Part 15. Cycle

12 2 0
                                    

Up!!!






Happy Reading 🤗









"Cut!"

"Kenapa gak nempel sih? This is ending scene, penonton harus tahu gimana cintanya si cowok ini sama pasangannya!"

Daniel mengusak tengkuknya, posisinya saja sudah membuat tidak nyaman tadi, adegan terus diulang bahkan sampai dirinya lupa melepaskan lengannya yang melingkari pinggang lawan main.

"Waktunya masih sempat kalau mau menggeser posisimu, biar lagi-lagi Christ yang maju!"

Dengan senang hati tentu Daniel akan menerima penggeseran posisi itu, kalau saja tatapan sang kakak yang berada tribun utama seperti ingin mengulitinya.

"Mungkin dia harus jaga hati seseorang,"

Wanita itu berjalan kearah panggung, manik biru dari softlens nya memancar terang saat bertemu sinar lampu yang hanya menyorot bagian tengah dari panggung.

"Ada orangnya disini? Dalam bekerja profesionalitas itu utama, jadi saya harap kamu bisa pegang itu!"

Ia hanya diam, sebelum gadis disebelahnya menepuk bahunya dan mengembalikan fokusnya lagi. Gadis itu tersenyum, seolah memahami keraguan Daniel yang masih belum teratasi.

"Coba lagi, aku janji gak bakal kebawa perasaan. Aku juga udah punya pacar!"

Daniel tertegun, ada rasa tidak enak dihatinya saat Denise untuk kesekian kalinya membantu ia meyakinkan diri. Mungkin jika jadi Denise ia akan tersinggung, seolah ke-profesionalannya diragukan.

"Ok, aku coba. Lagi!"

Semua orang kembali ke posisinya, begitupula sang kakak yang baru saja tersenyum puas melihat raut wajah Daniel yang pasrah dengan keadaan. Baginya tidak ada yang lebih keras kepala selain Choi Daniel, jika Daniel sudah mengalah maka Sena akan sangat senang.

Latihan dimulai langsung dengan ending scene. Dimana keduanya saling menempelkan dahi, dengan sedikit keraguan yang tersisa Daniel mengangkat tangannya, mengusap lembut pipi si gadis,

Keduanya saling merespon dengan seulas senyuman, sama-sama memiringkan kepalanya dengan perlahan. Tidak ada hal lain yang Daniel pikirkan selain satu nama yang punya tempat di hatinya. Daniel tidak ingin munafik dengan menampik perasaan cemburunya kala itu, sampai sekarang dirinya bahkan menyesal sebab membiarkan saudara tirinya memenangkan gadis yang di cintainya - Lea

Nafasnya terhela dengan perlahan, mengingat gadis disana sudah bahagia dengan pilihan nya membuat keraguannya menghilang begitu saja. Ending scene berhasil dilakukan, bahkan lebih memuaskan dengan akting Daniel yang jauh melebihi ekspektasi.
















Dia menangis

*****

"Bodoh sama tolol itu beda," Ansel bersungut kesal sembari membalut tangannya dengan perban.
"Kak Kenzo masuk kategori tolol!"

Empunya nama menggedikkan bahunya, sibuk menyedot susu kotak yang tadi diambilnya dari kantung belanjaan Lea. Biasanya ia akan merespon apapun yang dikatakan Ansel, namun kali ini suaranya tidak keluar sama sekali.

"Apasih, udah!" Lerai Lea yang tengah menutup kembali kotak P3K nya. Disampingnya sang pujaan hati duduk diam menatap layar handphone sejak lima belas menit lalu.

Alasan kuat Kenzo yang jadi pendiam karena sang sepupu - Raka

"Gabisa kak, sakit tahu. Aku baru juga mulai latihan tinju lagi, harus absen gara-gara cedera ampas ini!"

Spin off How Feels : Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang