Wajah sendu dan kedua mata yang sayu menghiasi pagi Glowry. Melangkah lesu menyusuri jalan setapak. Embun yang menempel di daun dan menutupi bagian atas rumput menemani setiap jengkal kaki menapak. Senyum tipis tersungging ketika menghirup udara pagi hidden side. Tempat yang tidak pernah berubah sepanjang masa baginya.
“Apa kau tidak sehat? Lebih baik kau pulang,” ucap Cody yang datang tiba-tiba menyamakan langkah kaki dengan Glowry. Tanpa menoleh ke arah Glowry dan kedua tangan yang diselipkan pada saku hoodie.
Menoleh ke samping cepat dengan alis terangkat tapi hanya sekilas, setelahnya kembali mengalihkan pandangan ke depan. Tidak mengurangi kecepatan langkah kaki.“Aku sehat. Hanya tidak cukup tidur saja,” jawab Glowry jujur.
Ia memang tidak tidur satu malam karena harus menyelesaikan penelitiannya. Kejadian kemarin bukanlah sesuatu yang membuatnya harus bersedih. Nyatanya ia terbiasa dan menganggap gangguan beberapa tahun terakhir.“Kakek menyuruhmu membuat sebuah vaksin?” tebak Cody.
“Kau benar,” akui Glowry dengan nada lesu dan kepala menunduk.
Cody menoleh ke samping dengan menundukkan kepala karena tinggi mereka tidak sama. Tersenyum sangat tampan. Merangkul pundak Glowry agar mereka lebih dekat.“Ikut aku!” serunya sambil membimbing langkah Glowry agar lebih cepat.
Langkah sempoyongan itu melangkah sedikit berlari karena paksaan dari Cody. Keduanya berjalan tergesa. Hari masih sangat pagi dan belum banyak yang datang ke kampus. Hal yang paling istimewa di kampung milik hidden side ialah jika mahasiswa atau mahasiswi malas datang ke kelas, mereka bisa belajar lewat online bagi yang tinggal di luar asrama.
Mereka berjalan ke lorong sepi mengarah pada taman yang terdapat kolam teratai. Glowry tidak ingin bertanya apapun, ia hanya mengikuti tarikan Cody yang kini menggenggam erat pergelangan tangannya. Sampailah mereka pada gudang belakang yang digunakan untuk menyimpan hasil panen buah-buahan milik hidden side. Menghampiri deretan lori tanpa penutup atas. Menaiki salah satu lori itu yang hanya muat dua orang saja. Kedua mata Glowry melebar karena ia belum tahu tentang ini. Lori itu berjalan naik menembus kabut yang masih menyelimuti seluruh area hidden side.“Berpegangan erat dan tutup kedua matamu, Lalu hirup udara sebanyak mungkin!” Titah Cody yang berada di belakang Glowry sambil mengemudikan lori itu.
Glowry mengikuti apa yang Cody serukan. Desir angin pagi yang dingin menyapa, kicauan burung-burung kecil terdengar oleh kedua telinga. Tenang, nyaman dan menyejukkan. Perlahan ia membuka kembali kedua mata indah miliknya. Melengkungkan bibir ke atas lalu memutar kepala ke belakang dengan senyum yang tak memudar.“Aku suka!” seru Glowry antusias penuh semangat. Mengalihkan tatapan ke depan kembali dan mengulangi lagi.
Di belakang Cody tersenyum bahagia. Kedua bola mata menatap Glowry dengan penuh arti. Terlintas ingin menjalin hubungan lebih dekat tapi ia sadar diri jika hal itu tentu sangat sulit. Takdir sang kuasa memang memungkinkan segala hal yang tidak mungkin, tapi orang yang berada di sekeliking Glowry yang mengurungkan niatnya. Lagi pula ia tidak tahu bagaimana hati wanita di depannya kepada dirinya. Lama mengamati sisi belakang Glowry, tanpa sadar mereka telah sampai.
Membuka pintu dan keluar dari lori. Cody menarik pergelangan Glowry dan membawanya berjalan ke jembatan kayu yang menggantung panjang. Jembatan itu terlihat sangat kokoh dan terawat. Di sepanjang jembatan itu terlilit lampu-lampu kecil di bagian pegangan pembatas. Di setiap pohon besar yang dilintasi juga terdapat lampu besar sebagai penerangan utama.
“Apa ada villa disini?” celetuk Glowry yang menatap kagum disetiap langkah.
“Ya. Hanya ada satu,” jawab Cody dengan senyum.
Sejenak Glowry terpaku oleh ketampanan Cody. Ia akui jika Cody tidak kalah tampan dengan sepupu yang lain. 90% Cody mewarisi wajah ayahnya Migael, hanya warna mata saja yang mewarisi ibunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/321184253-288-k294575.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Take your heart (Auston Series 4 Adult Romance)
Romancearea khusus 21+ setelah perjuangan panjang Glowry untuk menyatukan keluarga,kini di usia 19 tahun ia harus kembali bertarung dengan dunia baru yang melibatkan hati. jatuh pada tempat yang rumit. "Harus dengan cara ini agar kau terus terikat denganku...