Chapter 13

6.3K 177 1
                                    

Tekan bintang sebelum membaca, jangan lupa tinggalin jejak😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tekan bintang sebelum membaca, jangan lupa tinggalin jejak😁

***

Sania POV

Aku sama sekali tak menduga mas Arez akan pergi ke kafe ini, oleh karenanya aku terus mengejar mas Arez demi meluruskan semua pikiran negatif laki-laki itu tentang aku dan Yuda.

Langkahku berhenti saat mas Arez sudah menyebrang jalan. Aku tertinggal lagi. Mas Arez lebih dulu sampai ke seberang sementara aku berhenti karena jalanan kembali padat oleh lalu lalang kendaraan.

"Mas Arez tunggu!" teriakku memanggil berharap dia merespon. Namun nihil, mas Arez sepertinya tak mendengar.

Akhirnya kuputuskan menyebrang sebelum mas Arez semakin jauh.

Namun, sesaat setelah berhasil menyebrang sampai ke tepi jalan, aku tiba-tiba tersandung kakiku sendiri hingga terjatuh dan lututku membentur trotoar.

Bugh.

Rasanya perih kala lututku dan benda keras tersebut bergesekan.

"Sania!" Kudengar suara mas Arez semakin mendekat. Ketika mendongak, kudapati laki-laki berkemeja abu itu telah di hadapan menatapku sengit.

"Dasar bodoh! Kau mau mencelakakan diri? Nggak perlu mengejarku sampai menerobos jalan!" sarkasnya. Aku tertunduk menahan air mata.

"Aku cuman mau minta maaf, Mas," lirihku, "Apa yang mas lihat tadi nggak seperti yang Mas pikirkan. Aku sama mas Yuda-"

"Apa peduliku hah?" tanya mas Arez membuat hatiku semakin teriris. "Itu hakmu bertemu dengan laki-laki manapun."

Aku tau dia tak sedikitpun mencintaiku. Mungkin pula, kebersamaanku dengan Yuda tak masalah baginya.

Akan tetapi, sebagai seorang istri aku punya tanggung jawab dan rasa bersalah. Aku telah melewati batasanku dengan laki-laki lain padahal kami sudah menikah.

"Aku minta maaf. Aku harap Mas nggak berpikir aku sedang selingkuh," ucapku sekali lagi.

Respon Mas Arez membuang wajah acuh.

"Bangun dan ikut aku ke mobil sekarang!"

***

Author POV.

"Masuk!" perintah Arez pada Sania.

Sania menurut memasuki mobil tertatih-tatih, sembari menahan perih di lututnya. Rok putih semata kaki yang perempuan itu pakai kini terdapat bercak merah.

Arez ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Ia menatap Sania-diam-diam perempuan itu meneteskan air mata namun cepat-cepat menyekanya saat netra mereka bertemu.

"Cengeng. Aku bosan melihatmu menangis," ucap Arez, melempar P3K yang dia ambil dari laci mobil. "Obati lukamu sebelum darahnya kering."

"Mas marah?" tanya Sania seraya membersihkan lukanya menggunakan alkohol.

Aku Hanya Ingin Menikahi KembaranmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang