Chapter 4

5.1K 662 103
                                    

・*❀Peony Bunny❀*・

Zhiguang berjongkok untuk menyamakan tinggi badannya dengan Yian. Memegang kedua pundak bocah mungil itu yang juga menatapnya.

"Don't you trust me?"

Yian menunduk mendengar pertanyaan Zhiguang. Selama perjalanan menuju sekolah, pemuda itu berulang kali bertanya padanya. Tapi Yian hanya memilih menggelengkan kepalanya.

"Guang ge ... mommy ... mommy tidak membenci Yian kan?" tanyanya lirih.

Zhiguang terdiam sejenak. Ia sepertinya mulai mengerti apa yang terjadi. Pagi ini Zhan tampak berbeda. Biasanya ia akan menemani Yian sampai bocah itu masuk ke dalam mobilnya. Tapi kali ini Zhan justru pergi terlebih dahulu. Hanya memintanya mengantar Yian melalui pesan singkat.

"Mommy baru saja membuat Yian sedih?" tanya Zhiguang yang langsung dijawab gelengan.

"Mommy tidak calah. Yian yang cudah menjadi anak nakal."

Pemuda tampa itu tersenyum. Ia sangat tahu Yian begitu menyayangi Zhan. Bahkan untuk anak seusia mereka, Yian begitu berbakti dan penyayang.

"Mommy tidak akan marah dalam waktu yang lama. Bukannya Yian sendiri yang mengatakan mommy adalah orang yang paling baik sedunia? Yian yang mengatakan mommy seperti malaikat yang tidak pernah marah."

Yian ingat itu. Baginya Zhan adalah orang yang paling baik sedunia. Seseorang yang selalu menemaninya saat tidur. Menyapanya dengan senyuman setiap ia membuka mata. Memberikan pelukan hangat saat ia ketakutan. Dan selalu menuruti semua keinginannya meski Zhan begitu lelah dengan pekerjaannya.

"Eng ... mommy adalah malaikat," jawab Yian sambil tersenyum.

"Jadi jangan bersedih lagi. Hari ini Yian akan tampil di depan teman-teman menunjukkan hasil gambar Yian kan?" tanya Zhiguang yang lagi-lagi dibalas anggukan.

"Tapi gambal Yian tidak cebaik gambal teman-teman."

"Don't worry. You can do it."

Yian kecil tersenyum cerah. Menampilkan deretan gigi susunya yang tampak rapi. Zhiguang tidak bisa tidak merasa gemas dengan senyuman itu. Menarik hidungnya pelan sebelum Yian berlari ke kelasnya.

Di dalam kelas, beberapa orang tua berdiri di bagian belakang untuk menyaksikan penampilan anaknya. Sepertinya hanya bocah tampan itu yang tidak di dampingi orang tua. Namun tidak membuat Yian bersedih. Karena ia tahu, ia tidak seperti teman-temannya. Ia hanya memiliki Zhan yang harus bekerja keras setiap hari.

"Yian, why you come late?"

Yian mengalihkan pandangannya pada suara yang tidak asing. Bocah berwajah tampan itu memandangi wajah Zemin beberapa detik. Setelahnya memilih menghindar dan duduk tenang di bangkunya.

Zemin yang lagi-lagi tidak diacuhkan memanyunkan bibirnya. Dan kali ini ia memilih bergabung dengan teman-teman lainnya. Tidak terus mendekati Yian seperti yang ia lakukan sebelumnya.

"Kau menggambal apa, Lian?"

"Menggambal pesawat. Lian ingin menjadi pilot sepelti papa. Kalau kau menggambal apa Aling?"

"Apa itu dokter Aling?"

"Iya ini doktel. Aling juga ingin sepelti ayah."

"Kalau Aiguo ingin jadi polisi. Menangkap penjahat seperti papa. Aiguo ingin cepat besar supaya menjadi polisi yang hebat seperti papa."

"Papa Aiguo polici? Waaah kelen."

"Papa Aiguo datang untuk melihat? Di mana? Lian ingin melihat."

"Itu papa Aiguo."

Where's My Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang