24

12K 1.2K 67
                                    

#SONG : Steelheart - She's Gone.

"Lo udah siap?"
"Yakin mau pergi sendiri?"
"Disana bukan kaya di Jakarta, Ra"

Ara menatap Mira yang sedari tadi terus bawel. Itu semua karna dirinya yang mengatakan ingin pergi ke Bali sendiri. Mira khawatir, tapi karna dia memang sudah bertekad maka Mira tidak boleh menghalangi.

"Mir, percaya ya sama gue?"

Kekhawatiran terlihat jelas di wajah Mira. Namun melihat keseriusan Ara ia akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah kemudian memeluk sebentar tubuh Ara. "Kalo udah sampe disana hubungin gue ya. Dan inget! nomor lama lo jangan di aktipin dulu"

"Iya bawel. Yaudah, gue berangkat"

Ara berjalan menuju Helikopter yang sedari tadi sudah sedia di halaman belakang rumah Mira. Melihat effort Mira ini bohong sekali jika dia tak terharu. Namun karna dia anaknya emang bukan menye-menye jadi dia tidak memperlihatkan itu.

"Lo hati-hati"
"Pak! hati-hati bawa Helikopternya"

Ara yang mendengar ucapan Mira tertawa pelan. Lucu sekali gadis itu.

"Sampai jumpa di minggu yang akan datang, Mir"

"JANGAN BAWA OLEH-OLEH!" teriak Mira yang di balas acungan jempol sama Ara. "Sial! cuma pisah satu minggu tapi gue sedih begini" Mira mengusap air mata yang sedari tadi ia tahan kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya untuk melanjutkan tidur. Karna sekarang ini masih jam setengah 5 pagi.

---

Suara alarm yang berbisik membuat tidur Mira terganggu. Dengan kesal gadis itu bangun, lalu mematikan alarmnya. "Jam berapa si sekarang?" ucapnya sambil menguap kemudian melihat jam weker yang di atas nakas. "Anjir! udah jam 7 aja, gue harus cepat" Mira beranjak dari kasur untuk cepat-cepat mandi lalu pergi ke sekolah. Karna selama seminggu ini dia akan menjadi mata-mata untuk membantu kisah percintaan sahabatnya.

"Selamat pagi kak Mira" sapa Atin ketika melihat Mira memasuki dapur.

"Pagi, Tin. Bekal gue mana?"

Atin berdiri dari duduk lalu memberi bekal Mira yang sudah dia isi roti tawar selai anggur. Saat pagi, Mira memang lebih suka sarapan pake roti, sedangkan susu dia lebih suka suka beli di kantin.

"Wokeh, kalo gitu gue berangkat"

Tanpa menunggu jawaban Atin, Mira langsung beranjak dari sana.

"Selamat pagi Nona Mira" Pak Yanto tukang kebun di rumah Mira.

"Pagi pak. Oh iya pak, nanti tolong suruhin Mang Udin untuk cuciin motor Rx warna ijo di dalam bagasi ya"

"Baik Non, nanti bapak bilangin"

"Makasih pak, kalo gitu Mira berangkat dulu ya"

Mira masuk ke dalam mobil lalu pergi menuju sekolahnya untuk melakukan sebuah misi.

---

Mobil Mira berhenti di halaman parkiran sekolah, Gadis itu turun, bersamaan dengan mobil Chika yang memasuki halaman sekolah.

Mira menatap sebentar, lalu masuk menuju gedung sekolah dengan senyum tipis yang terukir di bibirnya.

Chika turun dari mobil. Melihat parkiran khusus motor dan tak menemukan motor Ara disana.

"Tumben dia belum dateng" Chika sedikit heran, namun cepat-cepat menggeleng. "Mungkin hari ini dia telat" Chika berusaha untuk positif. lalu berjalan menuju gedung sekolah.

---

Waktu istirahat hampir selesai dan selama itu Chika tidak melihat sosok yang sedari tadi dia cari. Ada rasa khawatir namun berusaha untuk tenang meskipun resah mulai memenuhi hatinya.

"Dia gak masuk?" gumam Chika lirih

Dari arah berlawanan ia melihat Marsha yang berjalan sendiri, dengan cepat ia berjalan mendekati gadis itu membuat langkah Marsha spontan berhenti.

"Ada apa, Kak?" tanya Marsha

Chika terlihat gugup, ingin bertanya namun malu. Ingin pura-pura acuh tapi hatinya sedang resah. Berdehem kecil, lalu mendongak menatap Marsha.

"Kamu udah jauhin dia?"

Marsha mengangguk. "Kayanya bukan aku yang ngejauh, tapi dia sendiri. Buktinya dia gak masuk hari ini"

Hati Chika makin berdegup kencang mendengar jawaban Marsha. Rasa takut mulai memenuhi hatinya. Takut jika Ara memilih pindah sekolah karna tak kuat menghadapi sikapnya.

"Dia di sekolah ini masih baru, tapi udah berani absen?"

Marsha menatap lekat wajah Chika bersamaan dengan ucapan Atin yang berputar di kepalanya.

Mungkin Kak Chika suka sama Ara

Namun Marsha masih belum percaya hingga tak sadar melamun. Tepukan di bahu membuatnya tersadar namun tak mendapatkan Chika di depannya, kemana perginya gadis itu?

"Jangan ngelamun, nanti kerasukan penunggu sekolah ini" tegur seseorang yang tak lain adalah Mira.

"Eh Kak Mira, kebetulan banget Kak Mira ada disini, aku mau nanya"

Iya, semenjak melakukan pendekatan serius pada Atin, Marsha mulai memanggil Mira pake embel-embel Kak. Dan tak lupa panggilannya juga sudah di ganti menjadi Aku-kamu.

"Mau nanya apa?" tanya Mira.

"Ara mana ya kak? kok dia ga masuk?"

Mira yang sudah tau pertanyaan dari Marsha hanya tersenyum tipis. Tak sengaja ia melihat Dey yang berjalan ke arah mereka sambil telponan. Ia yang seolah tau dengan siapa gadis itu telponan langsung berucap, "Gue gatau si Ara kemana, semalam katanya mau sendiri dulu dan ga kasih tau gue mau kemana"

"Yaudah, gue duluan ya"

Mira beranjak. Namun sebelum pergi ia memberi senyum tipis kepada Dey yang terdiam menatap dirinya.

Disebrang ponsel Dey tubuh Chika sudah menegang. Ucapan Mira jelas terdengar di telinganya membuatnya dengan cepat memutus panggilan. Duduk di sofa, tak sengaja tatapannya jatuh pada ranjang dimana dia dan Ara sempat memadu kasih membuat matanya jadi memanas, terlebih ketika ia mengingat kembali ucapan yang ia lontarkan saat mengantar Ara, membuat matanya terpejam erat bersamaan dengan turunnya air mata membasahi pipinya.

"Maaf Ra, jangan tinggalin aku"

Diruangan itu Chika terisak dengan rasa sakit yang mencengkram kuat hatinya.

DENIAL GIRL (CHIKARA) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang