Wedding

31 2 2
                                    

Hari bahagia keluarga ternama itu telah tiba. Malam ini adalah malam terakhir kedua calon pengantin itu melajang. Bisa dibayangkan semegah apa pernikahan mereka, semua keluarga turun tangan langsung mengatur jalannya acara.

“Rone, lihatlah! Aku berbesan dengan saudara keparatmu. Diatas sana, kau pasti menertawaiku bukan?” ucap Agride di depan bingkai besar berisi lima gambar pria gagah dan berwibawa memakai pakaian formal.

“Rone, kau juga tahu jika bajingan ini lebih keparat dariku. Dan besok, kami resmi menjadi besan terkeparat.” Timpal Diego juga.

“Hey! Aku tidak seburuk yang kau ucapkan,” desis Agride tajam menatap Diego dari samping.

Di sofa belakang mereka ada Neilh dan Migael duduk. Menghadap dinding yang tertempel bingkai besar itu dengan menyaksikan perdebatan kedua saudara. Mereka berada di ruang khusus yang dulu menjadi tempat berkumpul. Geram dengan perdebatan tidak penting mereka, lantas Neilh dan Migael melepas salah satu sepatu mereka dan melempar ke arah kedua pria tepat pada punggungnya.

“Hey!” seru Diego dan Agride serempak sambil menunjuk kedua pria yang duduk di sofa.

“Dia hanya akan mendengar kabar bahagia, bukan kebrengsekkan masa lalu kalian!” sambar Migael cepat.
Mereka pun serentak menjatuhkan bahu lemas lalu memutar tubuh kembali menatap bingkai foto.

“Anak kami akan menikah, besok.” Tutur Agride sambil menunduk.
Satu butir bening jatuh membentur lantai. Menutup kedua mata dengan ibu jari dan telunjuk untuk menutupi bahwa dirinya menangis. Waktu memang telah berlalu sangat lama. Dirinya dan Rone tumbuh bersama, dimana saat itu hanya mengandalkan prestasi dan atas belas kasihan dari ayah Neilh. Berbagi segala hal hingga menjadi pria terpandang. Pencapaian yang luar biasa sampai menghasilkan trilliunan dollar kini hanya dirinya sendiri yang bisa melihat aliran kekayaan itu. Impian perut buncit dan rambut putih bermain golf bersama hanya angan.

“Kita memiliki banyak hal indah bersamanya. Dan, aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini. Kalian lebih banyak menghabiskan waktu bersama, tentu masih sulit untuk menerima ketidakadaannya dia di hari bahagia ini,” ucap Neilh merangkul bahu sahabatnya sambil menatap bingkai foto. Kedua mata pun terus meluruhkan cairan bening.
Tak bisa membendung rasa sesak, Agride memecahkan tangis di ruangan itu. Migael yang telah berdiri diantara mereka pun ikut menangis.

Ruangan lain...

Dalam ruangan luas yang ada di mansion, lebih tepatnya kamar pribadi milik Glowry. Kamar itu seketika berantakkan karena ulah Nefala dan Drixy yang mendatangi kamar Glowry setelah makan malam dengan dua kotak kue yang sangat besar. Sepasang kue berbentuk alat kelamin itu terpampang di atas meja kaca dekat balkon. Ide siapa jika bukan Nefala. Setelah melakukan hal gila, kini mereka bertiga duduk di tengah ranjang mamandang lurus ke arah meja kaca yang berisi kue aneh itu.

“Bagaimana perasaanmu Glow?” celetuk Drixy.

“Gugup sekali,” jawab Glowry apa adanya.

“Aku bahagia kau akan menikah besok,” ucap Nefala sambil memeluk saudaranya. Mimik wajahnya terlihat akan menangis.

Mengusap lengan yang melingkar di dada,  “Statusku saja yang akan berubah,” ucap Glowry lembut.
Melepaskan rangkulan dan mendesah,

“lagi pula, jika Lio mengekangmu akan ku patahkan lehernya,” ucap Nefala dengan menggerakkan tangan sebagaimana ia mematahkan sesuatu. Pecah tawa ketiga wanita itu.

Beberapa menit setelah tawa mereka reda, Drixy mengangkat kue berbentuk batang pria sedangkan Nefala menyambar ponsel untuk mengabadikan gambar. Bisa dikatakan ini pesta lajang yang mereka buat secara pribadi. Glowry tak menolak, menjulurkan lidah pada kue itu dan jepretan demi jepretan Nefala ambil.

Take your heart (Auston Series 4 Adult Romance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang