Juan jomblo?

8 1 0
                                    

"Ju! Lo beneran mutusin semua pacar lo?" Tanya Elina tiba tiba.

Saat ini mereka tengah berada di kantin sekolah. Tengah mengisi perut di sela sela penatnya belajar.

"Kok lo tau?"

Elina mendelik "ya taulah. Semaleman gue di teror pacar lo yang bejibun itu. Mereka pada nanya kenapa lo tiba tiba minta putus!" Kata Elina kesal.

"Jadi lo beneran mau serius sama si Zia zia itu?" Tanya Leo penasaran.

Juan mendengus "namanya Nadin bukan Zia" ujarnya seraya menatap Andra sinis karna telah memberinya info palsu.

Si empu yang ditatap acuh saja tetap fokus pada makanannya.

"Ya iyalah. Emang tampang gue keliatan kaya bercanda?" Tanya Juan membuat semua lantas memandang lekat cowok itu. Memastikan apakah ia bercanda atau tidak.

Juan menghela nafas lelah "dah dah dah ahh, ribet lo pada!"

"Btw Zi, Nadin tuh kalau di kelas orangnya gimana si?" Tanya Juan mengalihkan pandang pada Zio.

"Ya ga gimana gimana. Sebiasanya cewek aja" jawab Zio cuek tanpa mengalihkan pandang dari bakso dihadapannya.

"Ya maksud gue tuh dia ceria atau lebih pendiem atau gimana?"

Juan berdecak saat melihat Zio hanya menggedikkan bahunya acuh.

"Ndra gimana ndra?" Tanya Juan pada Andra karna cowok itu juga satu kelas dengan Nadin dan Zio.

Andra melipat kedua tangannya di atas meja seraya memandang Juan lekat seperti akan mengatakan sesuatu yang  begitu serius.

Cowok itu menoleh ke kanan lalu ke kiri seakan memastikan keadaan sebelum berkata "dia suka tiba tiba kesurupan Ju"

"Mana mungkin cewek cantik kaya Nadin suka kesurupan. Ngaco lo!" Sahut Juan jelas tak percaya.

Andra mendelik "lo pikir setan sama kaya lo yang suka mandang fisik?" Kata cowok itu sewot.

"Ah emang harusnya gue gak nanya lo! Ngasih info nama aja salah apalagi sifatnya" cibir Juan.

Baru hendak menjawab suara Galang menyela ucapan Andra.

"Ya lo cari tau sendiri lah Ju kalo emang serius" katanya.

"Iya dah" balas Juan sebelum beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?" Tanya Rega.

"Mau cari tau soal calon pacar!" Jawab Juan lalu berjalan menghampiri Nadin yang ternyata sedang duduk sendiri tak jauh dari meja mereka.

"Hai Nad!" Sapa cowok itu setelah duduk dihadapan Nadin.

Sang empu yang disapa hanya menatap Juan sekilas lalu kembali fokus pada makanannya.

"Kali ini bener kan gue? Nadin nama lo?" Juan memastikan tapi tak mendapat jawaban.

"Sendirian aja?" Tanya Juan tak menyerah.

"Lo liat ada orang lain disini?"

Juan terkekeh mendengar jawaban yang terkesan jutek itu.

"Yakan siapa tau ada temen lo yang masih beli makanan"

"Gue duduk disini boleh?"

Nadin mendelik "lo udah duduk. Gausah segala minta izin. Udah telat!"

"Ngegas mulu neng"

Nadin menghela nafas lelah lalu beranjak dari kursinya hendak pergi.

"Mau kemana?" Tanya Juan.

"Bukan urusan lo!" Balas cewek itu lalu berlalu dari hadapan Juan.

Juan yang pada dasarnya sudah bertekad untuk memperjuangkan Nadin pun ikut beranjak mengikuti cewek itu.

"Gue temenin ya" tawarnya.

"Gak usah!"

Juan tak perduli ia tetap mengikuti kemana cewek itu melangkah dan itu sukses membuat banyak pasang mata menatap mereka penasaran.

"Gasalah deh gue pilih lo! Rajin banget" ucap Juan saat langkah mereka memasuki perpustakaan.

"Cari buku apa?"

Nadin tak menjawab. Matanya fokus menyusuri deretan buku yang berjejer rapih di dalam rak. Mencari buku yang beberapa waktu lalu belum habis ia baca.

"Ohh novel. Kirain mau baca buku pelajaran" ujar Juan setelah membaca judul yang berada di atas rak.

"Berasa gak kasat mata gue di cuekin mulu"

Juan menopang dagunya pada meja. Memperhatikan wajah serius Nadin setelah mereka berdua duduk di salah satu bangku yang disediakan disana.

"Minta no hp lo dong!"

Nadin menutup bukunya lalu memandang Juan lelah.

Sampai kapan cowok itu akan terus merecokinya?!

Siapa pun tolong beri tahu Juan bahwa Nadin itu paling tak suka diganggu saat sedang membaca novel.

"Oke gue diem" kata Juan lalu membuat gerakan mengunci pada bibirnya saat melihat tatapan tak mengenakan dari cewek itu.

*****


Tbc

TELEIOS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang