Bab 15 Fitnah

56 2 0
                                    

ISTRI PILIHAN IBU

Bab 15 Fitnah

Setelah mengusir Devita dan selingkuhannya pergi, Sadewa lalu masuk ke kamar tamu yang biasa ditempati oleh Gemi untuk menenangkan dirinya.

Sadewa baru menyadari ternyata firasat ibunya itu benar adanya. Devita seorang perempuan tidak baik. Pria tampan itu terlalu dibutakan oleh cinta hingga tidak bisa melihat cela dari istri sirinya itu.

Sadewa duduk di tepian ranjang. Masih mengatur napasnya yang tersengal karena luapan amarah. Pandangannya tertuju pada sebuah buku diary yang tergeletak di atas nakas. Sepertinya Gemi lupa menyimpan buku catatan hariannya itu.

Pria tampan itu penasaran dengan isi buku diary Gemi. Ia pun mulai membaca lembar demi lembar buku harian itu tanpa izin kepada pemiliknya.

Sepanjang membaca, kening Sadewa terus berkerut. Kadang sudut bibirnya tertarik membentuk selengkung senyum saat membaca cerita konyol dan lucu yang tertuang di buku harian itu.

Dari awal hingga pertengahan halaman buku harian itu namanya bertaburan ada di setiap lembar demi lembar diary yang dibacanya. Sejenak Sadewa melupakan sakit hatinya akibat pengkhianatan Devita. Catatan buku harian Gemi ternyata cukup ampuh dan efektif menghibur dan mengalihkan sejenak dari rasa sakit yang dirasakannya karena patah hati.

Dari buku catatan harian Gemi, Sadewa baru mengetahui bahwa gadis desa yang dulu tinggal di sebelah rumahnya itu sudah menyukai dirinya bahkan sejak masih bau kencur, masih ingusan.

Sejak kelas tujuh SMP ternyata Gemi sudah mulai mengaguminya hingga sepuluh tahun kemudian, perasaan gadis desa itu tidak pernah berubah tetap memujanya. Sadewa terharu dirinya segitu besar dicintai oleh Gemi yang kini telah menjadi istri sahnya.

Sadewa tidak habis pikir, meski ia sering menyakiti dan tidak pernah menganggap Gemi sebagai istrinya, gadis itu masih bertahan.

Selama lebih dari sepuluh tahun, Gemi hanya fokus pada satu lelaki saja, yaitu Sadewa. Tidak pernah sekalipun gadis desa itu melirik pria lain. Sadewa merasa tersanjung dan merasa tak enak hati. Ia tidak peka, tidak pernah menyadari perasaan Gemi terhadapnya karena istrinya itu pandai menyembunyikan isi hatinya.

Ada satu nama lagi yang sering Gemi sebutkan dan ceritakan di buku hariannya. Haris. Sahabat dari masih kecilnya. Gemi dan Haris bahkan sudah bersama-sama sejak mereka masih bayi. Mbok Nah--ibunya Haris--malah diam-diam memberikan ASI-nya yang melimpah kepada Gemi, bayi malang yang sudah tidak punya orang tua sejak terlahir ke dunia ini.

Setelah menutup lembaran terakhir buku harian, Sadewa merasa sangat bersalah. Gemi ternyata mencintainya dengan tulus. Namun, justru ia sering mengabaikan dan menyia-nyiakan istri pilihan ibunya itu.

Devita, istri yang begitu ia cintai dan banggakan di depan semua orang karena kecantikan parasnya, justru tega berselingkuh dan berkhianat. Hatinya terasa sakit kembali saat mengingat istri sirinya itu.

Sudah banyak sekali yang ia berikan untuk memanjakan dan menyenangkan hati istrinya itu. Namun, Devita membalas semua cinta dan kebaikannya dengan sebuah pengkhianatan.

Lega. Itu perasaannya setelah mengucapkan talak kepada Devita. Tidak mungkin ia bisa memaafkan wanita yang sudah menginjak-injak harga dirinya sebagai seorang lelaki. Pantang bagi seorang lelaki menerima kembali seorang istri yang telah berselingkuh. Karena hanya menikah siri, lebih mudah bagi Sadewa untuk menceraikan Devita. Cukup hanya sekadar ucapan talak mereka sudah bercerai.

***

Hanya dua malam saja Gemi menginap di rumah Paklik Man untuk mengobati kerinduannya akan kampung halamannya. Saat di kampung, Gemi menyempatkan diri untuk ziarah ke makam ibunya, simbahnya, dan Bu Gayatri. Tiga perempuan yang selalu berada di dalam hatinya dan ia sebutkan dalam setiap doanya.

Istri Pilihan Ibu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang