Biarkan Aku Memanggilmu Adik [1]

26 4 0
                                    

Haruto
Park Jeongwoo

"Karena tidak mungkin aku meminta pada bundaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena tidak mungkin aku meminta pada bundaku. Jadi, biarkan aku melakukannya padamu."

~ Haruto Kanemoto ~

~•~

Suasana ramai terlihat di kediaman Kanemoto. Haruto, Jeongwoo, dan Haeun sedang bermain kejar-kejaran di halaman depan rumah Haruto. Kali ini giliran Haruto yang berjaga. Dia harus mengejar Jeongwoo dan Haeun untuk merubah posisinya agar tidak berjaga lagi.

Haruto mengejar Jeongwoo dan hampir meraihnya. Sedikit lagi Haruto dapat meraih tangan Jeongwoo sebelum keduanya berhenti karena teriakan dari kakaknya Jeongwoo. Jeongwoo yang mendengar itu langsung berlari pulang tanpa berpamitan pada Haruto dan Haeun. Sedangkan Haruto dan Haeun hanya diam mematung atas kepergian Jeongwoo.

Dengan langkah gontai, Haeun berjalan menuju teras rumah Haruto. Ada Haruto yang berjalan menghampiri Haeun. Mau lanjut bermain kejar-kejaran terlihat tidak menyenangkan jika hanya berdua. Jeongwoo selalu pergi tiba-tiba setiap kali kakaknya pulang. Haruto jika hanya berdua dengan Haeun akan selalu kebingungan ingin bermain apa. Opsi paling sering adalah Haeun yang ikut pulang dan Haruto yang menangis karena ditinggal sendirian.

"Jongu kok pulang duluan terus. Mau main apa kita sekarang?"

Haeun menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Haruto. Haeun sendiri juga tidak tau ingin bermain apa jika hanya berdua bersama Haruto. Biasanya selalu Jeongwoo yang membuat suasana bermain menjadi menyenangkan. Jeongwoo yang pendiam dan penurut membuat Haruto dan Haeun betah bermain dengannya. Berbeda dengan Haruto dan Haeun yang sering beradu argumen.

"Aku juga mau pulang aja."

Tanpa menunggu jawaban Haruto, Haeun berjalan menuju sepedanya yang dia parkir di bawah pohon manga depan rumah Haruto. Sepeda milik Haeun berjalan semakin jauh dari rumah Haruto. Sedangkan Haruto langsung berlari memasuki rumahnya. Haruto melompat ke atas sofa dan berhasil membuat Asahi terkejut.

Haruto diam tengkurep di atas sofa menimbulkan kerutan di dahi Asahi. Ada apa dengan Haru, pikirnya. Asahi memegang pundak Haruto, menggoyangkannya berharap Haruto mengangkat kepala. Haruto masih saja menenggelamkan wajahnya, membuat Asahi semakin bingung. Asahi hanya khawatir jika nanti ayahnya lihat lalu Haruto mendapat ceramah singkat dari ayahnya.

"Hei, kamu kenapa?"

Haruto masih diam dalam posisinya. Asahi menghela nafas dan memilih meletakkan pulpennya. Asahi akan mengurus Haruto dulu, tugasnya bisa dilanjut nanti lagi.

"Haru?"

"Hiks!"

Asahi mulai panik saat mendengar suara tangis Haruto. Apa yang baru saja terjadi pada adiknya. Kalau ayahnya lihat, Asahi akan terkena akibatnya juga. Ayahnya menyuruhnya untuk menjaga adiknya dan sekarang adiknya sedang menangis.

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang