Happy reading, semoga suka.
Kisah lengkapnya sudah bisa diakses di Playstore dan Karyakarsa ya.
Dan ada updatean novella terbaru ya di KK
For adults 21+ ya
Enjoy
Luv,
Carmen________________________________________
Aku pasti langsung tertidur begitu kepalaku menyentuh bantal dan baru terbangun ketika Jamilah membangunkanku dengan pelan dan lembut. Aku mengerangkan protes pelan lalu membuka mata dan terkejut saat menyadari apa, tepatnya siapa, yang sudah membangunkanku. Apakah gadis ini berjaga semalaman di sini, pikirku.
“Lady Savannah, sudah saatnya bangun,” ujar gadis itu lembut. “Air di bak mandi sudah kusiapkan dan sarapan Anda akan siap 45 menit lagi.”
Di kamar mandi mewah itu, aku melangkah masuk ke dalam bak mandi yang hangat dan mengundang itu lalu meregang puas. Wanita mana yang tidak suka dimanjakan seperti ini? I could really get used to this kind of lifestyle. Jamilah masuk dan menambahkan minyak beraroma ke dalam bak. Aromanya benar-benar eksotis tetapi ringan dan aku senang menghidunya. Aku membiarkan Jamilah meraih kakiku dan mulai mencukur bulu di sana.
Ini adalah pertama kalinya aku membiarkan seseorang melakukan itu untukku tapi aku tidak menolaknya karena aku tahu pasti akan sia-sia saja. Aku membiarkan Jamilah melakukan pekerjaannya dan hanya duduk berendam sambil menikmati kehangatan air dan lembutnya aroma wewangian eksotis.
Sampai akhirnya aku mendapati kalau gadis muda itu mencoba membersihkan bagian yang seharusnya tidak boleh dia lakukan. Aku langsung bereaksi dan menghentikan tangannya yang sedang memegang razor. Aku tidak memiliki kelebatan di sana, aku selalu memastikan aku mencukurnya tipis tapi sudah pasti aku tidak akan membiarkan orang lain melakukannya untukku.
“Jamilah! Apa yang kau lakukan?” tanyaku kaget, juga malu.
“Aku… membersihkan rambut-rambut yang tidak diinginkan, My Lady,” jawabnya, dengan nada polos dan bingung.
Dear good God!
“Ya! Tapi bukan di sana!”
“Tapi rambut di sana tidak baik dipertahankan, My Lady, Anda pasti ingin merasa bersih dan terhormat. Ya?”
Sejenak aku tidak bisa berkata-kata. Ya, aku tahu apa yang dimaksudkannya. Tapi…
“Lady Savannah?”
Pada akhirnya aku menyerah dan membiarkan gadis itu melanjutkan. Rasanya sangat aneh dan aku sama sekali tidak terbiasa dan aku merasa lega ketika Jamilah selesai. Dia kemudian membantuku keluar dan membungkus tubuhku dengan handuk lembut.
Saat Jamilah keluar untuk menyiapkan pakaianku, aku membuka handuk dan menatap diriku sendiri di cermin. Aku tidak begitu tinggi untuk ukuran wanita, penampilanku mungil dengan tinggi hanya 158 cm dan tubuhku kecil. Tapi aku memiliki dada yang kencang dan penuh juga bokong yang padat. Aku menatap bagian di tengah tubuhku yang kini bersih telanjang dan merasa cukup aneh. Saat aku menyentuhnya, tempat itu terasa lebih sensitif. Dan tengah perutku terasa bergetar dipenuhi kupu-kupu saat aku tiba-tiba teringat kepada pria itu dan bagaimana rasanya ketika dia berbisik serta menggoda daun telingaku.
Oh Lord! Apa yang sedang kupirkan? Aku menepuk kedua pipiku yang panas, dengan cepat mengeringkan diriku lalu buru-buru mengenakan pakaian dalam sebelum Jamilah sempat masuk dan bersikeras memakaikannya.
Sedetik kemudian, Jamilah kembali dan mengatakan padaku bahwa dia sudah menyiapkan pakaian yang akan kukenakan. Kami berjalan menuju dressing room dan aku melihatnya memilihkan sebuah gaun Arab biru pirus. Saat keluar dari kamar, sarapan sudah tersedia, jadi aku duduk dan menikmatinya.
Begitu aku menyelesaikan sarapan, Jamilah kemudian membantuku mengenakan abaya dan penutup kepala serta wajah lalu membunyikan bel sebelum menghilang. Seorang wanita yang belum pernah kulihat sebelumnya, berdiri menungguku di luar pintu dan mengantarku ke ruang belajar pribadi Sang Putri.