Awal

556 38 3
                                    


"Nella cuci kakao nya cepat. Jangan cuma baca novel!" teriak seorang wanita.

"Males kak" balas seorang gadis yang dipanggil Nella.

"Lagian ini buku yang kakak tulis" lanjut Nella menutup novel yang telah selesai dibacanya.

"Tapi gak tiap hari kamu baca juga Nellaa!" geram kakaknya Nella.

"Ini terlalu seru kak, mirip sama kita" ujar Nella.

"Kamu mau mati kelaparan seperti Brunella itu?" tanya sang kakak membuat Nella menggelengkan kepalanya.

"Udah sana cari kakao yang matang di kebun. Jangan jadi pemalas seperti Brunella"

"Siap kakak"

Nella mengambil keranjang bambu dan pergi ke kebun milik keluarga mereka. Kebun kakao yang tidak terlalu luas menjadi sumber penghasilan mereka.

Nella hanya hidup dengan sang kakak karena kedua orang tuanya sudah meninggal 10 tahun lalu. Nella berselisih 8 tahun dengan sang kakak. Meskipun kakaknya cerewet tapi sangat menyayangi Nella.

"Wah ada jamur"

Setelah memetik beberapa buah kakao, Nella menemukan sebuah jamur cantik dan akan mengambilnya. Tapi Nella malah bersin.

Hachim
Hachim

"Nona mari bangun, mengapa nona duduk di tanah?" panggil seorang gadis berpakaian pelayan seperti di film-film jaman Victoria yang dia tonton di ponselnya.

"Siapa kau!" tanya Nella sontak berdiri dan mundur beberapa langkah.

"Saya Lotte, pelayan pribadi nona" jawab gadis pelayan itu menunduk.

"Lotte? Bukankah kau pelayan Brunella?" tanya Nella heran padahal dirinya jelas masih berada di kebun kakao.

"Nona benar, akhirnya nona mengenali saya" ucap Lotte tersenyum.

"Tunggu, apakah aku Brunella de Gaertn?" tanya Nella kaget.

Jangan-jangan dirinya bertransmigrasi ke dalam novel karya kakaknya. Tapi dirinya tidak mati. Hanya bersin membuatnya bertransmigrasi? Sangat anti mainstream bukan?

"ARGH KAKAAAK!"

"Nona merindukan nona Ariella?"




































270 kata

Ditulis 09/12/2022
Dipublikasikan 17/12/2022

LADY CACAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang