Seperti yang dikatakannya kemarin, hari ini Pino dan kedua teman Will yang lain betul-betul berkunjung ke tempat tinggal Will yang baru, alias rumahnya Aaron.
Saat pulang sekolah tadi, Will dijemput oleh Aaron sesuai yang direncanakan. Sementara ketiga temannya mengikuti di belakang dengan mengendarai motor masing-masing.
Ketika baru tiba di halaman depan, Pino tak berhenti bergumam kagum melihat kemewahan yang ada di depan matanya. Setelah melihat itu semua, ia setuju dengan yang Will katakan bila rumah ini benar-benar seperti istana.
Marissa menyambut Aaron, Will dan teman-teman Will yang langsung membalas ramah sapaan wanita itu, kemudian mereka dituntun menuju kamar Will-kecuali Aaron, karena laki-laki itu tentu saja tidak bergabung dengan Will dan teman-temannya-lalu ditanyakan mau dibawakan minuman apa.
"Minuman apa aja boleh, yang penting bisa diminum hehehe," kata Dewa. Marissa mengangguk dan pergi meninggalkan keempat remaja yang masih berdiri di dalam kamar Will.
"Gila, Will," ujar Pino "beruntung banget lo bisa jadi anak angkatnya Mr."
Will tidak menjawab, tapi dalam hati ia setuju dengan perkataan Pino. Ia benar-benar beruntung.
Tak lama kemudian, suara pintu yang diketuk terdengar. Karena Will sedang Mengganti pakaiannya di kamar mandi, jadi Bagas yang membuka pintu dan mendapati 3 orang pelayan berdiri dengan membawa nampan berisikan minuman, camilan, dan beberapa potong buah-buahan segar.
Dengan segera Bagas mengambil nampan yang berisi minuman, disusul Dewa yang mengambil nampan camilan, lalu Pino mengambil nampan buah-buahan. Selepas mengucapkan terima kasih beberapa kali kepada tiga pelayan itu, ketiga teman Will langsung duduk lesehan di samping tempat tidur mengelilingi nampan yang isinya siap memanjakan perut mereka.
Ternyata, bukan hanya Will yang beruntung, tapi mereka juga-karena mendapatkan camilan gratis. Tanpa menunggu Will selesai mengganti pakaian, ketiganya sudah sibuk memilih camilan mana yang akan pertama kali masuk ke mulut mereka.
***
Ketiga teman Will baru pulang setelah pukul 7 malam. Itu juga karena ibu Pino sudah menelepon berkali-kali dan meminta anaknya untuk segera pulang. Begitu juga dengan Bagas yang baru ingat kalau ia ingin ke bengkel buat ganti oli motornya yang ia beli bekas dari hasil menabung sejak SMP, sementara Bagas pulang karena ia takut ganggu Will istirahat. Padahal Will sendiri tidak masalah bila teman-temannya mau menetapkan sampai tengah malam atau mau menginap.
Pukul 1 dini hari Will belum tidur karena keasikan membaca sebuah novel di perpustakaan yang sunyi. Meskipun sendirian di dalam ruangan itu, Will sama sekali tidak takut. Karena terlalu fokus dengan bacaan seru yang sedang memenuhi pikirannya. Novel yang Will baca kali ini adalah karena novelis terkenal bernama Jane Austen. Sebelumnya Will tidak pernah membaca novel-novel klasik seperti karya Jane Austen ini karena jangkauan bacanya hanya seputar novel-novel baru yang belum lama terbit. Novel yang Will baca kali ini berjudul Pride and Prejudice. Walaupun buku terjemahan dan versi aslinya sudah terbit sejak tahun 1813, yang berarti sudah lebih dari 200 tahun, novelnya sama sekali tidak membosankan. Will justru menyukainya dan tak bisa berhenti untuk membaca.
Sampai ponsel yang ia letakkan di atas meja samping sofa bersuara. Will lekas melihat siapa yang meneleponnya malam-malam begini, dan mendapati nama Dirga di sana.
"Halo, Bang?"
"Will...." Suara Dirga terdengar begitu lirih. Namun demikian, ia tahu apa yang menyebabkan Dirga seperti itu. Ditambah lagi dengan suara musik berisik yang tidak asing, Will cukup mengenalinya karena pernah mendatangi tempat itu beberapa kali untuk membawa Dirga pulang ke apartemen.
Setelah mematikan sambungan telepon tanpa menunggu Dirga berbicara lagi. Will segera meninggalkan perpustakaan dan berganti pakaian di kamarnya. Kemudian dia keluar dari rumah bak istana itu dan mencari cara agar bisa melewati gerbang: sebab niatnya akan keluar diam-diam. Setelah berpikir beberapa saat, Will memutuskan untuk berjalan ke taman di samping rumah hingga menembus ke pekarangan belakang. Walaupun baru sekali mengunjungi wilayah itu saat sedang tidak ada kesibukan, Will ingat bila di sana ada satu gerbang lagi yang aman dari jagaan satpam.
Gerbang tersebut memang tidak besar, mungkin hanya seukuran pintu yang muat untuk satu orang. Akan tetapi benda itu sangat tinggi, dan sulit untuk dipanjat dari sisi manapun. Namun tenang saja, Will sudah tahu semua sandi gerbang di rumah itu, Marissa yang memberitahunya di suatu waktu. Jadi dengan mudah ia menekankan sandi dan gerbang langsung terbuka dengan mudah. Will bernapas lega, segera keluar dan kembali menutup gerbang dengan rapat.
Remaja itu berjalan agak jauh dari gerbang. Kemudian memesan ojek online menuju tempat di mana Dirga berada.
***
Tak lama setelah Will keluar dari gerbang, pintu kamarnya dibuka seseorang dari luar. Dia Aaron, yang seperti biasa selalu berkunjung ketika tengah malam. Namun tidak seperti sebelum-sebelumnya, kali ini dia tidak mendapati sosok Will di mana-mana. Bahkan di kamar mandi dan perpustakaan. Setelah diperiksa ruangan-ruangan lain pun, Aaron tidak mendapat sosok remaja itu.
Karenanya, Aaron memutuskan untuk pergi ke pos satpam dan meminta satpam di sana yang sedang terkantuk-kantuk untuk segera memeriksakan semua CCTV di seluruh rumah itu. Beberapa saat Aaron fokus menyisir segala ruangan yang tertampil di layar, hingga dia melihat figur orang yang dicarinya, keluar dari gerbang belakang.
Sejenak Aaron mengepalkan tangan kuat, merasa kesal karena Will pergi tengah malam tanpa izin dari darinya. Namun daripada itu, Aaron juga merasa khawatir sebab Will pergi sendirian. Dia takut bila remaja itu menerima hal-hal mengerikan yang bisa kapan saja menimpanya.
Setelah menghela napas, Aaron kembali masuk ke rumahnya. Ia berjanji tidak akan tidur sebelum Will tiba kembali di rumah dengan selamat.
***
T
erakhir update bulan Mei, dan baru update lagi sekarang (1 September) 😭 pasti udah pada menghilang yang bacaa🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Effect [BXB 21+]
Casuale[BXB, 21+] Tepat di hari kepergian ibunya, William Shin dihampiri seorang laki-laki asing bernama Aaron Ramsey. Laki-laki itu menunjukkan sebuah email kepada Will yang ternyata dikirim oleh ibunya beberapa bulan lalu. Email itu berisikan sebuah perm...