5. Your Fears

599 92 19
                                    

Belum sempat Junhui merespon, Wonwoo tiba-tiba bangkit berdiri seraya memasukkan ponsel ke dalam saku celana.

"Selamat istirahat, semoga tidurmu nyenyak." Ucap sang pria berkaca mata disertai seulas senyuman yang menyiratkan ketulusan.

Junhui sebisa mungkin tetap menunjukkan sikap dingin; ia tidak sedikitpun membiarkan dirinya tampak seperti pria murahan yang mudah diluluhkan ucapan manis dari seseorang --apalagi yang baru dikenal.

"Pergilah."

"Okay."

"Dan jangan pernah ke sini lagi."

"Kenapa?"

"Pokoknya aku tidak mau bertemu denganmu lagi!" Pekik Junhui sambil bergeser ke belakang tubuh Wonwoo demi bisa mendorong punggung pria itu ke arah pintu.

Sialnya, entah karena kondisi fisik Junhui yang sedang lemah atau memang tubuh Wonwoo yang begitu kuat, upaya Junhui pun berakhir dengan kesia-siaan.

"Pergiiii!"

"Okay. Besok aku akan ke sini lagi untuk mengantarmu ke Dokter."

"Tidak boleh! Aku tidak mau bertemu denganmu lagi!"

"Berikan aku alasan logis kenapa kau tidak mau bertemu denganku lagi."

Belum sempat memikirkan jawaban, atensi Junhui malah teralihkan pada ponsel dalam saku celananya yang tiba-tiba bergetar panjang. Ketika melihat nama kontak yang tertera di layar, ia begitu tercengang dan mendadak diserang kepanikan.

Kim Mingyu.

Untuk apa Mingyu meneleponnya malam-malam begini?

Ini mengingatkan Junhui pada saat mereka masih menjadi friends with benefit, di mana Mingyu akan tiba-tiba menelepon untuk menanyakan dimana Junhui berada lalu datang menjemput dan membawanya ke bar, hotel atau apartemennya.

"H-halo?"

"Sedang di mana?"

"Di restoran Papa."

"Untuk apa?"

"Aku sudah setahun kerja di sini."

"Oh. Apa resto belum tutup?"

"Sudah. Baru saja."

"Bagus. Tunggu di sana. Aku akan menjemputmu."

"M-menjemput? Kau mau mengajakku ke mana?"

"Ke bar kesukaanmu. Sudah lama kita tidak ke sana."

Junhui dihantam kekecewaan mendapati dugaannya benar; Mingyu meneleponnya untuk mengajaknya pergi ke bar.

Teringat beberapa tahun lalu, pergi bersama Mingyu menjelang tengah malam hanya memiliki satu arti : besok pagi Junhui akan bangun di pelukan pria itu, dengan hanya selimut yang menutupi.

Brengsek. Padahal Mingyu akan menikah dua hari lagi.

Lantas ... Kenapa Mingyu jahat sekali? Apa ia tidak sadar jika perbuatannya itu hanya akan menyakiti Minghao dan juga Junhui?

"Maaf, tidak bisa. Aku sedang tak enak badan." lirih Junhui meskipun ingin sekali berteriak memaki.

"Baiklah ...." Mingyu terdengar kecewa. "Tapi aku akan tetap ke restoran untuk mengantarkanmu pulang."

"Sebenarnya aku sudah sebulan tinggal di sini, jadi kau tak perlu repot ke sini hanya untuk mengantarkan aku pulang."

"Kau sekarang tinggal di restoran? Kenapa?"

"Uh ...." Junhui gelagapan, merasa ragu untuk menjelaskan.

"Kau bisa menjawabnya setelah kita bertemu 15 menit lagi."

Next to Me [WONHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang