11 : Hari di Balik Hujan

23 2 0
                                    

"TEGAK... GERAK!"

Serangkaian upacara perayaan hari jadi kepolisian berakhir dengan tertib dan aman. Malvin, selaku komandan upacara, mulai meninggalkan luasnya area lapangan pemda yang begitu terik di tengah sorotan masyarakat yang menatapnya memuja dan kagum.

Ia dan keenam sahabatnya memutuskan untuk beristirahat di ruangan khusus setelah bersilaturahmi dengan kapolda beserta wakapolda yang lama. Acara kali ini sekaligus menjadi acara perpisahan, mengingat kedua pejabat tersebut akan pensiun dalam waktu dekat.

"Selamat siang, Komandan."

Para anggota polisi di sepanjang koridor menyapa Malvin dengan penuh suka cita. Hampir seluruh rekannya ditemani oleh Ibu Bhayangkari dan anak masing-masing. Tak jarang, beberapa di antara mereka yang sudah berkeluarga menggoda Malvin karena datang sendirian. Malvin tidak begitu menanggapi ejekan itu. Tubuhnya mulai lemas ditambah demam yang belum turun sejak kemarin membuat dirinya enggan mengeluarkan kata-kata. Untung saja ia tidak ambruk saat sedang bertugas. Malvin hanya ingin tidur karena masih banyak laporan dan kasus yang harus ia tangani.

Di wilayah bumi yang lain, Vita, Syahqila beserta Syahreva sedang berselonjoran di aula kantin kampus. Suasana kian sepi karena sebagian gerai mulai tutup hingga menyisakan beberapa mahasiswa dan mahasiswi saja yang masih betah disana.

Ketiga gadis itu belum berniat pulang. Vita sedang menunggu Danu menjemputnya sebelum pergi ke acara party milik Evan, sementara Syahreva dan Syahqila menemani Vita, berjaga-jaga jika Danu tidak jadi menjemputnya.

"GAESSSS... GUE BAWA HOT NEWS TER- UP TO DATE!!"

Syahreva menahan emosi. Berbeda dengan Vita dan Syahqila yang terlihat biasa saja karena sibuk menjelajahi ponsel masing-masing, Syahreva sedang belajar merajut syal disela-sela kegabutannya. Bahkan dirinya sampai dibuat lupa dengan pola rajutannya tadi. Tentu saja Syahreva lah yang paling dirugikan disini.

"Kalian tau gak? Semalem si David anak metalurgi, ngeliat kak Danu dari prodi Manajemen, HS di toilet sama stripteaser di Royal Champ. Gila gak lo?"

Perempuan berambut pirang tadi mengatur napasnya yang terengah-engah setelah berteriak dan berlari kencang. Seolah sudah biasa mendengar berita tersebut, ke empat temannya yang lain menunjukkan sikap datar namun kentara rasa terkejut meskipun tidak begitu banyak.

"Itu orang bukannya pacaran sama cewek dari angkatan kita ya? Kirain udah tobat" ucap gadis berambut hitam panjang yang duduk dipaling pojok.

Gadis berkacamata kuning disebelahnya mendecih "palingan itu cewek cuma bahan gabut dia aja. Lo gak inget sama rumor dia yang pernah ngehamilin anak orang waktu SMA?

Vita, Syahqila dan Syahreva yang sejak tadi memasang kuping saling tatap. Vita memang tahu jika Danu diganderungi banyak perempuan, tetapi kabar ini cukup membuatnya terkejut mengingat sikap Danu kepadanya selalu baik dan tidak pernah melampaui batas.

"Betewe, itu bayi jadi diberojolin gak ya? Mana kasian banget emaknya dikeluarin dari sekolah" tanya si perempuan berambut sebahu yang duduk di hadapan perempuan berkacamata kuning.

Gadis berambut pirang menanggapi "kayanya sih enggak. Yang gue tau, itu cewek kan sempet stress. Makanya keguguran" tuturnya "kalaupun lahir, mungkin anaknya udah umuran lima tahun."

Hening

Kelima perempuan tadi berpikir sambil sesekali menyeruput es teh manis yang sudah dipesan. Gadis berambut biru tua yang duduk di sebelah perempuan berambut sebahu, kembali membuka suara.

"Apa kita cepuin aja ya ke ceweknya? Mau itu gosip bener apa enggak, kalo mereka putus kan kita juga yang untung. Selain kak Danu jomblo lagi, kita juga dapet pahala karena ngebikin anak orang yang gak selevel nakalnya kaya kita, selamat dari harimau buas modelan Danu. Gimana?" Usulnya bangga.

Mr. Police and I - Lee MinhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang