__
Hari ini adalah Senin, hari yang sering kali dihindari oleh para murid karena identik dengan rasa malas untuk kembali ke sekolah.
We all hate Monday morning. Namun, berbeda dengan anak bungsu keluarga Athena Abigail, Kalista. Alih-alih bermalas-malasan, ia sudah bangun dan bersiap sejak pukul lima pagi.
Kalista dengan tenang mengoleskan sunscreen di wajahnya, lalu menepuk-nepuk kulitnya dengan lembut hingga meresap.
Ia menatap wajahnya di cermin, tersenyum puas, lalu melanjutkan dengan lipstik berwarna lembut yang menambah kecantikan alami wajahnya.
Suara ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya. Dengan sigap, ia mengambil tasnya dan berlari ke pintu kamar. Saat membukanya, ia mendapati kakaknya berdiri di sana, menatapnya dengan senyum manis yang selalu menenangkan.
Tanpa ragu, sang kakak merangkul Kalista, dan mereka berdua turun bersama menuju ruang makan untuk sarapan.
"Kakak pakai mobil, ya. Kakak ada kelas pagi hari ini." Ujar sang kakak, meminta pengertian. Kalista berpikir sejenak, lalu mengangguk setuju.
Jam menunjukkan pukul 5:20 ketika Kalista dan keluarganya mulai menyantap sarapan. Suasana hangat dan nyaman menyelimuti meja makan mereka.
"Kalista, uang sakunya cukup?" Tanya sang ayah sambil menyuapkan makanan ke mulutnya, penuh perhatian.
"Selalu cukup, Pa. Tidak mungkin tidak cukup." Jawab Kalista dengan senyum cerah. Setelah sarapan selesai, Kalista memilih duduk di sofa, menikmati acara televisi.
Ia masih punya waktu luang sebelum harus berangkat, sementara kedua kakaknya dan orang tuanya sudah berangkat lebih dulu, menyisakan rumah yang sepi.Ia memilih untuk ikut bus hari ini, karena mobilnya di bawa oleh sang kakak.
Baru saja ia mematikan tv nya, suara petir terdengar dan tiba tiba hujan turun dengan lebat, membasahi bumi dengan tiba tiba.
"Perasaan tadi cerah deh! Terus sekarang aku bakal ikut siapa!!" Ucap Kalista dengan kesal, ia takut telat.
Ia membuka ponselnya dan mencari nomor seseorang, saat ketemu ia langsung menelepon orang itu.
On call
"Woy! Laren. Jemput aku!" -Me
"Ha? Aku udah di sekolah bareng Megan ma Nazel" -Laren
You ended the call
Tanpa menunggu jawaban Laren, ia langsung mematikan nya tapi di benaknya langsung kepikiran untuk menelepon Aurora.
Ia mencari nomor yang baru saja ia tambahkan dan memencet tombol telepon.
Hingga beberapa detik tidak ada yang menjawab hingga ia memutuskan untuk men chat Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMBOK DI ANTARA KITA(FUTA)[OnGoing]
Teen Fiction-BIJAKLAH DALAM MEMBACA- Cerita ini bukan pure gxg tapi cerita ini mengandung unsur futanari yang cukup jelas. Cerita ini juga menggunakan bahasa yang non baku dan memiliki beberapa kata yang cukup vulgar dan kasar. Cerita ini benar benar murni dari...