiring nasi dengan sepotong daging ayam yang telah di lumuri dengan sambal hijau kesukaannya.

"Nanti berangkatnya bareng terra lagi?" Tanya bunda Ami sesekali mengalihkan pandangan dari buku yang sedang di bacanya kini.

Naya menganggukkan kepalanya." Iya Bud, kan bunda tau sendiri Naya kemana mana pasti bareng terra terus". Jawabannya sambil terus mengunyah.

"Iya juga sih".

Tiba tiba bunyi klakson motor dari arah luar rumah, membuyarkan obrolan antara ibu dan anak ini.
Dan Naya sangat hapal dengan bunyi klakson sepeda motor itu.

"Bun, Anna berangkat dulu, tuh ojeknya udah datang". Kekehnya lalu berdiri dari duduknya dan menyalami tangan bunda Ami.

"Iya, hati hati bilang sama terra jangan kebut kebutan".

"Sip bun, Assalamualaikum". Naya berlari kecil menuju ke luar rumah tempat terra menantinya.

Bunda Ami hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anak semata wayangnya itu."Waalaikum salam". Jawabnya dan kembali membaca buku tebal dihadapannya.

Felicity [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang