Tuhan pasti sudah tau apa yang terbaik untuk kamu.
Jadia harus tetap semangat!***
"Senja, Buku kamu." Bumi memberikan Buku itu pada Senja.
"Makasih, ayo ke kelas." Ajak Senja
"Oiya, malam Minggu nih, pasar malem mau gak?" Ajak Bumi yang di angguki oleh Senja.
"Aku jemput jam 7 ya?" Lagi, lagi Senja mengangguk mengiyakan ucapan Bumi.
"Oiya, tugas udah belum? Apa mau ngerjain sama-sama?"
"Heum, aku juga belum. Mau ke perpus?" Ajak Senja yang di angguki langsung oleh Bumi. Lumayan modus dikit sama ayang.
"Buku yang kemarin kamu baca, Bagus. Aku suka" Ucap Bumi membuat Senja keheranan.
"Kamu baca juga?" Tanyanya yang dipanggil oleh Bumi.
"Menurutmu, gimana ya kabar si cowok nya sekarang?" Tanya Bumi pada Senja.
"Udah punya anak deh kalo kata aku." Kekeh Senja.
"Aku juga mikirnya gitu, walaupun ending nya bikin mewek, tapi setidaknya si cowok juga hidup dengan bahagia." Ucap Bumi
"Malah udah punya anak juga kayanya. Soalnya di lembaran pertama sudah jelas." Lanjut Bumi.
Senja hanya bisa tersenyum menanggapi perkataan dari Bumi, yang membuatnya senang. Senja selalu suka dengan Bumi, apapun tentang Bumi, Senja selalu menyukainya. Meskipun pada akhirnya Senja tidak akan tau takdirnya seperti apa.
Senja adalah gadis yang tidak ingin menunjukkan kasih sayangnya, gadis yang selalu mengutamakan gengsi juga tentu saja.
Untuk memulai, 'aku sayang kamu' saja rasanya Senja mual dengan semua itu.
"Jangan berisik." Ujar Senja yang langsung dipatuhi oleh Bumi.
"Kita ke lantai dua aja yuk? Di lantai dua adem, anginnya sepoy-sepoy." Ucap Bumi sambil menarik tangan Senja menuju lantai dua
"Iya, kita ke lantai dua." Kata Senja.
Senja dan juga Bumi Menaiki tangga menuju lantai dua. Disana sepi, tidak ada satu orang pun yang ada di lantai dua, Karena bel sudah berbunyi lima menit yang lalu. Kelas Senja dan Bumi free, hanya ada tugas dari Bu Fika. Untuk itulah sekarang, Senja dan Bumi ada di perpustakaan. Meskipun waktunya sampai Minggu depan tapi mereka memutuskan untuk mengerjakannya sekarang.
"Ja liat deh, awan nya kok bentuk love ya?"
"Mana?" Tanya Senja sembari melihat kearah langit, ia juga penasaran.
"Ini" Tunjuk Bumi pada lengannya yang membentuk hati.
"Gembel" Senja kembali melihat ke arah Buku. "Aku tau nih, kamu mah alesan doang ngerjain tugas, aslinya mau ngadem." Ucap Senja pada Bumi yang sekarang sedang melihat kearah langit.
"Lho? Kok kamu tau?" Menyebalkan, Bumi selalu menyebalkan.
"Aduh Ja, udah jangan dicubit" Bumi memegang pinggangnya yang panas akibat kena cubitan dari Senja.
"Mampus, biar tau rasa" Ledek Senja.
"KDRT kamu nih" Ucap Bumi menelusupkan kepalanya pada celuk leher Senja. Memeluknya dengan nyaman.
"Jangan gini ah, ini di sekolah" Tegur Senja sedikit risih, karena ini bukan waktu untuk ber-romantis ria.
"Kalo ga di sekolah boleh?"
"Aww, Ja astagfirullah KDRT terus heran" Cemberut Bumi.
"Cangkemu mas."
"Ja, jangan ada yang lo tutupin dari gue ya? Kalo Lo seneng lo bilang seneng, kalo lo sedih lo juga harus bilang kalo lo emang sedih. Bagaimanapun gue, gue udah jadi pacar lo kan?" Bumi menghela Nafas.
"Gue ngerasa lo nutupin sesuatu dari gue. Tapi gue nunggu lo bilang sendiri sama gue." Bumi menggenggam tangan Senja. "Gue sayang sama lo." Lirihnya sambil melihat mata Senja.
Senja hanya mengangguk tanpa menjawab perkataan dari Bumi, bibirnya kelu saat ini. Hatinya terenyak hanya untuk berbicara sepatah kata pun.
Bumi selalu bisa membuat hati Senja tenang, Bumi yang selalu Senja hindari ketika Senja tidak baik-baik saja. Karena Senja yang tidak ingin Bumi merasakan kesakitan itu.
***
Malamnya, Senja sudah siap dengan pakaian sederhananya.
Bumi menunggu di ruang tamu, menemani Dedi ayah Senja menonton bola.
Senja turun, melihat Bumi yang sedang serius melihat pertandingan bola itu.
"Ayo, aku udah siap." Ucap Senja.
"Gimana kalo kita tunda aja Ja? Tanggung banget ini, aku lupa kalo ada bola." Ujar Bumi begitu saja tanpa melihat kearah Senja sama sekali.
"Aww Ja sakit kuping aku." Jeweran itu terlepas.
"APA?" Kesal Senja melotot kearah Bumi.
"Iya Ja, kita otw hayu"
"Beh, jalan ya" Ucap Bumi pada Dedi ayah Senja.
"Bah Beh bah Beh, gundul mu. Hati-hati lho bawa Senja nya" Ucap Dedi yang di angguki oleh Bumi.
"Siap Yah, Bumi balikin tanpa lecet pokoknya"
"Yaudah sono" Setelah Bumi dan Senja mencium punggung tangan ayah Senja, berpamitan. Bumi berteriak, "MAH, PINJEM SENJA NYA YAA"
"Iya, hati-hati" Dari arah dapur terdengar sautan itu.
"Ayo Ja." ajak Bumi.
Bumi mengeluarkan Helm nya dari bok motor, Senja menerima helm dari Bumi.
"Helm nya lucu." Kata Senja membuat Bumi menoleh kearahnya.
"Sengaja aku beli yang warna biru, soalnya ada gambarnya. Aku liat yang warna pink gak ada gambar nya." Tutur Bumi yang di angguki oleh Senja.
Mereka berdua menaiki motor, menyusuri jalanan Bogor dengan hati gembira. Sepertinya, ini malam yang tidak akan pernah Senja maupun Bumi lupakan
Bukan pertama kali nya mereka berjalan berdua, tapi entah kenapa malam ini seperti spesial bagi mereka berdua.
***
"Bahagia selalu"
Jangan lupa untuk tetap tersenyum:))
@putriyndaaa [Instagram]
Cimarga 2022
/Bad.bishangel
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Twilight [ END ]
Teen FictionCinta bisa menyenangkan dan juga bisa membuat sakit di waktu yang bersamaan. Perkara cinta yang ghaib bisa merubah segalanya. Tak tau apa yang di pikirkan manusia ketika ia jatuh cinta, karena yang mereka tau cinta itu anugerah yang Tuhan titipkan. ...