Shikadai's family

1.4K 93 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.



"Sepertinya paman Shikamaru ingin berbaikan dengan ibumu, Shikadai." Ucap Menma dengan sedikit terkikik.

"Mereka memang terlihat sedikit canggung belakangan ini. Merepotkan.." Ucap Shikadai dengan mengelus dahinya.

"Aku penasaran mereka mau apa ke toko bibi Ino.." Ucap Inojin.

Disisi lain..

"Selamat datang di toko bunga Yamanaka! Ada yang bisa di- eh? Shikamaru, kiba?" Tanya Ino.

"Eh yah.. Aku dan Kiba ingin membeli vas bunga baru. Ada rekomendasi?" Ucap Shikamaru.

"Ohh, tentu ada, lewat sini." Ucap Ino.

Mereka pun melihat lihat vas bunga yang ada disana, Kiba juga sedang melihat lihat bunga yang dijual disana. Saat Kiba sibuk melihat lihat, Ino dengan kesempatan yang ia punya, ia me-Shintenshin no Jutsu Shikamaru.

"Oi, ada apa ini Ino?" Ucap Shikamaru dalam pikirannya.

"Ada sesuatu bukan, Shikamaru?" Tanya Ino.

"Apa maksudmu 'sesuatu' itu?" Balas Shikamaru.

"Kau dan Kiba. Jarang sekali kalian berdua kesini, biasanya Kiba dengan Shino. Lagi pula, kalian terlihat canggung." Ucap Ino. Shikamaru menghela nafas.

"Yah.. Begitulah.." Ucap Shikamaru.

"Sudah kuduga-" Ucapan Ino terpotong, Shintenshin no Jutsu pun terlepas dan membuat mereka kembali kedalam pikiran masing masing.

"Yang ini bagus." Ucap Kiba yang memotong telepati Shika-Ino. Melihat reaksi Shikamaru dan Ino, Kiba pun bertanya tanya.

"Kenapa?" Ucap Kiba.

"Eeeeh tidak ada apa apa .." They're be like: 😰😅

"Aah baiklah, yang ini ya?" Ino mengalihkan pembicaraan.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Kiba ke Shikamaru.

"Eh, i-ya.. iya iya itu cukup bagus." Jawab Shikamaru.

"Yosh, yang ini saja." Ucap Kiba kepada Ino, dan mereka pun membeli vas itu.

Saat mereka ingin meninggalkan toko Yamanaka, Ino diam diam memberikan setangkai bunga kepada Shikamaru.

"Apa ini-" Bisik Shikamaru. Ino hanya menepuk dan memberinya kedipan sebelah matanya, menandakan kode untuk 'berbaikan' dengan Kiba. Atau ya bisa dibilang, romantis dikit lah sama bini nya.

Mereka pun meninggalkan toko. Dijalan, mereka hanya diam diaman. Benar benar tidak ada suara, hingga Shikamaru mencoba membuka percakapan.

"Hari ini cukup cerah ya, istriku?" Ucap Shikamaru, dengan jantung yang bergedup kencang. Kiba yang mendengarnya pun sedikit terkejut, biasanya ia hanya memanggil dirinya 'Kiba' atau 'Ibu'.

"Apa apaan lelaki ini, mau coba mencairkan suasana?" Batin Kiba.

"Hm, lumayan." Jawab kiba singkat.

"AAHH KENAPA IA JADI CUEK SEKALI??MEREPOTKANNN." Batin Shikamaru dengan wajahnya yang tetap on character.

"Mau beli minum?" Ajak Shikamaru.

"Boleh." Jawab Kiba yang lagi lagi singkat dan cukup.

Mereka pun pergi ke toko minum, dan Shikamaru mengajak Kiba untuk duduk sebentar di dekat taman.

"Suka?" Tanya Shikamaru. Kiba hanya mengangguk sambil menikmati minumannya. Shikamaru tersenyum tipis, sadar dirinya diperhatikan, Kiba pun sedikit mengarahkan pandangannya kearah suaminya itu.

"Shikamaru bodoh! Mengapa ia menatapku seperti itu??!" Batin Kiba dan wajahnya sedikit memerah, ia pun memalingkan pandangannya kearah lain. Shikamaru tanpa sadar tersenyum melihatnya.

"Aku lemah sekali.. Ia cantik.." Batin Shikamaru.

"Kiba.." Ucap Shikamaru dan mengeluarkan setangkai bunga yang tadi Ino kasih kepadanya.

"D-dalam rangka apa?" Tanya Kiba.

"Untuk mu, hanya itu." Ucap Shikamaru.

Bjerr apa tdk mau ngereog beliau digituin sm Shikamaru:) -Author

"Arigato.." Kiba pun menerima bunga itu. Tak ada angin atau pun hujan, Shikamaru memeluk Kiba. Yang dipeluk pun shock berat.

"Gomen-na." Bisik Shikamaru. Kiba perlahan membalas pelukan Shikamaru. Melihat ada orang yang lewat, Kiba pun melepaskan pelukan suaminya.

"Eh, ano, h-hari semakin sore, ayo kembali, Anata." Ucap Kiba dan ia berjalan duluan meninggalkan suaminya disana.

"Eh, Anata? Haha." Batin Shikamaru.

Modar ga lo anjir Shikamaru, gua yg nulis aja ketar ketirrrr aaaaksosskjsjskshsjsh. -Author:)

Saat mereka sampai dirumah, Kiba langsung menyiapkan makan malam dan Shikamaru meletakkan vas bunga diatas meja.

"Kiba, disini oke?" Tanya Shikamaru. Kiba pun mengangguk.

"Aku pulang." Ucap Shikadai yang baru datang.

"Selamat datang." Sambutan dari sang ayah.

"Ayah? Wajahmu terlihat senang sekali.. Ada ap-" Ucap Shikadai.

"Tidak, sudahlah, taruh dulu tasmu." Ucap Shikamaru. Shikadai pun mengangguk.

"Merepotkan.." Batin Shikadai.

"Makan malam sudah siap, Shikadai, Shikamaru!" Panggil Kiba.

"Haik Ibu!" Ucap ayah dan anak bersama.

"Akamaru, Akemaru!" Kiba memanggil anjing anjing kesayangannya untuk makan juga tentunya.

"Itadakimasu~" Mereka pun makan malam bersama, kini Shikadai melihat ayah dan ibunya tidak secanggung kemarin, bahkan tadi pagi. Semua kembali normal.

"Huh merepotkan ya.. Kalian.." Batin Shikadai dan ia sedikit terkekeh.

"Shikadai? Kenapa?" Tanya Kiba.

"Tidak bu, makanannya enak." Ucap Shikadai dengan senyumnya.

"Syukurlah."



.
.
.
.
.
.
.
.

Yaa begitulah akhir dari konflik keluarga Shikadai. Minusnya bapak bapak Konoha sebagai suami macem macem ya woi:')
Dari Naruto yang.. ya.. begitu ente tau kan😅Kakashi yang demen nge flirt dimana aja, Sai yang ga peka, Lee yang semangatnya berapi api sampe kadang suka overact/overprotective, trs Shikamaru yang cuek tsundere sm bininya. Mottonya mungkin stay on character ya bang. Jadii, chapt ini sampe sini dulu ya, see you on the next chapt, sayonara minnaa!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Next GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang