Chapter 6

4.8K 619 59
                                    

Yibo sudah bertunangan sejak usianya 17 tahun. Perjodohan bisnis yang tidak bisa dihindari karena ia anak tunggal di keluarganya.

Yibo tidak tahu apa itu cinta. Yang ia tahu, ia harus menikah dengan seorang wanita yang akan dinikahkan dengannya saat mereka dewasa nanti. Bahkan Yibo tidak tahu bagaimana rasanya kebahagiaan yang dirasakan pasangan lain saat bertunangan. Karena yang ia tahu, ia hanya melakukan kewajiban sebagai seorang anak. Tidak bisa membantah sang ayah yang perintahnya seolah begitu mutlak.

Pada saat ia menjadi mahasiswa, Yibo menjalani kehidupannya dengan normal. Yibo dan sang tunangan diharuskan berada di kampus yang sama, namun Yibo tidak terganggu dengan gadis itu. Meski terkesan manja dan banyak menuntut, Yibo memperlakukan tunangannya layaknya adik sendiri.

Meski terlahir di keluarga terpandang, Yibo bergaul dengan siapa saja. Ia tidak pernah memilih status seseorang dalam menjalin pertemanan. Dan Yibo senang bergaul dengan teman seangkatan bahkan seniornya. Tidak pernah memedulikan alasan mereka sangat ingin dekat dengannya.

Siang itu kantin tidak terlalu ramai. Hanya beberapa siswa yang tampak mengobrol ringan sembari menikmati makan siangnya. Perhatian mereka teralihkan saat seorang gadis tanpa sengaja menumpahkan minuman ke pakaian gadis lainnya. Kemeja putih yang dikenakan membuat pakaian gadis itu menjadi transparan.

Yibo duduk dengan tenang tanpa berniat untuk mendekat. Sampai seseorang yang duduk di sudut mengalihkan perhatiannya. Pria yang tidak ia ketahui namanya langsung melepas jaket yang dipakai. Memberi pada gadis itu yang tampak bingung dan malu menjadi satu.

"Walau aku sudah memakainya, aku pastikan ini tidak kotor. Aku baru saja sampai dan tidak berkeringat sedikitpun." Setelah menyelesaikan kalimatnya, pria berkaos biru muda itu langsung pergi meninggalkan kantin.

"Tidak heran kalau banyak gadis yang menyukainya," komentar salah satu temannya.

"Memangnya siapa dia?" tanya Yibo.

"Xiao Zhan. Satu angkatan dengan kita."

Alis Yibo langsung bertaut. Untuk pertama kalinya ia melihat sosok itu di kampus.

"Jadi dia cukup terkenal?" tanya Yibo yang entah kenapa merasa penasaran.

"Xiao Zhan sangat pandai memikat hati wanita."

"Menggoda wanita dengan bersikap baik?" tanya Yibo diiringi tawa kecil.

Dan keesokan harinya tanpa sengaja Yibo kembali melihat Zhan. Pemuda itu tampak membantu seorang gadis yang menjatuhkan buku-buku di tangannya. Tanpa mengatakan sepatah katapun Zhan membantunya dan pergi begitu saja. Mengabaikan sang gadis yang terpaku karena tidak sempat mengucapkan terimakasih.

Tanpa sadar kakinya terus mengikuti langkah Zhan. Memelankan langkah saat Zhan berhenti dan tampak berbicara dengan salah satu dosen.

"Xiao Zhan."

Zhan yang baru saja hendak melangkahkan kaki langsung menoleh. Hanya terdiam saat seorang gadis berlari kecil ke arahnya.

"Terima kasih karena sudah menolongku," ucap sang gadis sambil tersenyum malu. Sedangkan Zhan justru tampak kebingungan seolah mencoba mengingat sosok di depannya.

"Kau meminjamkan payung waktu kita di halte."

"Halte?" Zhan tampak berpikir keras.

"Dua hari yang lalu." Sang gadis memperjelas kalimatnya.

"Oohh itu." Zhan mengangguk setelah bisa mengingatnya.

"Ini." Sang gadis mengembalikannya dengan tersenyum malu.

Where's My Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang