Restu Kakak Ipar [1]

51 4 0
                                    

Park Jihoon

"Kalau kakakmu tetap tidak merestui hubungan kita, jalan satu-satunya adalah baby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau kakakmu tetap tidak merestui hubungan kita, jalan satu-satunya adalah baby."

~•~

Sreng! Sreng!

Bau masakan memenuhi ruangan. Pagi-pagi begini enaknya bikin nasi goreng rumahan. Mumpung Sujin masih molor. Kalau Sujin lapar ya biar cari makan sendiri. Karena aku hanya bikin dua porsi, untuk sarapanku dan satu lagi spesial untuk calon kakak ipar. Modus biar dapat restu.

Aku akan pergi sebelum Sujin bangun. Dia pasti tidak mau makan kalau makanannya sudah dingin. Manusia ribet itu tidak usah diladenin. Mending ngapel aja ke rumah ayang Reina.

Nasi goreng spesial sudah siap di dalam kotak nasi. Penampilanku juga sudah rapi, ganteng banget emang aku tuh. Saatnya berangkat ke rumah ayang Reina. Mumpung akhir pekan, jadi mau puas-puasin ketemu ayang. Soalnya kalau hari kerja, aku kencannya sama laptop dan laporan-laporan sialan itu.

Udara jam enam pagi memang dingin. Jadi pingin cepet-cepet sampai rumah Reina trus peluk dia biar hangat. Pasti nyaman sekali. Mungkin nanti aku bisa balik tidur sangking nyamannya.

"Ayang Reina!"

Tok tok tok

"Ayang! Abang datang nih!"

Sepi banget. Ada orang tidak ya di rumah. Apa aku yang terlalu pagi ke sini dan mereka masih pada tidur. Sepertinya iya, hehe.

Tok tok tok

"Ay-"

Klek!

"Berisik banget sih! Ini masih gelap, Park Jihoon. Pulang sana!"

Galak bener calon kakak ipar. Masih merem begitu dah ngomel-ngomel aja. Sebagai sahabat, aku ingin sekali menertawai muka jeleknya itu, tapi karena dia calon kakak ipar, jadi aku harus jaga image di depannya. Susah tau dapat restu dari dia.

"Udah nyampek sini masa suruh pulang sih, Yosh. Nggak kasihan ama aku?"

"Ya yang nyuruh kamu ke sini subuh-subuh juga siapa? Gerbang komplek aja masih tutup!"

Tuh kan galak. Padahal kalau lagi bertiga sama Junkyu, kelakuan Yoshi tidak seperti ini. Posesif sekali sama adiknya sendiri. Masa kencan tidak boleh ngapa-ngapain. Kencan apa simulasi jadi patung.

"Nanggung, Yosh."

Aduh duh! Kasar banget main puter pala orang. Nih maksudnya apa nih pegang-pegang kepala sambil diputer begini.

"Rumah kita sebelahan ya kalau kamu lupa. Tak tendang langsung nyampek kamarmu."

"Nih!"

Emosi mulu si Yoshi kalau lagi bahas Reina bareng aku. Tidak ingat apa ya dia sendiri yang dulu ceng-cengin aku sama adiknya. Pas sekarang udah saling suka beneran malah tidak dikasih restu. Emang aneh si Yoshi tuh.

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang