Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan terlalu keras pada adikmu. Dia adalah alasan aku dan kamu bertemu."
~•~
"Saya akhiri pelajaran kali ini. Jangan lupa tugas untuk minggu depan dikerjakan."
Akhirnya otakku bisa beristirahat. Rasanya kepalaku sebentar lagi mau pecah karena terus menerus mendapat materi baru. Jadi pelajar itu tidak enak. Pingin nikah muda, tapi masih terlalu muda kalau sekarang.
Aku segera membereskan alat tulisku. Tenagaku serasa sudah habis. Lelah sekali. Aku merindukan kasurku di rumah.
"Mau ngerjain tugas bareng?"
Aku menoleh pada teman sebangkuku yang tadi menawari kerja kelompok. Teman sebelahku ini adalah si juara kelas. Nilainya selalu bagus dan sikapnya juga tidak kalah bagus. Beruntung banget aku bisa sebangku dengannya.
"Boleh. Kapan?"
"Sekarang aja di rumahku."
Begitu ya kalau orang cerdas. Tugasnya dikumpulkan minggu depan, tapi ngerjainnya sekarang. Kalau aku ya minimal tiga jam sebelum tugas dikumpulkan baru aku kerjakan. Takut lupa kalau ada tugas atau malah sudah lupa.
"Sebenarnya aku capek banget hari ini, tapi kalau ngerjain sama kamu kan aku tinggal nyalin jawabannya. Jadi kuy lah!"
Kalau ada kesempatan itu jangan disia-siakan. Jarang-jarang seorang juara kelas mau berbagi jawaban dengan suka rela begini. Biasanya mereka pasti pelit dimintain bantuan, takut tersaingi katanya.
Aku berjalan keluar kelas bersamanya. Aku ke sekolah naik kendaraan umum. Kalau dia setauku selalu diantar jemput pake mobil. Sepertinya dia orang kaya, aku tidak pernah main ke rumahnya. Ya maklum, sebenarnya kami tidak seakrab itu. Kami hanya teman sebangku.
"Dobby, pulang sama siapa?"
Dia manggil salah satu adek kelas kalau aku tidak salah duga. Entah apa hubungan keduanya, adik kakak mungkin. Sepertinya aku pernah lihat si adek kelas ini. Dia kan yang jadi perwakilan siswa berprestasi di angkatannya. Wah, kalau mereka saudara berarti keluarga mereka memang keluarga cerdas.
"Mau main ke rumah temen dulu, kak."
"Udah izin sama papa?"
Kayaknya mereka beneran saudara deh. Pembicaraannya sudah mengenai keluarga. Si adek kelas alias Dobby keliatan panik saat ditanya soal izin. Ada apa ya, duh jangan terlalu kepo, Jaehyuk.
"Izin dulu, Bby. Nih, pake hp kakak aja."
Dari gerakan tangan Dobby keliatannya dia ini tipe anak yang takut pada orangtuanya. Atau opsi lainnya orangtua mereka terlalu mengekang mereka. Bisa jadi kan, kebanyakan anak cerdas kan karena hasil didikan keras orangtuanya. Ih, serem.
