Bab. 8

73.3K 6.2K 41
                                    

"Minggu depan kakak ada rencana camping bareng anak-anak, kamu mau ikut enggak?" Tanya Dityana.

Arelia yang seperti biasa tengah mengelap gelas basah membalikkan tubuhnya. "Camping? Dimana?"

"Tempat camp biasa. Enggak niat banget sih tapi lumayan buat refreshing."

"Kak Ditya bayarin ya?" Arelia nyengir.

Dityana terkekeh sambil mengusap pucuk kepala Arelia gemas. "Kalau mau ajak temen kamu sekalian, soalnya enggak ada anak cewek lain nantinya."

Arelia mengangguk. Nanti dia akan mengajak Alexa. Tiba-tiba dering ponsel menyentak keduanya, Arelia buru-buru merogoh saku celana jeans-nya dan mengernyit saat ternyata Axelle lah yang menelpon.

"Halo, Abang," sapanya.

"Abang siapa?" Dityana tiba-tiba ikut nimbrung dengan tampang curiga, yang dibalas senyuman kikuk Arelia. Bagaimanapun Arelia sangat tahu tabiat posesif Dityana yang sudah kelewat batas jika menyangkut lelaki yang mendekatinya. Ditambah dia memang belum sempat memberitahu kakak sepupunya itu perihal hubungannya dengan Axelle.

"Kamu sama siapa?" Di seberang sana Axelle sontak bertanya setelah mendengar suara Dityana. Dari nadanya sih sepertinya laki-laki itu tengah... marah?

Arelia menatap Dityana yang mendelik marah padanya lalu kembali melontarkan pertanyaan pada Axelle. "Iya, Abang?"

"Saya dengar suara laki-laki, kamu dimana?"

"Ah, aku lagi di cafe–nya Kak Ditya."

"Share lokasi kamu, saya kesana sekarang!"

Tanpa menunda waktu Arelia segera mengirim lokasinya pada Axelle. Baru setelahnya Arelia kembali memfokuskan diri pada Dityana yang masih setia menatapnya dengan tajam. Entah mengapa Arelia merasa kalau dia akan mendapat masalah setelah ini.

"Siapa?" Dityana kembali mengulangi pertanyaannya. Duh, bahkan nadanya saja sudah dingin begitu.

Arelia menggigit bibir bawahnya gugup. "Bang Axelle, Abangnya Alexa."

"Ngapain dia telpon kamu?" Ketusnya.

"Mau jemput..."

Dityana mengernyit bingung. "Emang kalian mau ngapain? Kamu ada janji bareng Alexa? Arelia menggeleng, masih tak berani bersuara. "Terus? Axelle itu siapanya kamu? Selain Abang Alexa."

"Hmmm, pacar mungkin."

"Kok mungkin?"

"Ya gitu," cicit Arelia dengan kepala tertunduk.

Dityana menghela nafas berat mendengar jawaban Arelia yang tak pasti. "Dia gimana?"

"Baik."

"Kamu itu ada orang pasti dikata baik. Ini nih yang Kakak suka khawatir, kamu itu terlalu gampang percaya sama orang padahal belum kenal baik.”

"Dia beneran baik kok, Kak."

"Enggak percaya Kakak sama kamu. Kakak harus lihat sendiri nanti."

Dan begitulah semuanya berawal. Arelia memandang pintu cafe dengan resah, terutama dengan sikap siaga Dityana yang sudah seperti ingin menonjok orang. Makanya saat Arelia mendapati kalau Axelle sudah ada disana, gadis itu buru-buru menghampiri kekasihnya dengan raut cemas. Tanpa sadar Arelia bergerak memblokir tubuh Axelle dari pandangan Dityana yang sudah seperti menusuknya.

Axelle mengulas senyum namun sedetik kemudian laki-laki itu mendongak. Arelia tentu saja ikut memutar tubuh dan ternyata Dityana sudah ada di hadapan mereka. Kedua laki-laki itu saling melempar sinisan, bahkan semakin bertambah saat Dityana mendapati kalau kedua lengan Axelle penuh dengan tato.

Strawberry Mojito (Open Pre-order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang