7. Possessive

642 75 4
                                    

Sebenarnya ada alasan tersembunyi di balik sikap Junhui yang membanggakan Wonwoo di depan kedua orang tuanya: yaitu supaya orang tuanya berhenti menanyakan atau membahas tentang Kim Mingyu.

Dan terlepas dari kenyataan masih sedemikian terjalnya jalan untuk melabuhkan hati pada Wonwoo, Junhui mampu merasakan setitik kebahagiaan atas hadirnya sosok pria baik hati itu.

"Tak usah ke sini, biar aku saja yang ke parkiran."

Junhui yang sejak tadi memejamkan mata (pura-pura tidur) lekas membuka matanya sedikit, melirik ke arah Wonwoo yang tengah berjalan menuju pintu sambil menempelkan ponsel di telinga.

"Iya, aku ke sana sekarang."

Wonwoo memasukkan ponselnya pada saku celana lalu membuka pintu, hendak ke luar.

"Mau ke mana?" Junhui refleks bertanya, padahal tadi ia dengar sendiri bahwa Wonwoo akan pergi ke parkiran.

Entahlah! Rasanya tidak rela ditinggalkan Wonwoo begitu saja.

"Oh? Kau sudah bangun?"

"Jawab aku! Kau mau ke mana?"

"Bertemu soulmate."

Junhui menarik napas dramatis, matanya memerah berkaca-kaca. Maksudnya apa? Bukankah baru beberapa puluh menit yang lalu pria itu mengutarakan niat serius kepadanya?

Tiba-tiba Wonwoo tertawa, menghampirinya lalu mendaratkan kecupan singkat di keningnya.

Belum sempat Junhui memaki, Wonwoo bicara mendahului. "Jangan cemburu. Soulmate yang kumaksud adalah Adikku."

"Iiii! Siapa yang cemburu?!"

"Dirimu."

"Aku tidak cemburu!"

"Jujur atau aku cium bibirmu?"

Mata Junhui membulat sempurna sebelum tangannya yang tidak diinfus mendorong kuat wajah si pria tampan di hadapannya.

"Peeerrrrgiiiiii!"

"Hm, minta dicium rupanya."

"Iiiih pergiiiii!"

Wonwoo terkekeh pelan melihat reaksi Junhui yang berlebihan tapi sangat menggemaskan.

"Oke." Ia lantas melambaikan tangan sembari berjalan menuju pintu. "Jangan rindu."

"Tidak sudi!" Pekik Junhui kesal, sambil memunggungi pria itu.

Setelah mendengar pintu dibuka serta ditutup, Junhui pun kembali memposisikan diri berbaring telentang, memejamkan mata dan berusaha untuk terlelap.

Tiba-tiba kilasan pertemuannya dengan Mingyu semalam berkelebat dalam ingatan, menyebabkan Junhui menghela napas panjang.

Mingyu benar-benar masih mencintainya. Mereka saling mencintai selama ini. Dan Mingyu pernah berniat melamarnya sebelum terhasut oleh ucapan teman-temannya.

Waktu Junhui remaja, ia tak pernah mengira akan disakiti oleh pria yang hadir di hidupnya sampai sedemikian rupa.

Ternyata, kisah cinta yang sesungguhnya tidak semanis banyak cerita genre romance yang pernah ia baca.

Tapi selain disakiti, Junhui juga teringat bahwa dirinya pernah menyakiti. Dan rasa bersalahnya masih melekat sampai detik ini.

Tunggu-- bukankah saat reuni di restoran beberapa hari lalu, Kun bilang Yanan sudah menyelesaikan pendidikannya di Australia dan berencana untuk bekerja di Korea? Kun juga bilang, Yanan sempat menanyakan di mana Junhui tinggal sekarang.

Lalu, kalau Yanan tiba-tiba datang menemui, Junhui harus bagaimana? Jujur, Junhui malu jika harus bertemu sang mantan yang sudah ia sakiti.

Tapi semoga saja Yanan datang ditemani Kun dan Ten, jadi Junhui takkan merasa malu dan canggung bila nanti bertemu dengannya.

Next to Me [WONHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang