11. Ghost From Your Past

709 68 28
                                    

Wonwoo terbangun kala wajahnya terasa ada yang mendorong. Sejenak mengumpulkan kesadaran, ia pun melihat Junhui, di depannya, sedang menatapnya tajam dengan bibir yang mengerucut, pipi yang digembungkan dan rambut acak-acakan.

Tunggu-- Wonwoo tak siap melihat pemandangan menggemaskan sepagi ini.

"Sudah kubilang jangan ada cuddle! Terus kenapa kau berani-beraninya tetap memelukku?!"

Pekikan nyaring Junhui merasuki telinga Wonwoo, sehingga otak Wonwoo menyadari penuh situasi yang tengah terjadi.

Dirinya sedang mendekap tubuh Junhui.

Padahal sebelum tidur, dirinya yang dipeluk bukan yang memeluk.

Lucunya Junhui tak kunjung melepaskan diri. Jadi sepertinya si galak ini aslinya menikmati, tapi gengsi saja bila harus mengakui.

"Sebentar." Ucap Wonwoo sembari mengeratkan dekapan, sehingga wajah Junhui terbenam di dada bidangnya.

"Iiiiih!" Junhui bergerak-gerak sedikit sebelum akhirnya berdiam diri, anteng mendengarkan debaran jantung pria yang sudah menemaninya tidur tadi malam.

"Berdasarkan letak di mana kau bangun, mungkin tidak, semalam aku sengaja menyeret tubuhmu ke sebelah sini supaya aku bisa memelukmu?"

Kepala Junhui mendongak lalu menoleh ke belakang, lalu terbenam lagi pada dada bidang Wonwoo.

Sepertinya si galak malu menyadari dirinya terbangun di space milik Wonwoo, bukan di space miliknya sendiri.

"Pokoknya kau tetap salah! Harusnya kau tidak pernah memelukku kalau sedang di kasur!"

"Iya, iya. Aku salah. Aku minta maaf." Ucap Wonwoo sambil setengah mati menahan tawa.

"Awas kalau nanti malam memelukku lagi!"

"Iya." Lantas Wonwoo mendaratkan ciuman singkat di kepala pria galak yang tengah ia dekap. "Selamat pagi, Moon Junhui."

"Uhh! Selamat pagi juga!"

"Semalam tidurmu nyenyak?"

"Iya! Nyenyak!"

Tawa Wonwoo kali ini lolos, tak dapat ditahan lagi. Ia terhibur dengan tingkah Junhui yang sedang marah tapi masih terus bersedia meresponnya.

"Kenapa bangun tidur sudah bad mood? Memangnya semalam mimpi apa? Silakan cerita, aku ingin dengar."

"Uhh ...."

Wonwoo tersenyum lebar kala Junhui membalas pelukannya.

"... Aku tidak ingat semalam mimpi apa. Tapi kenapa rasanya kesal sekali ...."

Wonwoo yang semalam mendengar Junhui mengigau tentang Mingyu, kini merasa bersyukur Junhui tidak ingat telah memimpikan pria itu. Kalau ingat, mungkin suasana hati Junhui akan lebih berantakan pagi ini.

"Apapun mimpinya, itu hanya mimpi, bukan realita yang terjadi. Jadi, sebaiknya jangan biarkan mimpi itu mengendalikan suasana hatimu hari ini."

Junhui sempat diam sejenak sebelum kepalanya mengangguk pelan berkali-kali.

Lantas keheningan datang menyelimuti. Menenangkan. Rasanya tak ingin kebersamaan pagi ini diakhiri.

Sayangnya Junhui harus segera memulai aktivitas. Maka ia pun melepaskan pelukan mereka lalu duduk bersimpuh, meletakkan punggung tangan di kening Wonwoo untuk mengecek suhu tubuhnya.

"Tidak panas tapi hangat." Gumamnya sembari memerhatikan raut wajah Wonwoo yang tampak sumringah, tidak menampakkan ketidaknyamanan. "Apa sakit kepalamu masih ada?"

Next to Me [WONHUI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang