05 - pengganggu!

57 29 2
                                    

Matahari bersinar terik diatas sana, namun hal ini tidak membuat echi dan sekeluarga berhenti untuk bermain bersama di pantai yang berada tak jauh dari rumah mereka.

"Apakah kalian tidak ingin berfoto bersama?" Ajak Elya pada keluarganya.

"AYO! AKU SUDAH SANGAT SIAP UNTUK BERFOTO!" Semangat Mia menanggapi Elya.

"Wah, tentu saja. Apakah kamu membawa kameranya, Reiji?" Tanya Selia.

"Tentu saja aku membawanya, momen indah seperti ini sudah pasti aku membawanya." Jawab Reiji sembari mempersiapkan kameranya.

"Otōsan to okāsan ga watashitachi no man'naka ni irudeshou." Ucap Reiji dalam bahasa Jepang.(Artinya : Ayah dan Ibu akan berada di tengah tengah kita)

"min'na junbi wa dekita?" Ucap Reiji sembari mempersiapkan kamera.(Artinya : apakah semuanya siap?)

Suara pengatur waktu dalam kamera sudah terdengar, semuanya bersiap dengan pose terbaiknya masing-masing.

Cekrek!

"mitaidesu! mitaidesu!" Ucap Echi dengan semangat, Echi melihat foto mereka yang barusan. Lucu sekali, namun sayangnya tidak ada Marcel disana karena Marcel sangat sibuk bekerja.

"Lucu sekali!" Mia memperhatikan foto mereka dengan senyuman lebar yang merekah di bibirnya.

"Ayo berfoto lagi, lebih banyak foto lebih baik." Saran Key.

"Benar! Ayo berfoto lagi!" Ujar Mia dengan semangat yang membara dalam dirinya.

Semuanya berpose, suara pengatur waktu dalam kamera kembali terdengar.

DOR!

"MIA!" Pekik Reion terkejut anaknya tertembak dengan senjata api didepan matanya sendiri.

Suara tembakan terdengar entah darimana asalnya, peluru dari tembakan tersebut mengenai kaki kanan Mia. Darah terus keluar dari kaki Mia, si anak bungsu.

Sontak semua yang ada disana pun terkejut, pasalnya disini kebetulan hanya ada Echi dan sekeluarga di pantai. Pantas saja mereka bisa tiba tiba menembak.

"Kakiku.. Mami.." Rintih Mia kesakitan.

"Sialan! Siapa mereka?! Berani sekali mereka menargetkan anak bungsuku!" Umpat Reion kesal. Amarahnya memuncak.

Beberapa peluru melesat ke arah mereka, untungnya peluru peluru itu tidak mengenai mereka sama sekali. Peluru yang berasal dari sekelompok pengganggu misterius berbaju putih dan topeng diwajah mereka terus berusaha melukai keluarga Reion.

"Prepare for the war! Ambil senjata kalian masing-masing! Ambilkan satu untukku." Titah Reion pada keluarganya.

"Sayang tolong bawa anakku ke rumah sakit secepatnya. Mintalah salah satu dari keluarga kita untuk menemanimu dalam perjalanan." Reion menatap Mia dengan tatapan mata penuh rasa khawatir.

"Mia tenang ya sayang, papi akan membalas mereka semua. Kita lihat siapa yang akan lebih dulu masuk kedalam neraka, aku atau mereka." Ucap Reion pada Mia sembari mengelus surai rambut panjang Mia dengan lembut.

Tatapan teduh Reion membuat hati Mia sedikit tenang meski tetap merasa kesakitan, namun juga membuat hati Mia khawatir kepada keluarganya, terutama Reion.

"Kembalilah dengan selamat." Ujar Celine, Reion hanya menganggukkan kepalanya menanggapi Celine. Reion bergegas berlari menghampiri keluarganya yang sedang bersiap-siap untuk berperang.

HAUNTED [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang