10

2K 109 1
                                    

#Perawat_Cantik_Untuk_Pria_Gangguan_Jiwa
#PART10 (First Kiss)

+21

CUP

Mata Afifah membulat sempurna, bagaikan tenggelam di lumpur hisap, serba salah. Bahkan bernafas pun tidak bisa. Gadis itu membeku seakan hilang kesadaran, nafasnya tercekat, seakan hidupnya akan berakhir.

"Ak- Af ... Afifah ... Maaf," ujar Rian dengan menunduk. Terlihat pipi pria itu sudah merona, jantungnya berdekatan tidak normal. Ada rasa aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya, tapi ia tak mengerti itu apa.

Rian beranjak, berlari ke arah ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal. Pria itu menarik surai hitamnya frustasi, memukul dadanya yang terasa sesak.

Afifah, jangan tanya gadis itu sedang apa. Ia sedang memegang sudut bibirnya yang tersentuh di bibir pria itu. Ingin rasanya ia menjerit, memutilasi orang yang sudah membuat bibirnya tak suci lagi. Namun semua sirna, saat ia terfikir oleh kejiwaan Rian yang tidak normal. Gadis itu menggepal'kan tangannya kuat, menyalurkan semua amarahnya.

'Apa aku seorang gadis murahan? Yang disentuh pun aku tidak marah. Ya Tuhan, cobaan apa ini. Kau menguji, atau menyiksa. Apa aku harus pergi dari sini? Tapi ... Ibu, bahkan menghubunginya aku tidak bisa.' benak Afifah bermonolog. Gadis itu terhenyak, bulir bening jatuh dari pelupuk matanya. Naas, gadis yang selalu mendapat hinaan, gunjingan dari tetangga. "Gembel, tapi bisa kuliah. Dapat uang dari mana? Pasti jual diri." Semurahan itukah ia?

Sepersekian detik mendekati menit, Rian tak merasakan tanda-tanda keberadaan seseorang. Pria itu teringat dengan pria misterius yang membwa pedang, dia pasti akan kembali. Fikirnya.

Pria itu menyibak selimut yang menutupi wajahnya, di mana Afifah. Gadis itu kemana? Rian beranjak, merutuki dirinya, yang menurutnya sudah membuat Afifah marah. Ia menjambak rambutnya kuat, menyalahkan dirinya.

Cklek. Pintu kamar mandi terbuka, menampakkan wajah datar Afifah, dengan mata sembabnya. Sesaat, pandangan mereka bertemu, dan dengan cepat Afifah berpaling. Membuat Rian kembali menunduk.

"Maaf ... aku tidak sengaja melakukannya. Aku tidak tahu, Kenapa jantungku berdetak cepat. Aku seperti didorong untuk melakukannya. Dadaku sesak saat aku menahannya. Maaf," jelas Rian dengan suara bergetar. Sudah jelas jika pria itu sedang menangis. Hati kecil Afifah meronta-ronta karena iba, melihat tingkah polos tuan mudanya.

Gadis itu mengerti, pasti hormon pria itu naik. Dan yang ia ketahui, jika hormon seorang pria naik maka ia pasti akan hilang kendali. Ah, sudahlah. Afifah akan berkidig negeri karena memikirkannya.

"Aku memaafkanmu, tapi jangan lakukan itu lagi. Jika kau melakukannya, aku akan pergi," ancam Afifah, membuat pria itu mendongak. Ia menggeleng cepat. "Jangan pergi," lirihnya.

"Ini sudah sangat larut, Tidurlah."

...

Di tempat lain, seorang pria menggepal'kan tangannya kuat. Wajahnya memerah menahan amarah.

"Rian...! Kau selalu mengambil apa yang aku mau! Kau akan ku singkirkan dengan tanganku sendiri!" desis pria itu.

...

Sinar matahari mengusik tidur nyenyak Afifah, gadis itu menggeliat. Sangat imut.
Matanya terbuka sempurna saat mendengar suara kikikan kecil seseorang.

"Good morning ... Baby," ujar seorang pria dengan tersenyum manis. Wajahnya tepat berada di atas wajah Afifah, hanya berjarak beberapa mil.

BERSAMBUNG 😚

I'm Yours BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang