Menunggu [1]

27 4 0
                                    

Choi Hyunsuk

"Berjuang sendirian itu melelahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berjuang sendirian itu melelahkan. Jadi, maaf kalau akhirnya seperti ini lah pilihanku."

~•~

Uri sarang jagi eodiya? ppalli nawa~

Siapa pagi-pagi begini sudah mengganggu waktu tidurku. Di mana juga ini ponselku. Aish, gelap sekali kamarku.

Clek!

Sujin? Ngapain telpon sepagi ini. Aku menyipitkan mataku untuk melihat dengan jelas angka jam di ponselku. Masih jam lima pagi.

"Halo, sayang. Ada apa?"

"Kak Hyun, kangen~"

Astaga, ada apa dengan Sujin. Padahal kemarin aku sudah seharian bahkan sampai malam menemaninya di rumah. Dan sekarang, pagi buta seperti ini dia telfon dan bilang sudah kangen.

Hah!

"Ini masih pagi, sayang. Nanti ya kakak ke rumahmu. Kakak baru bangun tidur ini."

"Sekarang~"

"Sayang."

"Maunya sekarang!"

Hah!

Tidak tau lagi sudah berapa kali aku menghela nafas berat di pagi ini. Sujin manja sekali. Dia akan mendiamiku jika aku tidak menurutinya. Atau kemungkinan paling parahnya dia akan pergi bersama laki-laki teman dari kakaknya itu.

Jujur aku sangat menyayangi Sujin. Bagaimana pun tingkah Sujin aku bisa terima. Bahkan ketika dia mengabaikanku berhari-hari, aku bisa menghadapinya. Yang tidak bisa aku terima adalah ketika dia melampiaskan semuanya pada laki-laki lain. Aku kurang apa untuknya.

Daripada Sujin marah dan dia benar-benar pergi dengan si tiang itu, lebih baik aku segera siap-siap untuk ke rumahnya. Sepagi ini biasanya cuma mommy yang sudah bangun, kalau daddy emang kebiasaan bangun siang kalau tidak dibangunkan mommy karena kerjaan. Jadi lebih gampang minta izin kalau cuma sama mommy.

Aku lihat mommy sudah sibuk dengan peralatan masaknya. Wangi masakan juga sudah tercium oleh hidungku. Aku berjalan menghampirinya untuk minta izin keluar.

"Mom, Hyunsuk keluar dulu ya."

Mommy terlihat terkejut. Mungkin karena terlalu fokus pada kerjaannya. Aku juga jalan ke dapurnya pelan, jadi mommy tidak mendengar langkah kakiku.

"Mau ke mana sepagi ini? Ada kerjaan dadakan?"

Aku menggeleng. Mommy lembut sekali nada bicaranya. Aku jadi tidak tega untuk ninggalin mommy sepagi ini. Karena mommy pasti masak sarapan untukku juga.

"Mau ke rumah Sujin, mom."

Aku tidak pernah cerita tentang Sujin pada orangtuaku. Sujin juga tidak pernah main ke rumahku. Entah kenapa orangtuaku bisa tau tentang Sujin, dari mana. Mereka selalu melarangku untuk terlalu sering bertemu Sujin.

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang