.
.
.Hari pertama Hinata berlatih keras dengan Karin di area hutan yang luas. Latihannya sungguh berat, ini bahkan lebih sulit dari yang Hinata bayangkan. Napasnya tersengal-sengal tak beraturan. Kecepatan ia berlari mengalami sedikit peningkatan. Namun ia masih belum bisa menyusul Karin.
Hari keempat Hinata semakin bisa menyesuaikan diri. Semakin teratur dia berlatih, badannya terasa semakin ringan dan enteng. Dia hanya perlu menyatu dengan alam bebas agar ia bisa bergerak lebih gesit.
Karin menyerang Hinata dengan pukulan telak di dadanya tanpa aba-aba, Hinata yang tidak menduganya terhuyung ke belakang. Ia memegang dadanya yang terasa nyeri. "Karin, aku belum siap!"
Karin tidak peduli dengan perkataan Hinata, ia terus memberikan serangan kepada Hinata tanpa memberikan waktu untuk berpikir. Hinata kewalahan menahan serangan Karin yang berhasil menghantam tubuhnya berkali-kali.
Terakhir tendangan telapak kaki Karin diayunkan tepat ke area perut Hinata. Sehingga membuat tubuh Hinata jatuh terjengkang. Hinata terlentang di atas rerumputan. Rasanya badannya menjadi pegal-pegal. Masih dalam keadaan terlentang, Hinata meraup udara sebanyak yang ia mampu, ia menetralkan tubuhnya. Hinata mengatur napas yang membuat dadanya bergerak naik turun. Ia memejamkan mata, meresapi suasana alam bebas.
Ia ingin beristirahat untuk sejenak. Keringat sudah membasahi kaos ketat lengan pendek yang ia gunakan, memperlihatkan lekukan tubuhnya yang indah serta dada sekal yang membusung sempurna.
Karin menghampiri Hinata yang sedang memejamkan mata menikmati semilir angin yang berhembus sejuk.
"Hinata, kau baik-baik saja?" Hinata membuka iris amethyst-nya.
Ia melihat Karin sedang mengulurkan tangan untuk membantunya bangun. Ia segera meraihnya, membuat badan Hinata terangkat.
"Aku baik-baik saja. Tapi kau menyerang ku tanpa peringatan, aku kewalahan Karin." Napas Hinata masih belum normal, sesekali terdengar napas ngos-ngosan pertanda ia melakukan perlawanan dengan sekuat tenaga.
"Naruto bilang kau harus melatih gerak refleks mu. Jika Sakura yang menyerang, dia tidak akan pernah memberikan jeda pada serangannya sampai kau tidak bisa berkutik."
Karin harus lebih tegas kepada gadis itu, meskipun sejauh ini Hinata sudah berlatih dengan sungguh-sungguh. Ia mengalami kemajuan pesat yang signifikan.
Desau angin berhembus tajam, Hinata menyadari sesuatu, ia merasa sesuatu menggores lengan atasnya dengan kecepatan yang tidak bisa ditangkap oleh lensa matanya. "Awww." Hinata memegang lengannya yang tergores mengeluarkan darah segar. Karin terperangah, ia memasang sikap waspada dan memperhatikan keadaan sekitar.
Sebuah pisau menancap di tengah pepohonan, bilah pisau itu memiliki jejak kemerahan. Rupanya pisau itu yang menyabet lengan Hinata. Karin menoleh ke arah samping, di sana Naruto berdiri memperhatikan mereka. Karin sadar dia yang melempar pisau ke arah Hinata.
Naruto yang berada di kejauhan 15 meter berlari ke arah mereka dengan kecepatan penuh. Hanya sedetik ia sudah berdiri tepat dihadapan Hinata. Karin takjub dengan kekuatan Alpha itu, pantas saja dirinya tidak menyadari lemparan pisau Naruto.
"Gerakan refleks dirimu untuk menghindari serangan bukan hanya lambat, tapi sangat buruk!" Sergah Naruto kepada Hinata yang masih meringis akibat goresan pisaunya. Naruto dengan sigap meraih lengan Hinata yang tergores, ia menjilati darah Hinata yang terasa manis di lidahnya. Aroma Hinata dari hari ke hari semakin kuat. Setelah luka goresan Hinata menghilang, Naruto mengecup lengan Hinata. Membuat gadis itu merasa merinding.
"Astaga kalian ini!" Seru Karin tidak tahan menjadi saksi bisu kemesraan mereka.
"Pergilah, hari ini Hinata akan berlatih bersamaku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha's Nightmare ✔️
WerewolfDark Fantasy Romance Naruto seorang Alpha berumur seratus tahun dari klan Uzumaki, namun ia belum juga menemukan mate-nya. Setiap malam ia bermimpi buruk. Seorang gadis cantik dengan manik serupa amethyst stone yang ia yakini adalah mate-nya selalu...