Chapter 2

5.7K 681 72
                                    

"Ibu selalu memberiku pelukan."

"Masakan ibu paling enak."

"Mama membeli pelmen yang banyak untukku."

"Ibu selalu membacakan dongeng sebelum aku tidur."

"Mama tidak pernah marah seperti papa."

Itu adalah jawaban dari anak-anak yang ditanya kenapa mereka mencintai ibu. Jawaban beragam yang terkesan polos khas anak-anak.

"Yian, apa Yian juga mencintai mommy? Dan apa alasan Yian mencintai mommy?" Sang guru mendekati Yian yang sejak tadi hanya diam di tempat duduknya.

"I love my mommy because he is my mom."

Guru muda itu tertegun saat mendengar jawaban Yian. Jawaban yang sangat berbeda dengan teman-teman sekelasnya.

Yian seolah ingin menjelaskan dengan kalimat yang singkat kalau ia mencintai Zhan apapun yang Zhan lakukan untuknya. Mencintai tanpa alasan yang berbeda dengan polosnya bocah seusianya.

Setelah kelas berakhir, Yian masih diam di tempat duduknya. Menunggu Zhan menjemput seperti biasa. Tangannya meraih ransel berwarna baby blue miliknya. Membukanya dan mengambil selembar foto polaroid yang Zhan berikan untuknya.

"Daddy ...." Jemarinya menyentuh wajah Yibo. Tersenyum tipis seolah sang ayah benar-benar ada di depannya.

"Daddy di mana? Kenapa tidak mau menemui mommy dan Yian?"

Yian ingin menanyakan tentang sang ayah. Tapi ia tidak ingin membuat Zhan semakin bersedih. Hanya memendamnya dan terus menanyakan keberadaan Yibo dalam hati.

Yian memakai kembali ranselnya. Berjalan ke arah pintu kelas. Mendekati beberapa guru yang mengantar kepulangan para siswa lainnya. Dari tempatnya berdiri ia bisa melihat interaksi para orang tua dan anaknya.

"Kalau daddy di cini, apa daddy mau memeluk dan menggendong Yian, mom?" tanya Yian dalam hati saat sepasang mata beningnya memperhatikan seorang anak yang ada dalam gendongan ayahnya.

Perhatiannya teralihkan saat dua mahasiswa tampan melambaikan tangan ke arahnya.

"Jia ge, Guang ge ...." Yian tampak kembali ceria. Memberi salam pada gurunya sebelum lari mendekati Xujia dan Zhiguang yang sudah menunggu.

"Gege sudah mendapat izin mommy untuk bermain."

"Yeeay ...." Bocah mungil melompat senang. Melupakan sejenak tentang sang ayah yang tidak ia ketahui keberadaannya.



・*❀Peony Bunny❀*・



"Selamat sore Tuan."

Yibo tersenyum sebagai jawaban salam. Masuk ke rumah yang sudah dibukakan oleh seorang wanita paruh baya. Menyerahkan tasnya pada seorang pria yang langsung berjalan mendekatinya.

"Tuan Muda, nyonya besar meminta Anda segera menemuinya di ruangannya."

"Baiklah, terima kasih."

Setelah membuka jasnya, Yibo masuk ke salah satu ruangan. Mendekati ibunya yang sedang duduk dan memegang secangkir teh di tangannya.

"Kami mencapai proses kesepakatan dan─"

"Bukan itu yang ingin ibu bicarakan." Wanita paruh baya yang rambutnya disanggul dengan rapi itu memotong kalimat anaknya. Meletakkan cangkir di tangannya dan menyodorkan selembar berkas.

Tanpa bertanya Yibo langsung membukanya. Mengeluarkan beberapa kertas dari dalamnya yang langsung membuat wajahnya keruh.

"Bu, sudah berapa kali aku jelaskan? Aku tidak tertarik dengan hal seperti ini."

Where's My Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang