BRUNELLA ANAKKU!!"
Teriakan Marquess Gaetrn menyambut kedatangan Nella beserta rombongannya. Marquess dan Marchioness Gaertn tampak menunggu kedatangannya. Nella yang berjalan santai dalam derasnya hujan tersenyum mendengar teriakan Marquess Gaetrn.
"Kemana saja dirimu sampai lupa waktu?"
"Saat hujan baru pulang? Apa saja yang kau lakukan?"
"Mengapa dirimu tidak berteduh hujannya sangat deras sayang?"
"Bagaimana jika kau sakit?"
"Jawab pertanyaan ayah Brunella!"
Bukannya takut Nella malah tersenyum lebar mendengar pertanyaan-pertanyaan dari Marquess Gaetrn. Sama seperti ayahnya yang sangat cerewet jika dirinya telat pulang, Marquess Gaetrn pun bersikap seperti itu membuat Nella merasa senang. Ayahnya kembali dan diri Marquess Gaetrn.
"Aku baik-baik aja ayah Hachim.. Hachim!" jawab Nella yang mendapat pelototan dari Marquess Gaetrn.
"Kau bersin-bersin sayang! Astaga!" panik Marquess Gaetrn yang masih mempelototi Nella.
"Menyusahkan!" ujar Marchioness Gaertn datar dan meninggalkan mereka semua.
Nella terdiam menatap kepergian Marchioness Gaertn. Ayahnya memang sangat cerewet jika dirinya telat pulang tapi tidak dengan ibunya yang akan sangat marah tapi tidak berbicara apapun. Ibunya akan menangis sendirian jika anaknya sakit. Ibunya adalah tipe orang kasar diluar tapi rapuh didalam.
"IBUU"
"Bersihkan dirimu terlebih dahulu baru temui ibumu" cegat Marquess Gaetrn saat Nella akan mengejar Marchioness.
"Dan untuk kalian yang telah lalai menjaga putriku akan mendapatkan hukuman!" Tegas Marquess Gaetrn menatap tiga prajurit dan kedua teman anaknya yang berdiri dibawah guyuran air hujan.
"Ayah kasihan mereka jangan berikan mereka hukuman. Ini semua salahku ayah" cemberut Nella yang mendapat gelengan dari Marquess Gaetrn.
"Cepat bersiap dan bujuk ibumu" ujar Marquess Gaetrn mengusap kepala Nella dan pergi dari sana.
"Aku minta maaf karena menyusahkan kalian" ucap Nella menatap mereka sedih.
"Ini bukan salah nona. Lagipula tugas kami tidaklah berat" jawab David.
"Benar nona, hukuman ini tidak berat nona" tambah Dion yang disetujui Dean.
"Aku dan Linne hanya bertugas menemani Anda nona, jadi tidak ada yang berubah untuk kami" jawab Lotte.
Nella tersenyum sedih menatap mereka berlima. Mereka tampak menggigil kedinginan. Ini semua karenanya yang lupa waktu sampai tidak sadar matahari telah berada di arah barat juga cuaca yang mendung. Dirinya harus bertanggungjawab jangan sampai mereka sakit.
"Baiklah bersihkan diri kalian dan tunggu aku di dapur" perintah Nella yang diangguki mereka semua.
Nella menuju kamarnya diikuti Lotte dan Linne. Sementara itu ketiga prajurit kembali ke tempat prajurit.
Hachiim
Hachiim.."Kalian bersin?"
Nella meletakkan kain handuk di sandaran kursi meja riasnya. Nella berbalik menatap kedua gadis kembar identik yang selalu mendampinginya.
Bahkan tadi setelah mereka membersihkan diri dan bersiap langsung mendatangi kamarnya. Padahal Nella sudah meminta mereka untuk istirahat saja. Saat ini keduanya menunduk didepan Nella.
"Sudah aku bilang kan kalian istirahat saja. Lagipula waktu makan malam masih beberapa jam lagi"
Nella menatap jam kayu dengan hiasan emas serta taburan berlian yang menunjuk angka empat.
"Maafkan kami nona" ucap Lotte dan Linne.
"Hei hei kalian ini!" Nella maju mendekati keduanya. Menepuk pundak keduanya seraya berkata "kalian temanku ingat itu. Jika hanya ada kita bertiga harus memanggil Nella atau Brunella saja"
"Tidak" "Bagaimana jika memanggil teman saja?" ucap Lotte dan Linne bersamaan.
"Kalian ini banyak mau ya, baiklah panggilan untuk masing-masing kita adalah teman!" tegas Nella yang disetujui oleh Lotte dan Linne.
"Ayok buat sesuatu agar tidak flu!"
Nella mengajak Lotte dan Linne ke dapur untuk membuat sujamer. Susu jahe merah yang biasanya dibuat oleh kakaknya saat Nella terserang flu. Tapi disini tidak ada kakaknya makanya Nella membuat sujamer sendiri.
"Emm mirip seperti buatan kakak" ucap Nella setelah menyeruput sujamer buatannya.
"Minuman apa ini nikmat sekali?"
"Susunya sangat hangat"
"Nikmat sekali rasanya"
Nella tersenyum menanggapinya, "Nama minuman ini adalah sujamer, susu jahe merah. Apa cemilannya sudah siap?" tanya Nella menghampiri Linne dan Lotte yang sedang menata cemilan yang Nella buat.
"Sudah, Nona. Silahkan"
"Terimakasih"
"Sudah tugasku membantu nona, mau aku temani nona?" tanya Lotte.
"Boleh saja. Ayok Lotte Linne temani aku dan untuk kalian bertiga habiskan dulu minuman dan makanan baru kembali ke tempat prajurit" Nella berjalan meninggalkan dapur diikuti Linne dan Lotte yang mendorong troli makanan.
"Baik nona"
David, Dean, dan Dion sangat menikmati minuman hangat buatan nona muda mereka. Ketiga pria kembar tiga itu 5 tahun lebih tua dibandingkan Nella. Mereka bergabung dengan pasukan Marquess Gaetrn bersamaan dengan datangnya Lotte dan Linne. Ayah mereka dengan ibu Lotte dan Linne adalah saudara kembar. Sejak kematian ayahnya, mereka ikut mengabdikan diri pada Marquess Gaetrn.
"Sedang apa prajurit di dapur?" tanya seorang pria masuk ke dapur.
"Kami diminta nona untuk minum susu hangat yang dicampur rempah karena telah membantu nona" jawab David.
Juru masak Luis penasaran dengan minuman yang nona nya buat, "apakah masih ada sisa?" tanya nya.
"Masih ada di teko" tunjuk David, Dean, dan Dion bersamaan.
Nona muda Brunella memang tidak sedikit membuat susu dengan campuran rempah. Jadi mereka tidak takut kehabisan.
"Itu apa?" tanya juru masak Luis menatap sesuatu yg dimakan Dean.
"Ini melon. Nona Brunella yang membuatnya juga" jawab Dion yang memakan makanan yang dia sebut melon dengan semangat. Renyah dan gurih dari kulitnya, juga rasa manis dari pisang merupakan kombinasi pas.
Juru masak Luis mencobanya, "ini isinya pisang, bukan buah melon" ucap nya kebingungan.
"Tapi kami rasa nona Brunella menyebutkan dengan melon" ucap Dion menatap kedua saudaranya yang sibuk memakan makanan bernama melon itu.
2/7/2023
850
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY CACAO
FantasyNella diminta kakaknya untuk panen kakao di kebun milik mereka. Saat memetik buah kakao Nella menemukan sebuah jamur cantik dan akan mengambilnya tapi dia malah bersin. hachiim "Nona mari bangun, mengapa nona duduk di tanah?" Tiba-tiba Nella berpin...