sisi lain dari dia

12 2 0
                                        

07:30

Sosok yang berada pada brangkar dengan infus yang masih melekat kini membuka matanya dan mengamati sekeliling . nampaknya ia masih merasakan pusing pada kepalanya yang sekarang berdenyut dan membuat sang gadis meringis kesakitan.

"Sesh... Kok gua bisa ada di sini " monolognya memperhatikan sekeliling dan tak selang lama ada suster yang masuk membawa nampan .

" Sudah baikan non?" Tanya sang suster sembari mengecek infus

" Emm... Saya kok bisa ada di sini ya sus , emang saya kenapa? tersus yang bawa kesini siapa ,emang saya kenapa kok dia mau bawa saya ke sini  "rentetan pertanyaan yang membuat sang suster hanya tersenyum

" Ini sarapannya, jangan lupa di habiskan dan ini obatnya " jelas sang suster

" Ih ...  Sus kan saya tanya kok malah nggak di jawab , emang suster tau saya? nanti kalo saya kabur terus nggak bayar biaya rumah sakit gimana , pasti suster di marahin" cerocosnya lantaran tak di beri jawaban

" Tau kok , non ana nggak usah khawatir buat biayanya udah lunas ,jadi  saya nggak perlu khawatir terlebih saya malah takut kalo nggak melayani nona dengan baik takut di pecat " jawab sang suster dan pergi meninggalkan ana sendiri

Ana yang melihat itu melongo tak tau harus bagaimana "lah kok malah pergi sih ?" Ucapnya kesal

" Hp gua , kalo orang rumah telfon gimana .... Aduh bisa kena marah gua " ana  kini kelimpungan mencari barangnya yang mungkin di letakan di meja nakas , ana yang belum juga menemukan benda yang di cari turun dari brangkar namun saat akan melangkah ia justru terjatuh karena  tak tau bahwa kakinya terkilir.

Gubrak.....

" Aish... Sakit banget huhuhu , infus gua hiks.. sakit " rintihan dan suara jatuh terdengar dari luar membuat bodyguard yang berjaga langsung masuk dan melihat keadaan

" Nona, kenapa bisa ada di bawah " tanya salah satu bodyguard

" Huaaa... Hiks pak kaki aku sakit hiks ... Tangan aku ada darahnya hiks sakit juga " kini tangis ana semakin menjadi tak bisa di pungkiri sikap manja dan cengeng ana akan muncul jika ana sakit dan jika ingatan ana kembali muncul hal ini  tak banyak yang tau.

" Ya ampun ... Saya bantu nona , ayo pelan - pelan saja nona " ucap sang bodyguard membantu ana kembali pada brangkar

" Tolong panggil dokter cepat " perintah bodyguard pada bodyguard satunya dan sang bodyguard langsung berlari namun terhenti di koridor karena bertemu dengan sang tuanya.

" Pagi tuan " sapa sang bodyguard

" Pagi pak toni , kanapa lari pak "

" Ah itu tuan , nona ana terjatuh dan infus nya lepas jadi banyak darah yang keluar, saya hendak memanggil dokter untuk memeriksa non ana "

" Bagaimana bisa "

" Jad..." Belum sempat sang bodyguard yang di panggil pak toni tadi menjelaskan sudah di tinggal oleh sang tuan yang berlari begitu terburu, tak terlalu memikirkan hal itu pak toni langsung bergegas untuk memanggil dokter

Brak...

Dobrakan pintu oleh ava tadi langsung membuat ana yang tadinya merengek dan menangis kesakitan kini terhenti .

" Kok lo ada di sini " tanya ana dengan sesenggukan yang belum menghilang lantaran tangisannya tadi

Lain dengan ava yang kini terdiam , ia juga merasa aneh . Kenapa ia merasa begitu khawatir padahal ana bukan siapa-siapa dan kenapa ia harus sepanik itu mendengar ana jatuh .

"Hah? ... Emmm gua denger lo jatoh , infus lo juga kecabut " jawab ava setelah sadar dan mendekat pada ana

Mendengar itu ana kembali merasakan sakitnya ia tersadarkan kembali setelah beberapa saat di kagetkan oleh ava .

AvalonAnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang