4 : Panas

48 7 0
                                    

Matahari begitu terik di siang hari ini. Vita sedang menikmati es krim matcha kesukaannya sambil menatap kosong pada sekumpulan orang di sekitar taman raya. Masih mengingat perkataan Malvin beberapa hari lalu, ia menghembuskan napasnya dengan penuh kebingungan.

Kala itu, Malvin yang mengantarnya pulang memancarkan aura kejam seperti biasa. Namun ia yakin ada hal lain yang membuatnya sedikit berbeda. Di dalam mobil pribadi Malvin, Vita hanya membuang pandangan ke jendela luar. Benar-benar hening sampai ia tak sadar jika mobil yang Malvin kendarai sudah sampai tepat di depan pagar rumahnya.

"Terima kasih" ucap Vita sebelum membuka pintu.

Malvin tidak menjawab. Ia menarik lengan Vita sebelum mengalihkan pandangan.

"Saya benar-benar cemburu" ujar malvin dengan napas tertahan.

Vita tentu saja merasa heran dengan penuturan Malvin. Ia mengernyitkan dahinya, seolah meminta penjelasan dari sang empu.

"Saya gak pernah merasa cemburu dengan siapapun. Jadi saya mohon, meskipun saya terlalu asing di hidup kamu, tolong terima niat baik saya. Saya benar-benar tertarik.. Enggak, mungkin saya udah gila sampai menyalahgunakan posisi saya."

Suasana kembali hening. Entah Malvin yang terlalu lama mencoba mengatur emosinya atau Vita yang berusaha menangkap maksud perkataan Malvin, kedua situasi yang dialami sepasang manusia muda itu berkontribusi penuh atas kesunyian yang tercipta.

Malvin seraya mengatur napas, berusaha mengusap tangan Vita dengan lembut. Gadis itu menatap mata Malvin, berusaha mencari kebohongan atau mungkin saja ia yang sedang berhalusinasi kala itu.

Ia benar-benar termenung dalam pikirannya sendiri. Sampai panggilan Danu yang melambaikan tangan di depan wajahnya pun tak juga ia gubris.

Danu, yang awalnya berniat mencari angin segar, langsung mengganti niatnya tatkala menemukan Vita. Gadis itu belum juga merespon. Dengan sedikit tenaga, ia menepuk bahu gadis di depannya sampai benar-benar sadar.

"Hey.. Kok bengong sih? Sendirian lagi. Temen kamu mana?"

"Aaa.. Eehh.. Kak Danu. Maaf aku lagi banyak pikiran akhir-akhir ini" ucap Vita seraya merapikan anak rambutnya "duduk kak."

Gadis itu bergeser sedikit. Danu tentu saja menerima tawaran Vita tanpa percuma. Mereka kembali menatap lalu lalang orang di sekitar taman. Kembali dengan es krimnya yang mulai mencair, Vita pun melahapnya dengan khidmat.

"Kamu apa kabar?" Danu memulai percakapan.

"Aku baik, kak. Kakak sendiri gimana?" Tanya Vita balik.

"Kakak juga baik" ucap Danu sambil tersenyum manis.

"Ngomong-ngomong, kamu ada masalah apa? Kalo gak keberatan, apa kakak boleh tau?"

Gadis itu tampak mengalihkan pandangan kepada Danu yang duduk disampingnya. Ia menimang apakah harus bercerita atau tidak. Tapi, bukankah Danu terlibat juga dalam ceritanya? Bukankah ia akan menghindar setelah tau jika Vita menyukainya?

"Kenapa? Kok bengong? Kakak buat kamu gak nyaman ya?"

"Bukan begitu kok, kak. Aku emang bingung aja harus ngomong apa" Balasnya canggung.

Danu tertawa, manis sekali sampai rasanya Vita ingin berteriak melihat pemandangan di depannya.

Haruskah ia bercerita? Vita ragu, namun sepertinya rasa penasaran pun tak mau kalah dalam benaknya.

Dengan beberapa tarikan napas, Vita memberanikan diri untuk mengatakan yang sejujurnya. Setidaknya ia ingin tahu apakah Danu memiliki perasaan yang sama.

"Aku suka sama kakak. Dari awal kuliah, aku udah seneng sama pembawaan kakak yang dewasa. Kalo boleh, kakak mau gak jadi pacar aku? Tapi kalopun gak mau, please jangan menghindari aku kedepannya. Kakak gak marah kan?"

Danu yang semula tersenyum mendadak bisu. Vita yang tentu saja menemukan gejala penolakan pun dengan sigap menutup kedua matanya.

Lelaki itu tampak menimang. Setelah beberapa saat, Ia pun memeluk Vita tanpa ragu.

"Ayok kita mulai dari awal. Mulai hari ini, kamu pacar kakak."

Begitulah akhir dari siang hari yang begitu terik ini. Seperti halnya milik perasaan seseorang di balik pohon rindang yang tak jauh dari tempat mereka duduk, ia mengepalkan kedua tangan dengan tatapan dingin yang begitu tajam.

*******

Halooo masih adakah yang menunggu cerita ini? Wah lama juga ya gak kesini.

Tinggalkan jejak dan jangan lupa komen

See you👋

Mr. Police and I - Lee MinhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang