2 : Nasihat

72 14 3
                                    

"Makanya kalo bawa motor jangan pake henset!! Kena tilang kan!"

Ibu Vita terus mengoceh di kantor polisi sesudah mengambil SKCK yang sebelumnya ditahan saat penilangan tadi. Vita hanya memutar bola mata malas mendengar perkataan sang ibu yang percis burung perkutut milik pamannya.

Satu kebodohan yang Vita lakukan tadi pagi adalah ia lupa melepas earphone mahalnya dari kedua telinga. Alhasil, polisi yang mengaku bernama Malvin itu menilangnya dan tak lupa mengambil earphone mahal milik gadis itu. Sumpah demi apapun, Vita merasa sangat ingin mencabik-cabik polisi tadi. Jika ia memiliki kesempatan untuk memiliki sebuah death note, maka Malvin lah orang pertama yang sangat ingin ia lenyapkan.

"Selamat siang, bu."

Langkah Vita dan ibunya terhenti di aula polres kota selatan. Sesosok lelaki tinggi tegap berseragam polisi tengah tersenyum ramah dengan keduanya. Vita mendecih, mulai malas menatap lelaki itu yang terus saja menatapnya jenaka seolah ia adalah anak kecil berumur tiga tahun. Malvin dengan seragam tugasnya terlihat gagah di mata ibu Vita. Senyuman lelaki itu benar-benar indah. Bahkan wanita itu yakin jika Malvin dapat memikat hati calon mertuanya dengan sangat mudah.

"Eh.. Selamat siang juga, pak." Balas ibu Vita lengkap dengan senyuman.

Malvin membungkuk takzim seraya mengulurkan tangan "saya Malvin Ravanza Mikhail, polisi yang menilang anak ibu."

"Jadi bapak toh yang menilang anak saya?" Ujar ibu Vita sumringah.

Malvin terkekeh "cukup panggil saya Malvin, bu. Saya belum punya anak istri soalnya. Kalo di panggil pak, kesannya ketuaan."

'Bisa aja upil kecoa' ujar Vita dalam hati.

"Eh.. Iya nak Malvin. Terima kasih ya sudah menilang anak saya. Saya juga udah capek nasihatin Vita supaya gak pake henset kalo lagi nyetir. Emang dasar bandel anaknya."

Terus aja bu jelekin anaknya. Teroooosss...

"Waduh? Kok bisa omongan ibunya gak di dengerin? Giliran pacar kamu aja diturutin terus. Inget ya dek Vita, yang ngelahirin kamu itu ibu kamu, bukan si pacar" Balas Malvin dengan wajah tanpa dosa yang di buat-buat.

Gadis itu mencebik "Bapak gak usah sok tau deh! Siapa juga yang pacaran? Emang saya kaya bapak yang suka godain cewek dimana-mana? Saya ini jomblo berkelas ya. Inget, BERKELAS loh. Gak pernah pacaran dan belum disentuh cowok manapun. Catet itu!"

Vita meninggalkan ibunya yang terlihat kesal beserta Malvin yang sedari tadi berusaha menahan tawa. Wanita paruh baya itu memohon maaf atas sikap anaknya kemudian pamit kepada Malvin karena takut Vita tinggalkan. Maklum saja, Ibu Vita sangat malas jika harus memesan ojek online. Belum lagi perkara seratus ribu yang lenyap akibat kecerobohan anak gadisnya itu, membuat dirinya semakin enggan untuk menghamburkan uang barang seperak pun.

Begitulah emak-emak.







🍑🍑🍑🍑








"Besok-besok kalo ngendarain motor lepas dulu earphone-nya. Di tilang kan? Padahal lumayan loh seratus ribu buat beli salak. Bisa kebeli malah sama es buahnya."

Vita tidak bersuara, melainkan hanya mendengar nasihat berbentuk ocehan halus dari mulut sang ayah. Ia sudah terbiasa mendengar segala bentuk tuntutan dan nasihat khas ala ayahnya ini. Biar galak, ayah Vita cukup bijak dengan anak istrinya.

"Satu lagi Vita, jangan galak-galak sama pak polisi tadi. Harusnya kamu bersyukur. Coba kalo kamu gak diberhentiin pas kejadian tadi, pasti kamu udah celaka dihantem busway."

Vita mengangguk pasrah. Ia kembali mengingat kejadian saat ditilang tadi. Secara tidak langsung, Malvin sudah menyelamatkan nyawanya dari transportasi umum negara yang mendadak rem blong di tengah kemacetan kota. Tepat 500 meter dari tempat penilangan, satu unit busway menabrak pohon besar yang untungnya tidak terdapat pejalan kaki. Bayangkan jika saat itu dirinya tetap melanjutkan perjalanan, habis sudah namanya dari daftar penerima warisan.

"Iya yah. Besok Vita minta maaf sama pak Malvin" Ujarnya lesu.

"Harus dong. Bagaimanapun juga, kamu utang nyawa sama dia."

"Tapi kan cuma kebetulan yah!" Vita sedikit gatal mendengar penuturan ayahnya.

Lelaki dewasa itu tersenyum tipis. Ia menggelengkan kepala saat Vita mulai beranjak dari kursinya.

"Nanti kamu bakal tau semuanya. Ayah yakin suatu saat otak kamu bisa berfungsi dengan baik."

"Kalo otak aku gak berfungsi, gak bakalan aku kuliah yah!"

"Yaudah terserah Vita aja, ayah mau ngeronda dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam"

"Dasar Ayah!"

Vita menggiring tubuhnya menuju kamar. Tidak ada kegiatan lain yang ingin ia lakukan selain tidur. Menenangkan pikiran adalah yang terbaik setelah mendapatkan tilang. Sangat bisa di pastikan jika uang jajannya semakin berkurang setelah ini.

Dan itu adalah ulah Malvin, polisi yang sangat ia benci mulai sekarang.



🍈🍈🍈🍈

Hehehehe...

Icely

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Icely

Mr. Police and I - Lee MinhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang