Kembali

1 3 0
                                    

"Kita harus tau memegang payung untuk orang lain, tapi aku harap kamu juga punya seseorang yang memegangi payung untukmu"
-Zhong Chenle"

***

Sudah dua minggu Senja tidak menapakan kakinya disekolah. Bumi yang sudah dua minggu juga berdiam, seolah dunianya menghilang.

Senja bukan hanya Senja bagi Bumi, Senja adalah kehidupannya yang selalu Bumi nantikan kehadiranya.

Sejak di pasar malam itu, Bumi sudah tidak mendapatkan kabar apapun dari Senja. Membuat Bumi berfikir, apa yang telah ia perbuat sampai Senja tak membalas pesanya. Senja seolah ditelan Bumi, Tanpa ada yang tau bagaimana kondisi Senja.

"Beb, serius lo gak tau dimana Senja?" Tanya Bumi untuk kesekian kalinya.

Lagi dan lagi, Beby hanya menggeleng. "Gue gak tau Bumi" Ujarnya sembari menelungkupkan kepalanya ke meja, menghadap kemana arah duduk Senja.

Sudah ribuan kali Beby menghubungi Senja, namun tak ada satupun panggilan itu yang tergubris.

"Gue udah ke rumahnya, tapi kosong. Semuanya gak ada." Lesu Bebi.

Bumi terus melihat kearah pintu, secuil harapan Senja akan bersekolah.

Lima menit berlalu, Bel tanda waktu untuk belajar berbunyi. Suara ketukan di pintu membuat seisi kelas hening.

Mereka menghela nafas, "Baiklah, kami akan merajia kelas ini. Untuk siswa-siswi maju kedepan. Semuanya!!" Penekanan itu, membuat semua siswa-siswi dikelas mau tidak mau berdiri dan berjalan kedepan.

Toktoktok...

Pintu terbuka, Senja disana dengan bibir pucat dan juga dengan nafas yang tak teratur akibat berlari dari gerbang ke kelas.

Bumi tersenyum, mendekat kearah Senja yang masih di depan pintu, "Ja, I miss you" lirihnya yang hanya Senja saja yang mendengarnya.

Senja tersenyum tanpa membalas ucapan dari Bumi, melewati Bumi yang perlahan senyumnya memudar.

"Maaf Bu, saya terlambat." Tutur Senja dengan menundukkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, kali ini saya maafkan." Ucap guru BK yang sedang merajia kelas.

Tas Senja juga di periksa oleh guru BK tersebut, tak ada kecuali. Semua barang yang sudah tertera tidak boleh dibawa ke sekolah, akan kena Rajia.

Senja menghela nafas, kala tidak ada barangnya yang kena Rajia. Senja melihat kearah belakang, Bumi masih dengan melihat kearah Senja.

Senja berjalan mendekati, "Aku udah pernah bilang kan mau bawa kamu ke tempat rahasia aku? kamu mau tau gak dimana tempatnya?" Tanya Senja yang di angguki oleh Bumi.

"Mau bolos?" Bisik Senja mendapatkan pelototan dari Bumi.

"Heh?!" Bingung Bumi.

"Sekali-kali gapapa kan?" Senyuman Senja kali ini membuat dada Bumi bergemuruh, meskipun selalu seperti ini, namun kali ini sangat berbeda.

"Ayo" Ucap Bumi.

***

Bumi dan juga Senja, memutuskan untuk membolos di jam istirahat. Kini mereka beruda berada di sebuah taman yang ada danaunya. Ada sedikit bukit, dan diatas bukit itu terdapat tempat duduk berbentuk seperti jamur.

Bumi meniduri kepalanya di pangkuan Senja.

"Bumi, aku sayang sama kamu." Ucap Senja tiba-tiba.

"Aku juga." Ucap Bumi

"Maaf." Lirih Senja sambil terus mengusap rambut Bumi.

"Kenapa minta maaf?" Bumi terbangun dari tidurnya. Melihat kearah Senja yang terus melihat kearah Bumi.

Air mata Senja menetes dengan sendirinya.

"Bumi, gimana kalo aku menghilang dari Bumi ini?"

"Senja." Tak bisa, Bumi masih belum faham dengan semuanya.

"Bumi itu masih tetap Bumi nya Senja. Nanti, kita ke sini lagi ya?" Punya Senja.

"Iya Senja."

"Bumi, Senja mau dong permen kapas" Ucap Senja.

"Bumi beli dulu ya? Sebentar kamu jangan kemana-mana dulu"

"Aku bukan anak kecil ya!" Kesal Senja membuat Bumi terkekeh.

"Aku gak lama." Bumi berlalu, mencari permen kapas yang di minta Senja.

Tes

Senja syok, buru-buru ia menghapus darah yang menetes dari hidungnya. Melihat kearah Bumi yang masih membeli permen kapas.

"Ayo dong, jangan sekarang!! Aku mau liat Bumi lebih lama lagi. Aku mau liat senyum Bumi terus menerus. Jangan sekarang aku mohon Tuhan"

Dada Senja perlahan sesak, kepalanya pusing tanpa ia bisa cegah. "Jangan sekarang" lirihnya.

"Senja? Kamu kenapa sayang?" Bumi panik, Senja masih tak menjawab.

"Senja?" Bumi semakin panik karena tak ada respon dari Senja.

"Ngga Bumi, aku gak apa-apa, aku cuma pusing. Aku mau peluk kamu boleh? Tidur di pelukan kamu juga Bumi" lirih Senja.

"Kita kerumah sakit ayo!" Ajak Bumi yang mendapat gelengan dari Senja.

"Ngga, aku gak apa-apa. Aku cuma kecapean." Kekeh Senja. "Ayo Bumi duduk, Senja mau nyender." Lagi, Senja bersua dengan lirih.

***

"Anggap saja takdir tak berpihak pada kita"
-Lost Twilight -

Apa kabar?
Suka tidak dengan part ini?
Semoga kalian suka.
Jangan lupa kerjakan tugas kalian ya.

Cimarga 2022
/Bad.bishangel

Lost Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang