Lembaran

14 6 2
                                    

"Bahkan jika kehidupan memberimu seribu alasan untuk menangis kamu perlu menemukan setidaknya satu alasan untuk tersenyum"

-Huang Renjun -

***

Langkah Bumi berhenti ketika ia sudah sampai di kelas bertuliskan XII IPA 1 ia tersenyum, merapihkan rambut yang bahkan hampir menutupi telinga itu.

"Assalamualaikum Brodi" Ucapnya sambil berjalan kearah meja paling belakang.

"Waalaikumsalam" Jawab anak kelas serentak ketika mendengar ucapan salam dari Bumi.

"Selamat pagi neng Senja." Bumi mengedipkan satu matanya, menyisir rambutnya dengan tangan.

"Oh iya neng." Ucapnya menggantung, tangannya ia gunakan untuk mengambil sesuatu didalam tasnya itu.

"Nih, dari aa Bumi." Kata Bumi sambil menaruh kotak makan di atas meja Senja.

Senja hanya melirik kotak makan itu, "Iya" Jawabnya.

"Buju buset neng, ini nasi goreng aa masak dari subuh lho. Masa dianggurin gitu aja"

Bumi duduk dimeja Senja, matanya masih menatap Senja yang masih membaca buku biologi itu.

"Speak bidadari banget ini mah" Lirih Bumi yang  masih menatap kearah Senja.

"Bumi minggir anjir gue mau duduk!"

"Ari kamu ganggu wae Beb!" Ucap Bumi sambil berjalan kearah samping.

Bumi duduk diseberang meja Senja, karena itulah tempat duduknya.

"Beb Beb semua cewek aja lo gituin!"

"Tapi nama lo Bebi anjir! Terus lo mau gue panggil apaan? Babi? Iya?" Bumi ikut kesal karena perkataan Bebi

"Iya juga ya heheh" Ucap Bebi tersenyum tak berdosa.

"Hehe, hehe" Ejek Bumi sambil memutar bola matanya malas.

"Ja" panggil Bebi

"Ja ja, Jaja Miharja maksud lo Beb?" Cerocos Bumi yang mendapatkan pelototan dari Bebi.

"Apa sih, ikutan mulu lo." Ucap Bebi memutar bola matanya malas.

"Gue makan ya nasi gorengnya." Bebi mengambil kotak makan dihadapan Senja.

"Buju buset Bebi! Gak gak, itu buat Senja goblock!!" Kesal Bumi sambil merebut kotak makan yang ada di tangan Bebi.

"Gue udah sarapan dirumah, lagian kalo buat siang pasti nasinya udah keras. Jadi gapapa yah buat Bebi?" Tanya Senja pada Bumi.

Bumi mendengus, lalu berdehem. Setelah itu, Bumi pergi keluar dari kelas.

"Ngambek dia Ja?" Tanya Bebi

"Ngga tau" Ucap Senja sambil menaikan bahunya.

Setelah itu, Senja kembali membaca bukunya. Senja bukan orang ambisius, bahkan orang tuanya tidak menuntut apapun dari Senja. Asalkan Senja naik kelas, itu sudah cukup bagi mereka. Namun, Senja menjadi salah satu siswi berprestasi disekolah. Banyak yang mengagumi Senja, bahkan Bumi sekalipun.

Lost Twilight [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang