BAB. 10

70.7K 5.8K 12
                                    

Malam pun tiba.

Seperti kegiatan camping biasanya, mereka mengisi malam yang dingin dengan memanggang daging dan aneka seafood yang Ditya bawa secara khusus. Memang sih agak aneh, siapa juga yang pergi camping dengan sekotak bahan makanan yang setara dengan di restoran. Tapi toh mereka memang tidak niat-niat banget untuk camping ala pecinta alam yang sesungguhnya, dimana mereka hanya mengandalkan sumber daya alam yang ada termasuk untuk makanan.

Anggap saja ini sebagai camping vvip.

Sejak tadi para lelaki sudah sibuk bahu membahu berbagi tugas. Dityana selaku pemilik cafe sudah jelas menjabat sebagai koki pribadi mereka, ditemani Axelle. Dan yang lainnya membagi tugas mulai dari menjaga api unggun agar tetap menyala, mengipasi panggangan dan yang lainnya.

Sedang Alexa dan Arelia bertugas leha-leha.

Alexa bahkan sedang anteng tiduran di atas karpet yang sengaja digelar di samping api unggun sembari live di media sosialnya. Sama halnya dengan Arelia yang amat santuy menyemil sebungkus keripik singkong sambil sesekali mengecek pekerjaan orang lain.

"Kamu tuh, Kakak kaget banget waktu lihat kamu datang bareng cowok. Ehh katanya pacar. Sakit hati dong padahal Kakak udah berharap." Tiba-tiba Sefa ikut duduk di sampingnya dengan raut sedih yang dibuat-buat, sontak membuat Arelia terkekeh geli.

Sefa itu sahabat Dityana sejak SMA dan Arelia sendiri sudah menganggap laki-laki itu sebagai kakaknya sendiri.

"Wus, sembarangan. Pacar kakak mau dikemanain tuh?"

"Udah putus."

Arelia mendelik tak percaya. "Hah, serius?! Kok bisa ihh padahal kalian mesra banget kalau aku lihat."

"Waktu siapa yang bisa tahu sih Lia." Sefa menepuk kening Arelia. "Jadi kalau kamu minat hubungi kakak ya."

Arelia langsung tertawa mendengarnya. "Ihh, udah kayak ngobral barang aja."

"Tapi lucu 'kan ya?" Tanyanya sembari membuat gestur hati dengan tangannya.

Arelia mengangguk-angguk setuju. Sefa itu memang lucu. Tipe laki-laki humoris yang membuat banyak orang nyaman bersamanya, itu juga alasan kenapa Arelia bisa sangat akrab dengannya daripada teman Ditya yang lainnya.

***

Axelle memicing sipit tak suka melihat pemandangan yang tersuguh di depannya. Terutama saat gadisnya itu tengah terbahak bahagia bersama laki-laki lain. Sedangkan dia malah harus terjebak bersama asap panggangan yang membuat matanya perih. Axelle seharusnya ada disana, bermesraan bersama kekasihnya.

Sejak tadi siang Axelle sudah mati-matian menahan diri untuk menghampiri Arelia karena Dityana terus saja mengawasi gerak-gerik. Dan dia juga tidak ingin membuat masalah dengan sepupu kekasihnya itu yang malah bisa membuat Arelia berujung marah padanya. Axelle harus membuktikan diri kalau dia memang pantas untuk Arelia.

Namun jika dia terus ditahan seperti ini ujung-ujungnya kesabarannya malah yang tersiksa.

Axelle bahkan hampir mengumpat keras saat laki-laki itu menyentuh kening Arelia dengan lancangnya. Demi apapun Arelia hanya miliknya dan tak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya selain dirinya!

"Ada yang cemburu nih," tiba-tiba Alexa datang dan mencubit lengan Axelle.

Axelle menoleh dengan pandangan malas, sama-sekali tidak tertarik dengan godaan adiknya. Mendengus, Axelle kembali menyibukkan dirinya untuk memanggang daging ayam meski dengan pikiran kalut.

"Abang tenang aja, itu temennya Kak Ditya aku juga kenal kok," jelas Alexa.

Lalu kenapa kalau dia temannya Ditya, yang notabennya sepupu Arelia?! Mereka tetap laki-laki yang memiliki kesempatan untuk menggoda kekasihnya. Axelle mengatupkan rahangnya, mencoba menahan diri untuk tidak menghambur kesana dan menarik Arelia menjauh dari para ngengat penggoda.

"Abang lucu banget sumpah!" Alexa terbahak geli. Namun sebagai seorang adik yang baik dia tetap akan membantu Axelle. Gadis itu berteriak pada Arelia. "Are, mau barbeque enggak?!"

Dan berhasil Arelia langsung menghampirinya dengan antusias. "Mau."

Namun bukannya menghampiri Axelle yang sudah menatapnya dengan penuh harap, Arelia malah berjalan ke sisi lain sebelum akhirnya memeluk Dityana manja. "Kak Dit, mau cumi."

Tentu saja Axelle jelas tercengang. Sekali lagi dia diabaikan. Sedangkan Alexa sudah jatuh terduduk karena tak kuasa menahan tawa. Sungguh ekspresi Axelle itu loh sudah seperti orang kehilangan uang seratus miliyar.

Disisi lain Dityana dan Arelia masih anteng berpelukan. Dityana bahkan mengecup samping kepala Arelia penuh sayang, tak menyadari kalau ada bahaya yang berdiri tak jauh darinya. "Belum mateng, ada juga sosis. Mau?"

Arelia menggeleng sambil menyengir. "Mau cumi aja."

"Tunggu bentar ya, sebentar lagi kok."

Arelia mengangguk menurut.

Alexa yang sekarang sudah berhasil melerai tawanya kembali berdiri, namun hampir kembali terbahak saat melihat raut wajah Axelle. Laki-laki itu benar-benar dilanda cemburu buta, Alexa bahkan bisa melihat urat-uratnya yang menonjol.

Tapi dia tidak bisa diam saja. Alexa tahu bagaimana tabiat Abangnya, Axelle diam bukan berarti dia memaklumi keadaan. Alexa bahkan tak bisa membayangkan bagaimana jika Axelle lepas kendali. Tak ingin suasana menjadi kacau Alexa lalu menghampiri Arelia dan menarik paksa gadis itu.

"Are, mau sayap ayam enggak? Bang El yang panggang, enak banget loh!"

Arelia mengerjap, akhirnya memusatkan atensinya pada Axelle. Gadis itu berjalan menghampiri Axelle, memiringkan kepalanya saat melihat gerakan Axelle yang tampak terlatih memanggang ayam.

"Wah, Abang juga bisa bakar ayam." Arelia mencomot secuil daging sayap ayam yang sudah matang, mengerang puas saat rasa lezat itu meleleh di lidahnya.

Axelle mengangguk, untuk pertama kalinya kembali mengulas senyum. Dan orang yang paling bahagia melihatnya jelas adalah Alexa. Karena pada akhirnya dia bisa terhindar dari bencana.

"Mau lagi?" Tawar Axelle.

Namun belum sempat Arelia menjawab suara Dityana sudah kembali mengganggu keduanya.

"Lia, ini cuminya!"

Arelia spontan berseru senang, berbalik dan kembali meninggalkan Axelle begitu saja. Membuat sepasang saudara itu kembali tercengang tak percaya.

Alexa melirik Axelle lalu meratap frustasi. Oh Tuhan, jangan buat Axelle lepas kontrol. Kalau tidak dia tidak berjanji Arelia akan mampu menghadapi Abangnya kali ini.

Strawberry Mojito (Open Pre-order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang