1

7.2K 345 5
                                    


Pernahkah kalian membayangkan, hidup bersama pria yang kejiwaannya terganggu. Merawatnya, menenangkannya disaat ia marah dan memeluknya disaat ia menangis. Pria yang bahkan makan pun harus disuapi, yang mandinya pun harus dimandikan. Tapi peranmu hanya sebatas Perawat.

Itulah Afifah, Afifah Annurahmi. Gadis berusia 20 tahun, yang harus putus kuliah karena membiayai pengobatan ibunya yang sedang sakit. Ia harus merawat pria gangguan jiwa. Satrian Armana, pria berusia 27 tahun yang mengidab penyakit gangguan jiwa sejak lahir. Rian sudah pernah dinyatakan sembuh, tetapi belum sepenuhnya. Karena orang tuanya terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk merawat putra mereka, Rian diberi'kan rumah sendiri, rumah yang begitu luas dan megah, dikelilingi bodyguard sebagai penjaga di sekeliling rumah.

Disinilah tempat Afifah berjuang, berjuang merawat Rian. Ia harus siap dengan konsekwensinya, ia tidak bisa memberhentikan diri sampai masa kontrak kerja selesai.

***

"Argh... Lepaskan Aku! Lepaskan!" Rian memberontak, ia berteriak histeris saat beberapa bodyguard menahan pergelangan tangannya agar tidak mengamuk.

Afifah yang baru memasuki rumah Rian, tercekat saat mendengar teriakan dari lantai atas rumah Rian.

"Cepat naik, tuan Rian sedang mengamuk. Kau harus menenangkannya," ucap bodyguard yang mengantarkan Afifah.

"B- baik." Afifah melangkah menaiki anak tangga, dengan mulut yang tak henti-hentinya merapalkan do'a.

'Ya Allah... Lindungilah aku, hamba mohon."

"Pergi! Jangan ganggu aku. Lepas'kan!" Afifah yang baru memasuki kamar majikannya itu tertegun, melihat betapa hancurnya kamar itu.

"Tuan... Tuan tolong tenanglah," ujar Afifah, ia mendekati ranjang Rian. Beberapa bodyguard yang menahan Rian, langsung melepas pria itu, dan meninggalkan Afifah bersama Rian di kamar itu.

"Mau apa kamu, kamu pasti orang jahat. Pergi dari kamarku!" Rian melemparkan Vas bunga yang berada di atas nakas kearah Afifah. Untung saja gadis itu cepat menghindar.

"Hey... Tolong tenang, Aku kesini untuk menemani mu, kita akan bermain dan bersenang-senang bersama." Afifah tersenyum tulus kepada Rian, senyum yang hangat. Rian terdiam, wajah tanpa ekspresi. "Apa boleh?" tanya Afifah, kembali bersuara. Namun tak diindahkan oleh sang empu.

Afifah menghembuskan nafas berat. Perlahan ia mendekati Rian yang berada di atas tempat tidur, dengan posisi duduk. Diraihnya selimut yang berada di bawah ranjan dan menyelimuti setengah tubuh pria tampan itu.

'Ya Allah. Kuat'kan hatiku dan kuat'kan imanku,'

"Tetaplah di sini. Jangan pergi," pinta Rian dengan memegang erat lengan Afifah.

Afifah menatap manik mata tosca milik Rian, mata yang tajam dan memiliki sirat kesedihan di sana.

"Jangan pergi...."

I'm Yours BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang