Bab 10 Genderang Perang Ditabuh

47 3 0
                                    

ISTRI PILIHAN IBU

Bab 10 Genderang Perang Ditabuh

"Aku duluan yang dinikahi Mas Dewa. Mas Dewa nikahi kamu juga karena terpaksa. Asal kamu tahu Gemi, Mas Dewa itu cinta mati sama aku."

"Jangan ngimpi kamu bisa dapetin hatinya. Dasar pelakor!" Devita memaki-maki Gemi seenaknya, melampiaskan kekesalannya.

Devita menuduh Gemi sebagai pelakor karena merasa ia dinikahi Sadewa lebih dulu. Sementara Gemi merasa ia lebih berhak atas Sadewa karena dinikahi secara sah secara agama dan negara. Ada bukti buku nikahnya dengan Sadewa. Sementara Devita hanya dinikahi di bawah tangan, tidak sah secara hukum.

Devita melemparkan buku nikah milik Gemi itu ke sembarang arah, lalu pergi meninggalkan kamar sempit di sudut dapur yang ditempati oleh gadis desa itu

Wanita cantik itu melangkah dengan tergesa-gesa menuju kamarnya dengan Sadewa. Napasnya memburu. Ia akan minta penjelasan dari suaminya, merasa telah dikhianati dan dibohongi selama ini.

"Maaaas, kenapa kamu membohongiku selama ini?" protes Devita ketika baru masuk kamar.

"Bohong apaan?" tanya Sadewa gusar, istirahatnya terganggu oleh teriakan sang istri.

"Kenapa nggak bilang di kampung Mas Dewa menikahi Gemi," ucap Devita dengan nada tinggi.

Sadewa terperangah, tak menyangka Devita sudah mengetahui sesuatu yang dirahasiakannya. Pasti Gemi sudah bercerita, pikir lelaki tampan itu.

"Aku terpaksa menikahi Gemi karena desakan Ibu. Itu permintaan terakhir Ibu yang nggak bisa kutolak." Sadewa berusaha membela diri, enggan disalahkan.

"Ibu udah meninggal sekarang. Kenapa tidak kau ceraikan saja perempuan udik itu. Kenapa malah kau bawa ke rumah ini." Devita masih emosi, berbicara sambil berteriak-teriak.

"Aku kasihan Gemi sudah nggak punya orang tua. Bukannya kamu senang Gemi tinggal di sini buat bantu beres-beres rumah." Sadewa terus membela diri.

"Ya kalo Gemi beneran pembantu, aku senang. Tapi ... dia perempuan yang kamu nikahi. Aku nggak sudi tinggal serumah dengan perempuan kampungan itu. Nggak level aku saingan sama babu. Usir dia dari sini, Mas. Suruh Gemi pulang kampung saja."

Devita terus meracau tidak terima suaminya menikahi perempuan lain. Ia terus memprovokasi suaminya untuk menceraikan Gemi.

"Kamu tenang dulu, Sayang," bujuk Sadewa untuk meredakan kemarahan istrinya.

"Nggak! Pokoknya Mas Dewa harus memilih salah satu. Pilih aku atau dia." Devita mulai mengancam.

Sadewa menghela napas kasar. Pria tampan itu bingung bila disuruh memilih salah satu. Masing-masing dari istrinya memiliki poin plus dan minus.

Sadewa mencintai Devita yang cantik jelita, bisa dibanggakan tetapi berakhlak minus. Sementara Gemi juga seorang istri yang baik dan rajin. Namun, secara fisik tidak menarik. Ia malu mengakui Gemi sebagai istrinya.

Ibu sudah menitipkan Gemi kepadanya. Sadewa tidak tega bila harus menceraikan Gemi. Ia ingin menjaga amanah ibunya.

***

Karena rahasianya sudah terbongkar, Gemi mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi Devita yang pasti tidak akan tinggal diam dan tidak akan membuat hidupnya tenang. Gadis lugu itu berpikir harus lebih waspada karena mungkin Devita akan berusaha menyingkirkannya dari rumah ini.

"Gemiii ... bikinin kopi!" teriak Devita dari ruang tengah. Wanita cantik itu rupanya lupa bahwa Gemi bukan lagi pembantu di rumah ini. Kedudukannya dan Gemi sederajat sama-sama sebagai istri dari lelaki bernama Sadewa.

Istri Pilihan Ibu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang