"Hai sayang. Kamu udah lama nungguin aku?"
Danu menghampiri Vita yang duduk di sudut kafe tempat mereka biasa bertemu. Cuaca terbilang panas. Vita memakai kaus putih ketat dengan rambut disanggul dan celana jeans biru cerah yang terlihat pas ditubuhnya. Tidak lupa juga dengan sepatu putih polos yang membuat dirinya semakin cantik meski dilihat dari jauh.
"enggak kok, kak. Aku juga baru datang" bohong Vita sembari tersenyum manis"kakak apa kabar? Aku kangen banget sama kakak."
Vita menggenggam kedua tangan Danu yang dibalas senyuman cerah lelaki itu. Danu Artasena, lelaki populer di kampusnya, kini benar-benar menjadi kekasihnya. Semua orang kerap membicarakan hubungan mereka. Namun Vita memilih untuk masa bodo, yang terpenting saat ini adalah Danu benar-benar miliknya.
"Aku udah pesenin moccacino buat kakak. Seperti biasa, less sugar kan?"
Danu mengusap pipi Vita lembut "kamu selalu inget sama apa yang kakak suka. Jadi makin sayang deh."
Vita tersenyum lebar sampai deretan gigi cantiknya terlihat. Ia sangat senang karena Danu semakin perhatian kepadanya.
"gimana kerjaan kakak? Kakak bisa kuliah lagi kan bulan depan?"
Vita terlihat antusias menunggu jawaban Danu. Lelaki itu menaikan sebelah alisnya dan tersenyum lebar.
"iya dong. Demi kamu, kakak sampe kerja dua kali lipat supaya kita bisa sama-sama lagi. Sekarang urusan kakak udah agak ringan. Jadi bulan depan bisa kuliah lagi."
"Horeee... Pacar aku hebat" Vita yang kesenangan mengecup pipi Danu singkat. Danu sempat terkejut, namun Vita langsung menghentikan aksinya.
"maaf, kak. Aku kelepasan" ucap Vita sedikit kikuk.
Danu kembali tersenyum "gapapa kok. Kakak juga paham."
"hehehe... Kalo gitu, semua makanan yang kita makan, aku yang bayar, ya. Soalnya aku seneng banget pacar aku mau kuliah lagi."
Danu mengangguk cepat "ok!" dan tersenyum sesudahnya.
Vita mengusap pipi Danu kemudian kembali menyeruput red velvet ice kesukaannya dengan penuh suka cita. Mereka menghabiskan waktu berbincang bersama dan sesekali berswafoto di tengah-tengah keasyikan saat ini.
Tentu saja sepasang mata lain melihat kejadian itu. Lagi-lagi Malvin tidak sengaja melihat mereka bersama setelah memarkirkan mobil untuk menyusul ibunya.
Hati Malvin terasa panas. Ia benar-benar cemburu sampai perkataan ibunya tidak dihiraukan.
Melihat perubahan sikap anaknya, nyonya Mikhail menengok ke arah Malvin memusatkan mata. Sepasang kekasih yang sedang bercanda-tawa, terlihat menikmati suasana seakan dunia milik mereka berdua.
Melihat putranya mengepalkan tangan, kini nyonya Mikhail tahu penyebab berubahnya sikap Malvin selama hampir beberapa bulan terakhir. Anaknya jatuh cinta, dan cintanya mungkin tak terbalas.
'Haduhhh...'
Membuat pusing saja.
*******
"Vit, tugas Pak Yusuf udah lo bikin belum?"
Syahreva menghampiri Vita di dalam kelas yang sedang bersender di atas meja. Gadis itu nampak lesu dan malas untuk bergerak.
"Udah noh. Kak Danu yang bikinin."
Syahreva mengernyit. Tidak biasanya seorang Vita mau menerima bantuan orang lain untuk mengerjakan tugas. Ia tahu betul jika Vita sangat memperhatikan tugasnya karena ingin menghasilkan sesuatu berkat usahanya sendiri. Maka dari itu, ia merasa terkejut karena terasa janggal. Sepertinya Vita sudah banyak berubah.
"Lo sadar gak sih kalo akhir-akhir ini beda banget?"
Vita mendongak "beda gimana maksudnya?"
"Semua. Penampilan, sikap lo, dulu boro-boro mau cantik ke kampus. Mandi aja jarang."
"kan udah ada bebep bosQue."
Syahreva memutar bola matanya "bucin boleh, goblok jangan!"
"Yeuu... Suka-suka gue dong. Bilang aja sirik gapunya ayang."
Vita meledek Syahreva yang terlihat kesal dengannya. Tak berselang lama, Danu menghampirinya dengan senyum sumringah.
"kakak punya sesuatu buat kamu."
Danu menarik Vita yang dibalas raut senang dari wajah gadis itu. Syahreva menahannya, membuat Danu menaikkan satu alis karena heran.
"kuliah lo gimana?"
"bilang aja sama Pak Yusuf kalo gue ada keperluan. Nitip buku tugas ya."
"Vit, lo udah tiga kali ngebolos kelas pak Yusuf."
"alah gapapa. Yang penting tugas gue kelar. Bye Syahreva cantikk! Mmuachh..."
Kedua sejoli itu melanjutkan langkahnya setelah Vita melayangkan kiss bye penutup sebagai salam perpisahan. Syahreva yang sejak awal tidak menyukai Danu hanya bisa berpasrah. Entah apa yang akan mereka lakukan di luar sana. Yang jelas, Syahreva hanya ingin melakukan tugasnya sebaik mungkin dan tidak ingin konsentrasinya buyar begitu saja.
Tetapi nihil, Syahreva tetap khawatir meskipun Syahqilla meyakinkannya kalau Vita baik-baik saja. Ia pun memutuskan untuk menanyakan perihal ini jika mereka bertemu. Mereka harus bicara. Ia yakin jika Danu bermasalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Police and I - Lee Minhyuk
HumorWARNING! 21++ ⚠️⚠️ Bapak emang polisi, tapi gak tiap bulan juga kan nilangin saya?! Sebenernya mau bapak apa sih? - Jovita Bagaskara Karena kamu salah, makanya saya tilang. Tuh, liat gebetan kamu, gapake sarung tangan sama sepatu. Ban motornya juga...