Up!!!!
Happy Reading ☺️
*****
"Kak minta no WhatsApp nya."
.
"Kak Cokelatnya kak cokelatnya masih beku"
.
"Kak, Kak Leaaa konfir dong sekalian follback"
.
"LeaAnandaaaa, cantik banget sih hari ini. Kasihan matahari jadi minder."
Gadis berambut pendek seleher itu menyipitkan matanya. Menyapu sekitar dengan sekali pandang untuk menemukan si pemilik suara terakhir yang dia dengar. Ia merasa tidak asing dengan suaranya, bukan kali pertama.
Pun beberapa suara yang lebih dulu terdengar mendadak sunyi.
"Kak ya."
Ia berbalik, mendapati sosok pria berkacamata berjalan cepat kearahnya. Pria itu mengenakan seragam putih abu lengkap dengan dasi, tidak lupa juga papan nama berukuran A5 yang digantung dengan tali rafia di lehernya. Lea jadi bernostalgia, sosok itu mengingatkan dirinya akan satu tahun yang lalu. Saat pertama kali menginjakkan kaki sebagai calon mahasiswa.
"Ansel?"
Empunya nama yang disebutnya merentangkan tangan, menghamburkan diri setelah menubruk tubuh mungil Lea. Sontak saja hal itu mengundang teriakan histeris dari beberapa sudut.
"Hhehe, I'm here my princess Nanda."
Ansel mengakhiri peluk rindunya, ia kepalang bahagia sampai tidak ingat tempat. Kurang lebih enam bulan dirinya tidak bertemu sapa dengan Lea. Semua bukan tanpa alasan, jadwal ujian akhir sekolah dan tes uji coba ujian masuk perguruan tinggi terus berganti hingga waktunya benar-benar terpakai habis. Jangankan untuk menemui sang mudi di luar kota, ia bahkan tidak ingat pulang jika tidak dijemput.
"Aku dengar banyak hati yang patah pas peluk Nanda, kakakku ini ternyata emang most wanted in school ya!"
Lea melihat sekeliling nya, ada beberapa tatapan tak mengenakan. Namun dia tidak ambil pusing, bahkan kenal saja tidak - pikirnya.
Dia menggedikkan bahu, tidak peduli. Kedua sudut bibirnya tertarik tinggi, ia mengulas senyum lebar hingga matanya hanya tampak seperti garis.
"Ansel gak bilang kalau mau masuk kesini, kamu pasti belum sarapan kan? Ayo ke kantin bareng!" Ia mengusap pucuk kepala wira dihadapan nya, membuat empunya terkekeh geli sembari mengangguk
"Ayo!"
*****
Tuk! Tuk!
Ansel mengetukkan jemarinya pada meja kayu mengkilap itu, lima menit nya telah terpakai untuk menunggu gadis itu kembali dari memesan makanan. Tadinya ia menawarkan diri, namun ditolak dengan alasan terlalu ramai, Lea tak ingin adiknya malah tak jadi makan karena para senior yang persis seperti penghuni rimba ketika waktu istirahat.
"Nasi goreng sama teh hangatnya sampai."
Panjang umur, Lea berdiri tepat dihadapannya sekarang. Mendorong sepiring nasi goreng dengan telur dadar diatasnya lengkap beserta kerupuk udang, tak lupa sebagai penawar dahaga segelas teh manis, yang sayangnya tidak begitu memuaskan ketika diminum di hari yang cerah ini.
"Kak kok panas sih? Ansel kan haus habis apel tadi."
Lea hanya manggut-manggut, ia mengulas senyum tipis sebelum menjawab. "Nanti kamu bakal ikutin banyak acara. Pastinya nguras tenaga, belum lagi kalau outdoor. Buat nge-charge energi sama antisipasi sakit kepala kamu gak boleh minum es."
KAMU SEDANG MEMBACA
Spin off How Feels : Without You
AdventureDaniel kembali setelah memutuskan pergi, sementara Lea telah dihadapkan pada sebuah keadaan dimana perasaan nya sudah tak berwujud lagi. Rasa kehilangan, done! Rasa kecewa, always! Rasa sakit ? Mungkin tak terhitung Sebab dia pernah terlalu percay...