Up!!!!Happy Reading 🤗
*****
Brughh!!
"KENZO!!"
Ia berjalan tertatih kearah brankar, persetan dengan alas kaki yang sudah sejak tadi tertanggal. Tujuannya hanya pria yang terbaring disana,
"Kak,"
Belum sempat memeluk tubuh itu Lea segera ditarik mundur oleh Ansel, sejak diluar tadi dia sudah berusaha menenangkan sang kakak, bahkan gadis itu belum menjelaskan sama sekali apa yang terjadi dengannya sampai sendalnya putus.
"Kak, kita gak boleh masuk!"
Ansel membawa Lea kembali keluar. Mengajaknya duduk di kursi tunggu sembari menenangkan diri.
"Tarik nafasnya pelan-pelan!"
Punggungnya diusap perlahan, ia tertunduk lemah dengan tangan terkepal.
"Siapa yang jahatin Kenzo?" Lirihnya
Ansel terdiam, ia tidak bisa menjawab pertanyaan Lea. Kenzo ditemukan dengan kondisi sangat tidak baik oleh salah seorang yang kebetulan lewat di tempat kejadian.
Bahkan gadis yang menemukan Kenzo enggan memberikan banyak komentar. Ia hanya menangis selama menunggu Kenzo dibawa kerumah sakit oleh ambulance. Persis nya seperti Lea, ia sempat melihat luka yang cukup serius di wajah Kenzo.
"Jawab Ansel! Siapa? Siapa yang tega mukulin dia sampai kayak gitu?"
Hanya gelengan kepala yang bisa ia lakukan sebagai jawaban. Bukan Lea saja yang tidak terima dan merasa sedih. Sebab Ansel jauh lebih kalut dengan rasa bersalahnya. Kalau saja ia tidak kehilangan jejak Kenzo sudah pasti senior nya di SMA itu tidak akan terbaring penuh luka seperti sekarang.
"Kenzo baik, Kenzo gak mungkin punya musuh."
Ia membenarkan ucapan sang kakak, bahkan selama mengenal Kenzo dirinya tidak pernah melihat pria itu bertengkar secara langsung. Mungkin baru sekedar cerita teman tongkrongan atau bahkan pernyataan Yeonjun tentang menolong Kenzo sewaktu di keroyok semasa SMP. Dan terakhir yang ia ketahui adalah pertengkaran Kenzo dengan pacar kakaknya karena kesalahpahaman.
"Kenzo pasti lagi berjuang, itu sakit banget Ansel."
Ansel menepuk bahu Lea berulang kali, menarik sang kakak kedalam pelukannya. Lea masih terisak, meski begitu suaranya dapat teredam. Ansel tidak peduli jika jacket atau bahkan kaos dalamnya basah terkena air mata maupun ingus Lea.
"Iya, dia lagi berjuang. Kita harus bantu doa biar perjuangannya gak sia-sia. Dia lebih kuat dari yang kita tahu, Kak Kenzo itu superheronya kak Lea. Dia gak bakal kalah sama luka tonjok!"
Disela tangis Lea mencubit lengan Ansel. Rasa takutnya lebih dominan, namun Ansel malah melontarkan kalimat bernada candaan.
"Udah kak, kalau kak Kenzo tahu kakak nangisin dia itu jadi beban buat dia nantinya."
Perlahan tangisnya mereda, tersisa sesenggukan kecil yang mungkin hanya Ansel yang dapat mendengar nya. Dia tak henti mengusap surai Lea, menenangkan sang kakak yang belum sepenuhnya tenang.
"Kenzo pasti bangunkan? Kenzo pasti bisa lihat aku sama bunda buat cookies lagi kan? Kenzo masih mau main sama Tobin kan?"
Lea terus meracau banyak pertanyaan, sayangnya satu pun tidak ada yang bisa diberikan sebagai jawaban. Seperti Kenzo, ansel belum pernah melihat titik terpuruk darinya sebelum ini.
Ada banyak yang pria itu tidak tahu mengenai orang di sekitarnya. Mereka terlalu pintar menyembunyikan semuanya dari Ansel. Ia sungguh merasa seperti orang bodoh yang tidak tahu apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spin off How Feels : Without You
PertualanganDaniel kembali setelah memutuskan pergi, sementara Lea telah dihadapkan pada sebuah keadaan dimana perasaan nya sudah tak berwujud lagi. Rasa kehilangan, done! Rasa kecewa, always! Rasa sakit ? Mungkin tak terhitung Sebab dia pernah terlalu percay...