14. The Way I Love You

610 53 75
                                    

Junhui memecah keheningan dengan bercerita perihal semua peristiwa yang menimpanya di masa lalu.

Wonwoo mendengarkan dan sesekali memberikan kecupan di kening Junhui setiap pria manis itu menghirup napas dalam-dalam sebelum mengungkapkan kepedihan yang menyayat hati.

Karena semua cerita itu, Wonwoo sekarang mengetahui semua tentang Junhui; tentang ketakutannya akan dibuang, tentang motif Jihoon yang dulu menerima cinta Mingyu, tentang alasan Junhui membiarkan banyak pria menjamah tubuhnya dan tentang semua yang Mingyu katakan di pertemuan terakhir mereka di restoran.

Dilihat dari cara penuturan Junhui, tidak ada kebencian yang mengikuti.

Junhui membanggakan Jihoon yang kini menjadi sahabat terbaiknya, tidak menyalahkan Mingyu atas kepedihan hidupnya serta tidak menaruh dendam terhadap Jihoon, Mingyu, Jungkook dan Bohyuk meski sudah disakiti sedemikian rupa.

Wonwoo jadi teringat saat awal menyaksikan kedekatan Soonyoung dengan Junhui. Dirinya sampai bertanya, "Jihoon, apa kau tidak cemburu melihat tunanganmu begitu dekat dengan sahabatnya?"

Luar biasanya Jihoon menjawab, "Munafik kalau aku mengaku tidak pernah cemburu. Tapi setelah aku semakin dalam mengenal Junhui, aku malah merasa tidak pantas untuk cemburu padanya lagi. Orang setulus dia memang sangat layak untuk diperlakukan dengan istimewa oleh orang-orang sekitarnya. Yang penting aku tahu, Soonyoung mencintaiku dan Junhui sangat menghormatiku."

Sekarang Wonwoo menyadari hahwa apa yang dikatakan Jihoon terkait Junhui memang benar adanya demikian.

Itu semakin menguatkan keyakinan Wonwoo bahwa orang yang disukainya merupakan sosok yang sangat baik luar dan dalam.

Wen Junhui sungguh menakjubkan, sosok sempurna untuk dipeluk saat menapaki masa depan.

"Dari tadi aku bercerita, kesannya aku orang yang baik sekali, ya? Tapi aslinya tidak, kok. Aku pernah jahat juga. Aku pernah menyakiti mantanku. Waktu itu aku tak bisa membalas cintanya karena aku masih mencintai Mingyu. Padahal mantanku itu baik sekali ...."

Kesedihan tersorot jelas dari tatapan Junhui selagi tangannya membelai wajah Wonwoo.

"Kau mengingatkanku padanya, Wonwoo ... Itu sebabnya aku sempat menolak saat kau awal-awal mendekatiku. Aku tak mau kau menjadi korbanku selanjutnya. Aku takut menyakitimu ...."

Wonwoo tersenyum, meraih tangan Junhui yang masih membelai wajahnya lalu mencium punggung tangannya.

"Sekarang kau tak perlu menakutkan apapun. Aku takkan pernah membuangmu dan aku percaya kau takkan pernah menyakitiku." Wonwoo menautkan tangan mereka dan kembali mencium punggung tangan pujaan hatinya. "Jun-ah ... bersamaku, semua ketakutanmu takkan pernah menjadi kenyataan."

"Bagaimana kalau akhirnya aku tetap mencintai Mingyu?"

Wonwoo ingin sekali menguntai kata demi meyakinkan Junhui bahwa hubungan mereka akan baik-baik saja selama Junhui tidak memupuk apapun bentuk ketakutan yang bersarang di hatinya.

Tapi di momen ini Wonwoo tahu, dibanding kalimat yang indah, yang perlu diucapkannya adalah kalimat penghibur supaya Junhui bisa teralihkan sejenak dari ketakutan serta kesedihannya.

"Kalau nantinya kau tetap mencintai Mingyu, aku akan membuatmu melahirkan banyak anak supaya kau sibuk mengurus mereka sampai kau tak punya waktu sedikitpun untuk memikirkan dia."

"Aaaaaa!"

Sesuai dugaan, sebuah bantal pun mendarat keras di wajah Wonwoo di detik berikutnya.

Wonwoo tertawa sementara Junhui mengomel dalam bahasa Mandarin yang entah artinya apa.

Next to Me [WONHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang