Chapter 5

4.8K 618 36
                                    

Saat itu usianya 18 tahun. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama di hari pertamanya menjadi mahasiswa. Di saat mahasiswa lain begitu semangat melakukan orientasi, fokusnya hanya tertuju pada satu pria. Tampak begitu ceria bersama para senior lainnya. Tersenyum dan tertawa yang berhasil menarik seluruh atensinya.

Dia sosok yang paling bersinar di matanya. Wajah tampan dan kulit seputih susu. Begitu ramah pada siapapun di sekitarnya.

Zhan hanya bisa mencintai dalam diam. Tidak pernah menyapa apalagi melakukan percakapan. Hanya mengagumi sosok tampan itu dari jauh tanpa pernah terpikir untuk memiliki.

"Jadi itu tunangan Wang Yibo?"

Dan hal ini adalah alasan terbesar yang membuatnya menekan dalam-dalam perasannya. Mengubur rasa cintanya meski selalu gagal saat matanya kembali melihat sosok tampan itu.

Sore itu Zhan sendiri berada di perpustakaan. Hari semakin sore dan para mahasiswa lebih memilih pulang. Ia tidak mengerti apa alasan Tuhan mempertemukannya dengan Yibo di perpustakaan.

"Zhan, kau tidak pulang?"

"Nanti saja."

Itu adalah percakapan pertama mereka. Percakapan basa-basi yang sudah umum dilakukan para mahasiswa. Namun terasa berarti bagi Zhan yang menyimpan hati. Dan hal yang paling mengejutkan adalah Yibo mengetahui namanya.

"Kau sendirian? Tidak bersama teman-temanmu?"

Entah kenapa Yibo masih berdiri di sampingnya. Menghadapnya yang masih setia berdiri di depan rak buku.

"Tidak."

Zhan hanya menjawab singkat. Tidak ingin terlibat percakapan lebih dalam. Tidak ingin hatinya terperosok lebih dalam pada pesona pemuda tampan itu.

Yibo terkenal begitu ramah dan mudah mengakrabkan diri dengan siapa saja. Dan hal ini yang membuat Zhan semakin tidak ingin dekat dengan Yibo. Sikap ramah Yibo justru menyulitkannya melupakan sosok yang sudah ditunangkan itu.

"Zhan, mau pulang bersama?"

Sontak Zhan langsung menoleh. Suasana perpustakaan yang sepi membuatnya yakin tidak salah dengan pendengarannya.

"Kita tidak pernah memiliki kesempatan untuk berdua seperti ini kan?" Yibo memegangi tengkuknya dan tersenyum canggung.

"Kenapa Yibo ingin pulang bersamaku? Dan kenapa kami harus memiliki waktu berdua?" batin Zhan. Ia terus mempertanyakan sikap Yibo yang tiba-tiba mendekatinya.

"Karena akan jauh lebih menyenangkan kalau kita dekat dengan semua teman satu angkatan," lanjut Yibo.

Zhan tersenyum mendengarnya. Tersenyum untuk mengejek dirinya sendiri. Mempermalukan dirinya karena terbersit sedikit harapan. Padahal beberapa menit lalu baru saja mengingatkan diri sendiri kalau Yibo selalu ramah dengan siapapun.

"Maaf, aku harus pulang." Zhan menutup buku di tangannya. Berjalan begitu saja setelah meraih ranselnya di meja. Mengabaikan Yibo yang memanggil namanya.

"Sadar Zhan. Sadarlah Xiao Zhan. Yibo itu bukan seseorang yang bisa kau cintai sesukamu. Jangan pernah mencoba menginginkan seseorang yang sudah dimiliki, Zhan."

Zhan berlalu cepat keluar kampus. Mengingatkan dirinya sendiri agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Namun Tuhan seolah mempermainkannya. Di saat ia mencoba sekuat tenaga melupakan Yibo, sosok tampan itu terus muncul di sekitarnya. Menyapa dan bahkan mengajaknya berbicara. Dan tidak sekali dua kali mengajak untuk pulang bersama.

Where's My Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang