06 - kenyataan atau tebakan?

48 28 0
                                    

"Operasi berhasil dilaksanakan, pasien akan pulih secepatnya. Cepat atau lambat waktu pulih pasien, setidaknya pasien sudah berhasil kami tangani." Jelas dokter pada keluarga Reion.

"Syukurlah.. Terimakasih atas bantuannya dokter." Jawab Key dengan tersenyum lega.

"Sama-sama. Saya hanya membantu sedikit, sisanya karena takdir Tuhan yang masih mengizinkan pasien melihat dunia ini."

"Betul, dok. Tapi sekali lagi saya dan keluarga saya sangat berterimakasih pada dokter karena telah membantu. Saya sangat bersyukur suami saya masih bisa selamat, dokter." Celine tersenyum, ia benar benar bersyukur reion masih dapat bernafas dan melihat dunia saat ini.

Dokter tersebut menganggukan kepala dengan senyuman yang merekah turut bahagia. "Baiklah, kalau begitu saya izin pamit dahulu. Jika pembayaran belum lunas silahkan menuju meja administrasi bersama saya." Ujarnya.

"Izin bertanya, dokter. Papi saya kapan diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit?" Tanya Shannon.

"Saya sarankan untuk rawat inap beberapa hari sebelum meninggalkan rumah sakit agar mendapatkan perawatan yang maksimal." Jelasnya.

"Baiklah, kalau begitu berikan ruang inap VIP saja dokter. Biar saya yang mengurus pembayarannya." Jawab Makoto.

"Mari, ikuti saya ke administrasi." Ajak dokter tersebut dengan berjalan mendahului makoto. Dan diikuti langkah kaki Makoto dibelakang dokter itu.

✭✭✭✭

"Diriku masih terus berpikir siapa yang membuat ulah diacara liburan keluarga kita kemarin." Sui berpikir keras.

"Aku juga sedang memikirkan siapa para bajingan liar itu. Karena sejujurnya ini cukup tidak masuk akal. Seharusnya yang mengetahui rencana liburan kita hanyalah anggota keluarga kita. Bagaimana mereka bisa mengetahuinya? Bahkan menyusul kita disana." Jawab Selia.

"Benar. Tidak mungkin rumah kita ada sebuah perekam suara, bukan?" Sahut Reiji.

"Sepertinya tidak mungkin. Namun, jika ada penguntit yang mengikuti kita pun sepertinya tidak mungkin." Ujar Selia.

"Bisa saja mereka melakukannya. Jika bukan karena hal-hal itu, berarti ada sebuah tikus didalam saluran air." Ucap Gin. Selia terdiam. Selia sangat paham apa yang dimaksud Gin.

"Papi sudah sadar!" Sela Echi dalam pembicaraan panas mereka semua.

"Celine.." Gumam Reion memanggil kehadiran istrinya.

"Iya, aku disini. Aku ada disini untukmu. Ada apa?" Jawab celine.

Celine mengusap lembut punggung tangan Reion sembari menatap wajahnya yang terlihat pucat, lemah, letih, lesu, tidak bertenaga.

"Sepertinya aku tau siapa para pengganggu sialan itu." Kalimat tersebut muncul begitu saja dari bibir pucat Reion.

"Mereka siapa?" Tanya sui.

"Aku tidak bisa menyebutkan siapa mereka untuk saat ini. Karena ini hanyalah asumsi pribadiku. Namun yang pasti, mereka mengenal kita bahkan cukup dekat dengan salah satu anggota keluarga kita." Ucap Reion.

"Salah satu seseorang yang berhasil kubuat terjatuh dengan peluruku, adalah seorang wanita. Namun aku tidak sempat berbicara padanya karena ia sudah pingsan. Aku hanya melihat wajahnya." Jelas Reion. Semua orang diruangan itu berpikir dengan keras, kepala mereka penuh asumsi dan tebakan pada diri masing-masing.

"Mungkin Echi mengenali wanita ini." Sambung Reion.

"Kare wa daredesu ka?" Tanya Echi dengan perasaan penasaran sekaligus gugup. (Artinya : Siapa dia?)

"No puedo decir por ahora." Jawab Reion dengan bahasa Spanyol. (Artinya : Aku tidak bisa mengatakannya untuk saat ini / sekarang)

"¿es mi amigo?" Tanya Echi dengan bahasa Spanyol, mengikuti bahasa yang digunakan Ayahnya.
(Artinya : apa dia temanku?)

Echi memang mahir beberapa bahasa asing. Tidak hanya Echi, Key juga, bahkan hampir seluruh anggota keluarga Echi mahir dalam menggunakan bahasa asing. Karena faktor keluarga yang berasal dari beberapa negara lain.

"tal vez." Jawab Reion. Echi mengernyitkan kedua alisnya kebingungan.


"Sudahlah akhiri saja kalian berbicara dengan bahasa asing. Kepalaku terasa pusing sekali mendengarnya." Ujar Sui.

"Kazokuigai o shin'yō shi suginai." Titah Reion kepada Echi. (Artinya : jangan terlalu percaya orang lain selain keluargamu)

Echi terdiam seribu bahasa. Bagaikan patung yang berdebu di gudang belakang rumah.

"Benar apa yang Reion katakan. Tidak hanya pengingat untuk Echi, tetapi untuk semuanya. Kita seorang mafia. Harus menjaga identitas asli kita agar tidak diketahui orang lain." Ujar Sui.

Echi masih saja terdiam berkelahi dengan isi pikiran dan isi hatinya. Echi tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.

Echi benci berpikir. Echi perlu waktu memikirkan hal rumit ini. Sungguh saat ini Echi rasanya seperti membutuhkan ketenangan.

HAUNTED [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang