Happy reading, semoga suka.
Full version sudah tersedia di Karyakarsa.
Yang mau beli dan bayar via e-wallet dll, silakan buka website dari browser HP : www.karyakarsa.com
Enjoy
Luv,
Carmen________________________________________
Aku tahu ketika mengambil keputusan itu, semua orang berpikir kalau aku sudah hilang akal. Terutama ibuku.
'Coba katakan lagi, ke mana kau akan pergi bekerja?'
'Qatabyar, Mom. Bukan sembarang pekerjaan, menjadi tutor pribadi seorang putri dari negara timur tengah.'
'Apa kau sudah gila? Negara apa itu? Aku bahkan tidak pernah mendengarnya?!'
Bukan saja ibuku, jujur, aku juga baru pertama kali mendengarnya. Tapi negara itu memang ada, sepertinya juga cukup makmur dan sejahtera walaupun hanya berbentuk kerajaan kecil. Di sana, aku akan menjadi tutor pribadi bagi Putri Kerajaan Qatabyar yang berusia 8 tahun. Dari profil singkat yang ditunjukkan padaku, Aisha Al-Qurtubbi anak adalah pertama dan satu-satunya penguasa Qatabyar, Sultan Zayn al-Din Al Qurtubbi dengan seorang ratu berdarah Inggris. Tapi sang ratu meninggal ketika melahirkan sang putri. Kini ayahnya berpikir kalau sudah saatnya Putri Aisha belajar lebih banyak dan dalam tentang bahasa ibunya serta menyiapkan sang putri untuk masuk ke Eton. Bukan pekerjaan yang mudah, tentu saja, tidak segampang mengajarkan bahasa dan sistem pendidikan Eton jadi gaji dan bonus yang ditawarkan juga sepadan - itu menurutku. Saat akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran ini, aku sudah bertekad untuk memberikan performa terbaik, jelas pekerjaan ini bukan hanya sekadar sebagai pelarian. I plan to give my best. This is like a new whole experience. And I am excited. Berbekal semangat ini, ibuku akhirnya luluh. Walau tentu saja, seperti yang lain, dia masih berpikir bahwa aku terlalu nekat dan gila.
Seminggu kemudian, aku sudah menemukan diriku terbang ke Qatabyar. Perjalanan untuk mencapai tempat tinggal Sang Sultan bukanlah perjalanan yang mudah. Sepanjang siang, di bawah terik matahari menyengat, menyeberangi gurun sampai akhirnya kami tiba di sebuah istana yang sepertinya menjelma keluar dari kisah-kisah dongeng seribu satu malam. Sopirku, Ali, menoleh untuk menatapku dari balik kemudi dan berbicara dalam Bahasa Inggris patah-patah bahwa ini adalah sayap istana pribadi Sang Sultan. Lahir dan besar di sebuah rumah pedesaan sederhana di Inggirs Utara membuatku terkejut dengan tempat yang akan aku tinggali selama beberapa lama ini. Totally breathtaking.
Mobil kami berhenti di halaman istana dan seorang wanita berpakaian hitam datang mendekat. Aku sudah diberitahu tentang kode berpakaian di negara ini tapi karena aku tidak memiliki pakaian yang cocok, aku hanya mengenakan celana jins panjang dan blus biru berlengan panjang serta topi lebar untuk melindungiku dari terik matahari yang membakar. Aku sudah dijanjikan bahwa aku akan disediakan pakaian yang cocok dengan adat budaya di tempat ini jadi aku tak perlu mencemaskan hal itu lagi.