Chapter 3

2.4K 345 50
                                    

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

--××°°××--

.

Alpha Naruto menyongsong para pemburu yang menghadangnya. Suara tembakan bergema, dengan gerakan zig-zag gesit dan hampir tak terlihat mata, werewolf yang merupakan wujud dari sang Alpha menghindari peluru perak tanpa kesulitan.

Beberapa pemburu tumbang akibat cakaran ganas Naruto. Pergerakan bak bayangan hitam yang berkelebat, membuat hunters kesulitan. Rasanya, kecepatan seperti ini belum pernah mereka temui sebelumnya selama mereka menghadapi kaum werewolf.

Cipratan darah mengenai dinding menjadikannya seperti lukisan abstrak. Naruto membabi buta, ia dengan mudah menangkap satu pemburu menjadikan manusia itu sebagai tameng peluru yang terus ditembakkan tanpa henti.

Pemburu di tangan Naruto menggelepar bagai ayam yang baru disembelih, lantas meregang nyawa dengan tubuh bersimbah darah akibat banyaknya peluru yang bersarang di tubuhnya. Naruto memegang tubuh si pemburu antara kepala dan pinggangnya dengan kedua tangan lalu menariknya dari sisi yang berlawanan sehingga tubuh pemburu itu terpotong menjadi dua bagian.

Darah segar mengucur membasahi lantai. Kebuasan sang Alpha membuat para pemburu lainnya bergidik ngeri mereka berjalan mundur dengan panik.

Sedang Hamura, Amado, dan Toneri terus memperhatikan dari ruang persembunyiannya dengan keringat dingin yang membasahi pakaian yang mereka kenakan. Hunters dibuat kalang kabut oleh penyerangan werewolf kuat yang tak pernah mereka kira akan menyusup ke dalam markas.

Werewolf Naruto menggeram dan mengaung, suaranya memekakkan telinga seakan membuat dinding bergetar. Sebenarnya Naruto bisa lolos dan pergi dengan mudah, namun ia tidak bisa meninggalkan tempat itu sebelum membuat kekacauan. Lebih-lebih ia marah dengan perbuatan para pemburu yang sudah menyekap dan menyakiti mate-nya. Maka ia akan mengamuk sesuka hati.

Para pemburu tak bisa berkutik, mereka kurang persiapan. Senapan dengan peluru perak sudah hampir habis ditembakkan namun, tidak ada yang tepat sasaran atau setidaknya menggores manusia serigala buas itu.
Posisi hunters menjadi tercerai berai, mereka sulit untuk bekerja sama.

Tiba-tiba dari arah belakang seseorang memanah tepat ke arah Hinata, namun gerakan refleks Naruto berhasil menghindarinya, panah perak itu melewati rambut indigo Hinata yang berkibar karena gerakan menghindar Naruto.

Di belakang sana Hamura sedang memegang busur panah, Toneri yang berada di sampingnya mengarahkan senapan mesin yang bisa mengeluarkan puluhan peluru perak dalam sekali tembak. Naruto memahami dengan cepat bahwa mereka merupakan atasan hunters.

Alpha's Nightmare ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang