Bulan ini banyak hujan ya? September Oktober November Desember. Mungkin dengan adanya 'Ber' akan membuat kita faham bahwa yang ber itu tidak selamanya BERsedih.
***
"Ja, liat deh. Ada pelangi." Tunjuk Bumi pada Senja yang masih menyenderkan kepalanya pada bahu Bumi.
"Wahhhh, aku baru liat Pelangi lagi tau ga sih. Indah banget pelanginya Bumi." Senja terlihat Excited, meskipun bibirnya sudah terlihat pucat.
"Tapi pasti pelangi nya bakalan hilang deh, kenapa ya Pelangi gak abadi?" Ucap Senja yang masih menyender dibahu Bumi, dengan memakan permen kapas yang dibeli Bumi tadi.
Pusing yang menyerang perlahan menghilang. Membuat Senja menghela nafas lega tentu saja.
"Sama kaya Senja, Senja selalu pergi tanpa pamit." Ujar Senja.
"Tapi kan, Senja bakalan datang lagi." Ucap Bumi sambil terus menerus mengusap rambut Senja.
"Kamu potong Rambut kapan?" Tanya Bumi.
"Minggu lalu, soalnya rontok" Jawab Senja seadanya.
"Kamu dua Minggu ini kemana?" Tanya Bumi lagi.
"Ada kok, cuma kemarin aku harus ke Jakarta untuk pengobatan" Tentu saja kata terakhir adalah kata yang Senja ucapkan dalam hati.
"Sesulit itu ngabarin aku Ja?" Ucap Bumi sambil tersenyum miris.
"Maaf, aku gak pegang handphone sama sekali Saka"
"Oke" Jawab Bumi
Senja tersenyum, "Aku pasti kangen deh waktu kamu ngambek gini." Ujar Senja membuat Bumi bingung.
"Padahal aku sering ngambek sama kamu Ja." Kekeh Bumi. Senja ikut terkekeh.
"Bumi, aku gak tau kapan aku mulai sayang sama kamu. Makasih yah udah bikin hari-hari aku berwarna kaya pelangi. Makasih juga kamu tetap menunggu Senja meskipun Senja itu tak seindah pelangi. Bumi harus janji, setelah Senja itu menghilang, Bumi jangan nangis. Bumi kan yang bilang kalo Senja itu akan kembali?"
Senja menatap mata Bumi, senyuman terus terpancar dibibir pucat Senja. Tak terasa, darah itu mengalir dihidung Senja.
"Ja, hidung kamu--" Panik Bumi langsung mengelap Darah yang ada di hidung Senja.
Senja mencegah, memegangi tangan Bumi. "Biarin, Biarin dia mengalir dengan kemauannya" Lirih Senja.
"Ja, tapi darah-"
"Bumi, Senja mau tidur. Senja mau tidur dalam pelukan Bumi." Lirih Senja.
Bumi mendekap erat tubuh Senja, isakan tangis terdengar begitu saja. Senja tersenyum, "Jangan nangis Bumi. Bumi harus tau, kalo Senja sayang banget sama Bumi" lirih Senja
"Bumi, peluk terus Senja nya. Peluk. Senja mau di peluk lama sama Bumi. Senja pasti akan merindukan Bumi."
Bumi tak bisa berkata apapun, dadanya sakit, Bumi adalah manusia yang tidak tau apapun tentang Senja. Bumi bukan tempat Senja selama ini. Bumi benci dengan dirinya, mengapa harus seperti ini?
"Jangan membenci diri Bumi ya." Lirih Senja lagi.
"Senja capek, Senja mau tidur Bumi. Bumi jangan nangis, Bumi harus janji, kalo suatu saat nanti, Bumi akan menemukan Senja lainya." Dada Senja sakit, Senja tak bisa lagi menahan kesakitanya.
"Bumi, makasih"
Bumi menangis setelahnya, Senjanya, Senja hidupnya kini telah meredup ditelan oleh malam yang abadi.
Hujan menetes tanpa bisa dicegah. Bumi terus menangis tanpa henti. Mengaung kesakitan seolah ia juga merasakan sakit apa yang Senja rasakan. Dadanya sangat sakit, hidupnya terasa berat tertimpa langit.
Bumi melangkah membopong tubuh Senja dalam hujan. Bumi terjatuh, dia tidak sekuat itu. Dia tetaplah Bumi yang butuh sinar Senja.
"Senja selamat tidur sayang" Tangisan Bumi terdengar diiringi dengan suara hujan.
Membawa Senja dalam pelukanya, tubuhnya seakan ikut mati, melihat wajah pucat tak bernyawa Senja.
Kini bagaimana hidupnya?
***
Bumi melihat batu nisan dihadapannya, Masih dengan ketidakpercayaan. "Ayo pulang." Usap Raja pada punggung Bumi.
Bumi terisak, "Senja pergi Ja."
"Lo harus kuat"
"Gue ga bisa Raja, Senja gak pernah bilang apapun, ini bahkan lebih sakit"
"Bumi."
Bumi menoleh pada Mamah Senja, "iya Mah." Ucapnya
Meloni memberikan kotak yang Bumi tidak tau apa isinya.
"Punya Senja, Senja bilang kamu harus baca ini" Bumi mengambil kotak itu dari tangan Mamah Senja.
"Mamah pamit ya, setelah ini Mamah sama Ayah akan pindah ke Surabaya. Mungkin hanya sesekali Mamah ke Bogor. Kamu harus tetap bertahan Bumi. Karena Senja akan terus hadir dimanapun kamu berada. Percaya sama Mamah"
Pelukan Meloni membuat Bumi ikut menangis, Bumi hanyalah manusia biasa yang jika di tinggalkan oleh orang terkasih akan merasakan sakit, lalu menangis.
Bumi bukanlah manusia yang kuat, Bumi tetap Bumi yang akan sakit jika terus menerus tertimpa oleh air hujan. Meskipun pada dasarnya Bumi juga tidak terus mengeluh karena tertimpa oleh ribuat air hujan.
"Makasih Mah"
***
" Pada akhirnya salah satu orang yang ada tidak lain adalah dirumu sendiri. Maka dari itu kamu harus mengenal dirimu sendiri dan percaya pada dirimu sendiri."
-Nakamoto Yuta-
Aku ga akan bosen-bosen untuk bertanya "bagaimana kabar kalian?"
Hari ini kamu sudah melakukan hal yang terbaik, jadi harus tetap semangat untuk esok hari.Cimarga 2022
Bad.bishangel
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Twilight [ END ]
Teen FictionCinta bisa menyenangkan dan juga bisa membuat sakit di waktu yang bersamaan. Perkara cinta yang ghaib bisa merubah segalanya. Tak tau apa yang di pikirkan manusia ketika ia jatuh cinta, karena yang mereka tau cinta itu anugerah yang Tuhan titipkan. ...