Anak Teleios terkapar mengenaskan di teras rumah Elina dengan nafas terengah setelah berhasil kabur dari kejaran 3 pria bertulang lunak tadi.
"Gila, capek banget" keluh Juan.
"Gara gara lo anjir!"
"Gue tau lo playboy Ju, tapi jangan bencong lo godain juga dong!"
"Tau lo Ju! Kaya udah ga ada cewe beneran aja"
"Heh! Mana ada gue godain. Merekanya aja yang terlalu terpesona sama ketampanan gue" kata Juan dengan PD nya membuat yang lain mendelik.
Suara tawa Elina yang baru saja melewati gerbang membuat perhatian mereka teralih. Ia baru saja datang dengan Rega.
"Dari mana aja lo berdua?"
"Gak dari mana mana" Rega menggedikkan bahunya acuh.
"Santai banget lo Ga. Enggak ikutan kabur"
Rega mendelik "gue panik gila, mau kabur tapi Elina gak mau turun dari punggung gue!"
"Terus terus? Digodain lo?"
"Untungnya enggak. Karna gue masih posisi push up dan Elina juga masih nangkring di atas gue jadi fokus mereka tetep ke kalian" jelas Rega.
"Enak banget lo jadi ga cape cape lari"
"Tapi gue sempet panik banget gila. Kalo gue ga punya hati, gue pasti udah berdiri tanpa perduli Elina bakal kejengkang" balasnya sewot.
Sedangkan yang di sindir masih asik tertawa membayangkan wajah wajah panik teman teman nya membuat yang lain mendengus sebal.
"Tawa aja terus lo El, gak ada prihatin prihatinnya sama kita"
"Lagian, takut ko sama bencong" jawab Elina setelah berhasil meredakan tawanya.
"Bukan takut anjir! Ngeri di raba raba!"
"Sama aja!"
Galang berdecak "ini mah judulnya udah bukan jogging lagi, tapi lari maraton"
*****
Setelah beristirahat, mandi dan berganti pakaian sehabis lari maraton tadi, siang ini mereka kembali berkumpul di rumah pohon yang berada di halaman belakang rumah Elina.
Rumah pohon ini sudah ada sejak mereka kecil, hanya saja bentuk nya sudah berbeda karna berkali kali di renovasi. Agar tetap aman kalau kata ayahnya Elina. Takut takut ada kayu yang sudah rapuh akan membahayakan.
Elina berdecak "suntuk banget gue, tiap hari yang gue liat muka kalian lagi, muka kalian lagi" katanya lesu.
"Ga bersyukur lo El! Padahal di luar sana banyak yang pengen jadi lo biar bisa mandangin muka ganteng gue setiap hari" sahut Juan dengan PD nya.
Juan si paling PD
"Dih! Narsis lo!"
"Terik terik gini makan rujak enak kayanya ya" celetuk Leo.
"Dih! Udah kaya ibu ibu ngidam aja lo!" Timpal Galang.
"Emangnya yang boleh pengen rujak tuh emak emak hamil doang!" Sahut Leo tak terima.
"Ayo lah ngerujak! Gue tadi liat mangganya pak Yanto kayanya enak buat di rujak" kata Elina.
"Ya jangan mangga pak Yanto juga El, lo kaya gak tau aja dia pelitnya kaya gimana"
Fyi, pak Yanto itu merupakan salah satu tetangga mereka. Di halaman rumahnya memang terdapat pohon mangga yang buahnya terlihat sangat menggiurkan.
"Yaelah, gak usah bilang. Petik diem diem aja" timpal Juan.
"Lo aja sana! Gue gak mau lari maraton lagi cuma karna di kejar anjingnya pak Yanto. Cukup tadi pagi aja" tolak Leo.
"Payah banget lo Le, pengen rujak tapi gak mau usaha" ledek Andra
"Kaya lo berdua berani aja sama anjingnya"
"Gue mah gak cemen kaya lo!"
"Yaudah, lo aja berdua sana yang ambil mangganya"
"Siapa takut!" Sahut Juan dengan tampang seolah dia adalah manusia paling berani.
*****
"AAAAAAAAAAAA TOLONGG!" Teriakan Juan dan Andra menggelegar.
Mereka tengah berlari dari kejaran anjing milik pak Yanto dengan menenteng masing masing satu runtui buah mangga.
Leo yang tengah berada di teras rumah Elina bersama yang lain tertawa puas melihatnya.
Rasakan!
Tadi saja sok berani akhirnya lari juga.
Galang melotot saat melihat kedua temannya itu berlari masuk ke halaman rumah Elina tanpa menutup kembali gerbangnya membuat anjing pak Yanto juga ikut masuk.
"MASUK WOY!" Teriaknya panik seraya meraih kerah belakang baju Leo yang masih asik tertawa belum menyadari adanya bahaya mengancam, menariknya masuk berdesakan dengan yang lain. Biar menyebalkan, Leo tetaplah sahabatnya yang keberadaannya perlu dilestarikan.
BRAKKK
Juan menutup pintu keras lalu bersandar di belakang pintu dengan nafas tersenggal senggal.
"Uhukk uhukkk" Leo terbatuk seraya memukul mukul tangan Galang yang masih mencengkram kerah bajunya kuat membuat Galang tersadar lalu melepaskannya.
"Gila! Lo mau bunuh gue?!" Tanyanya sewot.
"Masih untung gue seret masuk. Kalo engga udah di terkam lo di luar karna terlalu asik ketawa!"
*****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
TELEIOS (END)
Teen FictionSUDAH END!! Bagi warga SMA Nusantara, teleios itu merupakan kumpulan manusia tampan yang sempurna. Tapi bagi Elina, teleios itu tak lebih dari kumpulan manusia manusia abnormal yang kelakuannya bikin geleng geleng kepala. Elina ini sebenarnya gadis...